Sejarah Lamongan Dalam Visual Fragmen

SuaraBanyuurip.comTotok Martono

Sejarah Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, tak lepas dari Tumenggung Surajaya. Cerita itu dilakonkan dalam bentuk fragmen di Hari Jadi Lamongan ke 447.

Sejarah itu tersaji dalam Pasamuan Agung Hari Jadi Lamongan (HJL) di Alun-alun Kota, Rabu (25/5/2016). Fragmen pertama menampilkan bagaimana babak hari lahir Lamongan dimulai sejak era Rangga Hadi dilantik menjadi Tumenggung Surajaya oleh Sunan Giri IV pada 10 Dzulhijjah 976 H atau 26 Mei 1596 M.

Penggalan lakon sejarah Lamongan itu menceritakan babak sejak Hadi, nama kecil Rangga Hadi yang berasal dari Dusun Cancing, Desa Sendangrejo, di Ngimbang menuntut ilmu agama kepada Sunan Giri III.

Pentas kemudian ditutup dilantiknya Rangga Hadi menjadi Adipati Lamongan dengan gelar Tumenggung Surajaya pada Hari Kamis Pahing 10 Dzulhijjah 976 H. Hari yang bertepatan dengan 26 Mei 1596 M inilah yang kemudian ditetapkan sebagai lahirnya Lamongan.

Sementara dalam fragmen kedua menuturkan cerita yang melegenda di Lamongan. Yakni kisah Raden Panji Laras dan Panji Liris, putra kembar Adipati Lamongan ke-3.

Baca Juga :   Kebijakan Harga BBM Bikin Bingung Rakyat

Penggalan sejarah lain di Lamongan ini masih mewakili lekatnya Lamongan dengan sejarah dakwah Islam. Mengisahkan bagaimana Raden Panji Laras dan Panji Liris mensyaratkan kepada putri Bupati Wirosobo,  Dewi Andansari dan Dewi Andanwangi, agar membawa genuk (gentong dari tanah) berisi air penuh dan sajadah yang terbuat dari batu.

Kedua syarat ini banyak dipercayai sebagai perlambang agar kedua putri Bupati Wirosobo itu menjadi muslimah dulu. Karena air dalam genuk sebagai analogi air untuk wudhu dan sajadah sebagai alas salat.

Dalam prosesi pasamuan agung itu, Bupati Lamongan, Fadeli bersama Wakil Bupati, Kartika Hidayati dan Sekretaris Kabupaten (Sekkab), Yuhronur Efendi serta semua anggota Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda)  setempat kompak mengenakan pakaian ala era Tumenggung Surajaya.

Prosesi pasamuan agung itu sendiri dimulai dengan pemasangan oncer sesanti lambang daerah oleh Ketua DPRD, Kaharudin di Gedung DPRD Lamongan. Lambang daerah selanjutnya dikirab keliling Kota Lamongan bersama iring-iringan mobil hias.

Bupati Fadeli menyebutkan pesatnya perkembangan Lamongan saat ini tidak bisa dilepaskan dari pendahulunya. “Rasa hormat dan terima kasih saya sampaikan kepada seluruh pendahulu-pendahulu Saya yang telah ikut menancapkan pondasi yang kuat untuk membangun Lamongan yang berkelanjutan,” kata Fadeli saat di Alun-alun Kota Lamongan.

Baca Juga :   Teroris Noim Ba’asyir Dimutasi ke Tulungagung

Dia juga menegaskan perlunya untuk terus melakukan kerja nyata dengan memperbaiki pelayanan kepada masyarakat. Yakni meninggalkan cara lama yang tidak produktif, dengan melanjutkan kerja nyata yang produktif dan penuh inisiatif.

“Segala proses pelayanan yang berbelit harus dipotong. Semua proses pelayanan harus transparan dan tepat waktu sesuai yang dijanjikan,” pesan Fadeli.(tok)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *