Fitra Terbitkan Hasil Audit Sosial CSR Migas

buku

SuaraBanyuurip.comEdy Purnomo

Tuban – Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Jawa Timur (Jatim)  menerbitkan buku berjudul Bara Abadi di Kampung Migas. Buku ini berisi tentang kegiatan audit sosial program Coorporate Social Responsibility (CSR) dari operator Minyak dan Gas Bumi (Migas) Blok Tuban, Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB PPEJ).

Audit sosial itu sendiri dilakukan oleh tim auditor bersama relawan yang terdiri dari warga lokasi program CSR JO PPEJ. Yakni dari Desa Rahayu, Sokosari, dan Desa Sumurcinde yang berada di Kecamatan Soko, kemudian Desa Bulurejo, dan Desa Kebonagung di Kecamatan Rengel. Di lima desa itu pula program CSR dilakukan JOB PPEJ yang memproduksi minyak dari sumur Mudi yang bersentra di Desa Rahayu.

Bara Abadi di Kampung Migas ditulis oleh Ketua Divisi Advokasi Fitra Jatim, Miftahul Huda, dan Direktur Fitra Jatim, Dakelan. Buku setebal 156 halaman ini dieditori jurnalis Teguh Budi Utomo.

“Audit dilakukan oleh warga sendiri, kami (Fitra) hanya sekedar mendampingi,” jelas Miftahul Huda, penulis Bara Abadi di Kampung Migas disela-sela diskusi tentang CSR yang digelar Fitra Jatim, Selasa (29/10/2013).

Baca Juga :   Jadikan Penangkaran Rusa Edukasi Pelajar

Menurut aktifis sarat pengalaman lapangan ini, buku tersebut ditulis untuk mendokumentasikan pengalaman, dan temuan dari hasil audit sosial oleh warga. Hasilnya diserahkan kepada pemerintah pusat dan daerah, serta diserahkan kepada perusahaan sebagai bahan koreksi untuk memperbaiki kebijakan tentang CSR.

Diharapkan, hasil temuan yang dituangkan dalam buku supaya bisa disampaikan kepada warga untuk direplikasi, atau mungkin dijadikan panduan untuk memonitoring warga di wilayah industri lain. Serta berharap ada pembanding laporan CSR dari perusahaan dan pemerintah.

“Ini dari sudut pandang rakyat sebagai penerima manfaat program CSR,” tambah Miftah.

Sementara itu, pendiri dan penasehat senior A+CSR Indonesia, Jalal, dalam kata pengantarnya di buku tersebut mengatakan, kasus yang disajikan dalam buku ini memang mewakili CSR dalam bentuk awal evolusinya.

“Jangankan masuk ke level strategis apalagi transformatif, perbaikan, dan pencegahan kesalahan saja belum bisa dikatakan dilaksanakan dengan optimal,” tulis Jalal, dalam Kata Pengantar yang dia berikan pada buku tersebut. (edp)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *