Tasyukuran Produksi Puncak Digelar di Jakarta

SuaraBanyuurip.comD Suko Nugroho

Bojonegoro – Syukuran pencapaian produksi puncak minyak Blok Cepu, tidak jadi dilakukan di lokasi Lapangan Banyuurip yang berada di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Resepsi syukuran telah dilaksanakan di Fairmont Hotel Jakarta, Jum’at (29/4/2016).

Informasi yang dilansir dari website resmi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro www.bojonegorokab.go.id sore  tadi Bupati Bojonegoro, Suyoto menghadiri resepsi syukuran atas suksesnya proyek eksploitasi minyak sumur Banyuurip dengan produksi 170 ribu barrel perhari.

Dalam kesempatan itu, Bupati yang akrab disapa Kang Yoto diminta menyampaikan pengalamannnya dalam mendukung kesusesan proyek Negara tersebut. Menurut dia, kunci rahasia keberhasilan eksploitasi migas Banyuurip ini ada tiga. Yakni saling memahami di antara pihak, kesediaan untuk menyesuaiakan atas aspirasi pihak lain, dan tidak kaku pada kepentingan masing-masing.

“Saya masih ingat saat awal jadi Bupati tahun 2008, protes dan demo menjadi langganan. Saat itu kita semua merasa para pemrotes itu musuh. Lalu kita duduk bersama, memilih memahami warga sekitar proyek segala aspirasinya. Tidak mengedepan kekuasaan, legal dan penggunaan aparat keamanan. Ternyata tidak sulit untuk mengakomodirnya,” kenangnya.

Baca Juga :   Pertamina EP Field Sukowati Lakukan Inovasi dan Efisiensi

Dia mengungkapkan, ada banyak kisah menarik dibalek sukses proyek Banyuuri ini.  Di antaranya kompleksitas masalah sosial dalam perjalannya karena lokasi eksplorasi  berada di daratan terbesar di Indonesia sejak tahun 2000. Mulai hilangnya lahan pertanian seluas 600 hektar Ha karena harus dibebaskan dan  berurusan dengan lebih 5000 pemilik.

“Belum lagi masalah sosial lainnya. Namun semua itu dapat teratasi dengan tiga kunci tadi,” tandasn bupati yang bakal calonkan menjadi Gubernur DKI Jakarta itu.

Sukses projek Banyuurip ini, kata Kang Yoto, memberi pelajaran berharga betapa pentingnya kolaborasi dan sinergi para pihak, transpransi dan saling mendengarkan. “Proyek Banyuurip memberi pelajaran bahwa pendekatan holistik: bisnis, teknis, legal dan sosial bisa dilakukan,” tandas Suyoto.

Sementara itu, Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi mengajak semua pihak dimanapun berada yang sedang dan akan mengelola proyek yang sama untuk belajar dari kisah sukses dan pembelajaran dari Bojonegoro.

Dengan tercapainya produksi puncak Banyuurip ini dan ditambah produksi sumur dan blok lainnya Bojonegoro menyumbang lebih dari 20 persen produksi minyak Indonesia.

Baca Juga :   Pemboran Sumur Tua Hanya Sedalam 400 meter

Sementara itu, juru bicara EMCL, Erwin Maryoto belum memberikan jawaban ketika dikonfirmasi terkait kepastian pelaksanaan resepsi syukuran pencapaian produksi puncak Banyuurip di Jakarta.

Padahal sebelumnya tasyakuran ini akan dilaksanakan di lokasi Banyuurip yang dihadiri Priseden Joko Widodo (Jokowi) pada 27 April 2016 kemarin.(suko)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *