Unair Kerjasama dengan PMR SMAN 2 Lamongan Cegah Anemia

Unair Kerjasama dengan PMR SMAN 2 Lamongan Cegah Anemia

SuaraBanyuurip.com - Kesuksesan pencegahan anemia di kalangan remaja putri masih butuh perhatian. Potensi sumber daya yang ada di lingkungan sekolah seperti palang merah remaja (PMR)dapat menjadi salah satu solusi.

Sejak tahun 2014, pemerintah telah mencanangkan program suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) untuk remaja putri yang sasaran utamanya adalah para siswi SMP dan SMA atau sederajat. Di satu sisi, masalah anemia masih menjadi masalah klasik yang belum tuntas hingga saat ini. Namun kenyataannya, TTD yang diharapkan menjadi solusi permasalahan ini ternyata memiliki daya terima yang rendah. Penelitian di berbagai wilayah di Indonesia mengindikasikan  rendahnya tingkat konsumsi TTD di kalangan remaja putri. 

Beberapa alasanpun bermunculan mengapa mereka tidak suka mengonsumsi TTD. Rasa yang tidak enak, efek samping yang sering kali membuat mereka tidak nyaman, bau yang tidak sedap, dan lain sebagainya mereka ungkapkan dan mereka jadikan alasan untuk tidak mengonsumsi TTD.

Hal yang memicu keengganan siswi mengonsumsi TTD sesuai anjuran adalah kurangnya pengetahuan siswi mengenai manfaat yang akan mereka dapatkan dengan mengonsumsi TTD dibalik rasanya yang tidak menggugah tersebut. Ketidaktahuan cara mengonsumsi yang benar juga mendorong timbulnya efek samping yang sering kali dijadikan alasan siswi melewatkan konsumsi TTD dari sekolah. 

Baca Juga :   152 Tenaga Pendidik di Kapas Telah Disuntik Vaksin

Kesuksesan program TTD tidak hanya bergantung pada ketersediaan TTD saja. Peran semua pihak termasuk seluruh elemen sekolah memegang kendali besar dalam tercegahnya kejadian kurang darah diantara para penerus bangsa. 

Melihat fenomena ini Dr. Thinni Nurul Rochmah, dra. Ec., M.Kes dan tim dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR membuat sebuah kegiatan pengabdian kepada masyarakat di SMA Negeri 2 Lamongan yang fokus utamanya adalah untuk memberdayakan para anggota PMR sebagai peer educator (pendidik sebaya) untuk teman-teman mereka. 

Kegiatan tersebut bukan tanpa alasan, sebab teman sebaya yang juga memiliki pengalaman yang sama dalam mengonsumsi TTD dapat menjadi contoh bahwa mereka pun mau dan mampu untuk mengonsumsi TTD mengingat manfaatnya yang besar. Hal ini akan memberikan motivasi besar bagi pelajar lain untuk mau mengonsumsi TTD. 

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 September 2019 di SMAN 2 Lamongan, Jawa Timur. Dalam kegiatan ini para peer educator diberikan bekal materi tentang anemia atau yang lebih dikenal dengan kurang darah dan cara mencegah anemia. Disamping itu, peer educatior ini turut pula dibekali kemampuan untuk memberikan konseling kepada teman sebayanya dengan cara memberikan motivasi dan penguatan untuk mengonsumsi TTD sesuai anjuran.

Baca Juga :   Lembaga Pendidikan Sekitar JTB Diskusi Oil and Gas Bersama BKS Blok Cepu di GOR Dolokgede

Dalam kegiatan ini juga dilakukan diskusi yang fasilitasi para mahasiswa dan alumni FKM UNAIR sehingga siswa PMR dapat lebih mendalami perannya sebagai konselor dan edukator nantinya. 

Pada sesi FGD para anggota PMR diminta untuk mempraktikkan langsung cara mereka mengedukasi teman – teman mereka. Para peer educator diharapkan mampu menjadi fasilitator dan penyampai informasi yang baik untuk teman – teman sebaya mereka khususnya terkait anemia dan suplementasi tablet tambah darah.(penulis Susi Hidayah dari gizi FKM UNAIR) 


» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *