Okupansi Hotel Andalkan Pekerja Migas

Ketua PHRI Blora

SuaraBanyuurip.com - Ahmad Sampurno

Blora – Tingkat keterisian atau okupansi hotel di wilayah Kabupaten Blora, Jawa Tengah, saat ini masih mengandalkan dari pekerja sektor migas. Sehingga, perjalanan bisnis perhotelan di Kabupaten Blora masih berjalan pelan.

“Tamu masih didomonasi pekerja Migas yang melakukan perjalanan dinas atau sertifikasi kerja, yang dalam bahasa kami hanya segmentasi Corporate yang berjalan,” kata Ketua Badan Pimpinan Cabang (BPC) Perhimpungan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Blora, Heri Kristanto.

Padahal, menurut Heri, dalam bisnis perhotelan biasanya dibagi menjadi beberapa segmentasi. “Corporate, government, Travel Agent (online & convensional ), individual, dan MICE,” ujarnya merinci.

Selain Corporate, lanjut dia, segmentasi yang bergerak adalah Travel Agent. Mereka datang dari sekolah yang ada jurusan minyak dan geologi.

“Menurut kami ini sebenarnya sebuah pergerakan yang bisa dikembangkan. Tidak hanya sekolah yang jurusan Migas dan Geologi saja yang ada program study tour, tetapi bisa ke sekolah umum untuk wisata migas di Blora dan Cepu sebagai penunjang pelajaran mereka di sekolah,” terangnya.

Baca Juga :   Di Lamongan Penjualan BBM Turun 40%

Namun lanjut dia, ada konsekwens yang harus dihadapi jika sektor wisata itu dikembangkan. Diantaranya, pengembangan sarana prasarana obyek wisata harus segera digerakan. Walaupun kwalitas standar minimun yang baru tetpenuhi.

“Yang penting obyek wisata ada sarananya, bersih dan tertata rapi,” tandasnya.

Selain itu, Heri menambahkan, pada tanggal (13-15/10/2017) PHRI Blora akan mengikuti event Borobudur Travel Mart & Expo, di Magelang. “Event ini merupakan pertemuan bisnis antara Buyer dan Seller pariwisata baik local maupun internasional. Kami akan bertemu Travel Agent dalam dan luar negeri untuk menjual potensi pariwisata yang ada di Blora dan Fasilitas pendukungnya, baik Hotel, restoran, unik kuliner, kerajinan dan lainya,” terang Heri.

PHRI Blora mengajak anggotanya untuk ikut pada acara tersebut. Yang tidak bisa hadir, kata dia, cukup mengirimkan brosur atau materi promo lain ke sekretariat PHRI untuk dikemas dalam satu tempat yang nantinya akan dibagikan ke para buyer.

Pola pikir sekarang harus dibuka lebar, lihat dunia luar dan tujuan kedepan. Dulu kita beranggapan buat apa kita promosi, toh hasilnya juga belum tahu. Atau kita promosi keuntungannya apa ?.

Baca Juga :   Meski Dilarang, Pertamini Tetap Menjamur

“Itu yang akan kami coba perbaiki. Bagaimana orang akan berbisnis dengan kita kalau tidak mengenal produknya ?, bagaimana orang akan bisnis di daerah kita apabila mereka tidak mengerti potensi dan prospek di daerah kita,” tandas Heri saat berbincang dengan suarabanyuurip.com.

Yang tidak kalah penting, kata dia, adalah interaksi individu atau pertemanan akan mempercepat  dalam pengembangan bisnis.

“Ini merupakan salah satu upaya PHRI BPC Blora untuk membuka segmentasi baru masuk ke Blora dan memberikan guiding kepada wisatawan tentang potensi pariwisata dan fasilitas pendukung yang sekarang sudah berkembang pesat,” pungkasnya.(ams)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *