Bojonegoro Akan Gelar Pasar Murah di Musim Paceklik

Plt Kepala Dinas Perdagangan Agus Hariana.

SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho

Bojonegoro – Musim kemarau di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, datang lebih cepat dari prediksi. Masyarakat khususnya di pinggiran hutan terancam gagal panen, karena tanaman mereka mulai kesulitan mendapat air. Akibatnya masyarakat akan sulit memenuhui kebutuhan sehari-hari.

Fenomena ini menjadi perhatian serius Dinas Perdagangan Bojonegoro. Lembaga plat merah itu akan menggelar pasar murah yang difokuskan di daerah pinggiran hutan.

“Biasanya kalau gagal panen akan terjadi musim paceklik. Nah, di situlah pemerintah hadir untuk membantu masyarakat,” kata Kepala Dinas Perdagangan Bojonegoro, Agus Hariana kepada suarabanyuurip.com, Jumat (28/6/2019).

Pasar murah akan menyediakaan sejumlah bahan pokok yang harganya lebih murah dibanding harga pasaran karena mendapat subsidi dari pemerintah. Seperti beras, gula pasir, telur, minyak goreng, susu dan lain sebagainya.

“Subsidinya mulai dua ribu rupiah sampai tiga ribu rupiah per kilogramnya,” ucapnya. 

Pasar murah rencananya akan digelar Juli bulan depan. Dengan melibatkan Bulog Subdivre III Bojonegoro, dan sejumlah distributor.

Sejumlah kecamatan yang akan menjadi sasaran pasar murah di antaranya Kecamatan Margomulyo, Ngraho,  Kedewan, Tambakrejo, Ngambon, Ngasem, Gondang, Sekar,  Bubulan,Temayang, SugIhwaras, dan Kedungadem. 

Baca Juga :   Dijadwalkan Mediasi, Partai Republik Apresiasi Kinerja Penyelenggara Pemilu

“Saat ini kita masih koordinasikan dengan pihak-pihak terkait. Berapa sembako yang kita siapkan masih dalam pembahasan,” tegasnya. 

Ditambahkan, pasar murah di musim paceklik ini sebagai ganti operasi pasar saat menjelang lebaran Idul Fitri lalu. Sebab menjelang lebaran kemarin, harga kebutuhan pokok terpantau stabil sehingga tidak diperlukan operasi pasar.

Kardi, salah satu petani asal Desa Malingmati, Kecamatan Tambakrejo, menyambut baik rencana pasar murah tersebut. Sebab, hasil panen tahun ini sepertinya tidak bisa diandalkan. Tanaman jagung milik petani banyak yang mati karena kekurangan.

“Kalau itu jadi dilaksanakan akan membantu masyarakat mencukupi kebutuhan sehari-hari,” pungkasnya.(suko) 





» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *