Lifting Minyak Bojonegoro Capai 24 Persen

SuaraBanyuurip.comD Suko Nugroho

1,9 juta Barrel dari Lapangan Banyuurip

Lapangan Banyuurip – Blok Cepu yang dikelola Mobil Cepu Limited (MCL) pada triwulan pertama menghasilkan 1,9 juta barel untuk Kabupaten Bojonegoro. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Bojonegoro Herry Sudjarwo, belum lama ini.

Menurut Herry, dibandingkan wilayah Jawa Timur lainnya, Bojonegoro menjadi penghasil minyak terbesar. Sebab, daerah lain seperti Kabupaten Tuban hanya ditarget

845 ribu barel pada 2011 ini, dan di triwulan pertama hanya menghasilkan 100 ribu barel.

”Kita juga lebih tinggi daripada Gresik yang hanya sejuta barel targetnya, dan di triwulan pertama ini hanya 185 ribu barel,” imbuhnya.

Dari hasil tersebut, penghitungan lifting (daya angkat) minyak yang dihasilkan dari sumur minyak Bojonegoro pada triwulan pertama 2011 (Desember 2010 sampai Februari 2011) cukup menggembirakan.

Hasil lifting selama periode tersebut mencapai 24 persen lebih dari prognosa alias perkiraan awal. Prognosa minyak pemkab tahun ini 21 juta barel.

Baca Juga :   Banyak Perusahaan Rekrut Mantan Naker Blok Cepu‬

“Dari hasil penghitungan triwulan pertama, yang masuk 5,2 juta barel lebih,” kata Herry.

Pemasukan minyak tersebut lanjut Herry, berasal dari beberapa kontraktor kerja sama yang ada di Bojonegoro. Yang terbesar dari unitisasi lapangan Sukowati, yang dikelola oleh Join Operating Body Pertamina-PetroChina East Java (JOB P-PEJ), dimana produksi yang menjadi bagian pemkab setempat mencapai 2,468 juta barel.

Selain dari JOB P-PEJ, yang selama triwulan pertama menghasilkan 720 ribu barel lebih bagi Bojonegoro,lifting minyak juga didapat dari PetroChina International yang memberikan kontribusi 400 ribu barel.

Herry optimistis target pada 2011 sebesar 21 juta barel bakal bisa terpenuhi. Sehingga, target pendapatan bagi hasil minyak senilai Rp 159 miliar akan bisa terpenuhi dalam APBD tahun ini.

Dia mengungkapkan, pada 2010 bagi hasil minyak Bojonegoro cukup baik, karena dari target Rp 133 miliar, terpenuhi Rp 169 miliar. ”Selama tahun 2010 lalu, sebanyak 19 juta barel lebih dieksploitasi dari wilayah Bojonegoro,” papar Herry.

Sekarang ini, tambah Herry, bagi hasil minyak merupakan salah satu pilar utama APBD Bojonegoro untuk sisi pendapatan. Sehingga, jika semua berjalan dengan lancar, tentu pendapatan minyak Bojonegoro akan terus naik. ”Dan pembangunan Bojonegoro akan bisa bergerak lebih cepat,” pungkasnya. 

Baca Juga :   ExxonMobil Resmi Memulai Produksi Minyak Kedung Keris

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *