Warga Wadung Sampaikan Aspirasi di Spanduk

Sampaikan aspirasi di spanduk

SuaraBanyuurip.com - Ali Imron

Tuban- Selepas sosialisasi dan konsultasi publik pada Kamis (10/1/2019) warga terdampak Kilang NGRT Tuban tepatnya di Desa Wadung, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, menyampaikan aspirasinya di spanduk. Aspirasi terpasang di tiap rumah warga dan beberapa tepi jalan sekitar lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

“Satu rumah satu spanduk yang berisi aspirasi,” ujar salah satu warga Wadung, Suwarno, ketika dikonfirmasi suarabanyuurip.com di sekitar Masjid Ringin, Selasa (15/1/2019).

Penyampaian aspirasi secara terbuka tersebut, karena saat sosialisasi pihak Pemprov Jatim menyinggung bedol desa atau pindah rumah. Mereka masih trauma dengan warisan Orde Baru, karena di tahun 1986 juga pernah mengalami hal serupa.

Aspirasi yang tertulis di spanduk pada dasarnya kurang setuju berdirinya proyek kilang berkepasitas 300 ribu Barel Per Hari (Bph). Warga masih meyakini lebih mulia hidup dengan bertani.

“Tanah kami tak dijual. Hidupku sudah tentram jadi petani,” jelasnya.

Kondisi di desa terdampak megaproyek patungan Pertamina-Rosneft dengan saham mayoritas Pertamina masih tegang. Orang dari luar desa masih dicurigai ketika singgung lahan, dan apabila ketahuan dari Pemprov Jatim maupun Pertamina besar kemungkinan akan diamuk warga.

Baca Juga :   Desak Bojonegoro Bahas Kesiapan PI Blok Tuban

Tokoh-tokoh Wadung yang semula diundang ke Surabaya oleh Pemprov, sepakat untuk tidak hadir. Bagi mereka yang berangkat akan dicap setuju adanya proyek kilang dengan teknologi termodern di dunia.

Gerakan penyaluran aspirasi warga Wadung terbilang sama dengan yang terjadi di Desa Remen dan Mentoso di tahun 2018 lalu. Melalui media spanduk, warga berharap siapapun yang melintas memahami keinginan warga.

Warga lainnya, Ali Masduqi menambahkan, dari hasil pertanian warga Wadung sudah kecukupan. Adanya pabrik PLTU Tanjung Awar-awar dan Kilang PT Trans Pasific Prtrochemical Indotama (TPPI) dirasa warga belum besar manfaatnya.

“Kami telah belajar dari dua industri di sekitar Wadung,” sambung pria ramah ini.

Berdirinya Kilang NGRR Tuban akan berpijak di lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kurang lebih 348 hektare, lahan tanah masyarakat dan desa seluas kurang lebih 384 hektare, dan lahan perhutani 109 hektare dan luas total 841 hektare.(aim)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *