Biofertilizer PEP Donggi Matindok Field Dukung Pertanian Berkelanjutan

user
Nugroho 23 Maret 2023, 22:05 WIB
untitled

Suarabanyuurip.com - d suko nugroho

Banggai – Pertamina EP (PEP) Donggi Matindok Field berhasil mengolah produk samping sulfur menjadi pupuk biofertilizer untuk mendukung pertanian ramah lingkungan berkelanjutan di Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah. Produk ini dinilai bisa melepaskan ketergantungan petani terhadap pupuk kimia, sehingga dapat menekan biaya produksi.

Biofertilizer merupakan inovasi yang dikembangkan oleh PEP Donggi Matindok Field, bermitra dengan PT Aimtopindo Nuansa Kimia dalam mengubah produk samping perusahaan menjadi sesuatu yang bernilai guna. Penerapan Biofertilizer yang telah diolah bersahabat dengan penerapan sistem pertanian berkelanjutan dengan tetap mempertahankan keseimbangan dan kualitas tanah.

Biofertilizer yang dikembangkan oleh PEP Donggi Matindok Field sudah melalui beberapa tahap uji laboratorium yang dilakukan dan penerapan di lahan pertanian skala kecil mulai tahun 2018 serta telah beberapa kali panen padi.

Bupati Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah Amirudin Tamoereka mengapresiasi komitmen Pertamina EP (PEP) Donggi Matindok Field dalam mewujudkan proses produksi yang bertanggungjawab dari hulu hingga hilir.

Amirudin menegaskan, inovasi biofertilizer dari Pertamina EP Donggi Matindok Field
merupakan wujud nyata peranan industri hulu migas dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional dan lokal dimana perusahaan beroperasi.

“Terima kasih kami ucapkan pada PEP Donggi Matindok Field yang telah melakukan hal positif ini dengan menciptakan inovasi biofertilizer. Inovasi ini sangat mendukung kesejahteraan pangan masyarakat. Saya juga berharap kepada berbagai stakeholder di sini untuk dapat menerima dan mendukung niat baik dari perusahaan ini," kata Bupati Banggai Amirudin Tamoereka saat menghadiri Workshop Implementasi Biofertilizer pada Lahan Pertanian bersama dengan PT Aimtopindo Nuansa Kimia dan Stakeholder pada Rabu (15/03) di Versatille Hall Donggi Field.

Kegiatan tersebut dihadiri kurang lebih 90 peserta. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Dinas Bagian Kerjasama, Insan Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Luwuk dan Universitas Tompotika, serta Unsur Forkopimcam yang ada di Kecamatan Batui, Batui Selatan, Moilong, Toili, dan Toili Barat.

Senior Manager Production Mohammad Firdaus Sabarudin menyampaikan program biofertilizer merupakan wujud komitmen perusahaan menerapkan nilai-nilai ESG (Environment, Social, and Governance) untuk mendukung tujuan Sustainable Development Goals Nomor 2 Tanpa Kelaparan dan 15 Menjaga Ekosistem Darat.

“Melalui program yang terintegrasi dalam memanfaatkan biofertilizer sebagai pupuk pada tanaman padi, diharapakan dapat menurunkan kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi, serta mencanangkan pertanian berkelanjutan," tuturnya.

Donggi Matindok Field Manager Ridwan Kiay Demak berharap teknologi ini dapat dijangkau, diterapkan, dan bermanfaat bagi semua petani. Aplikasi pupuk biofertilizer ini dapat melepaskan ketergantungan terhadap pupuk kimia yang harganya terus melambung.

“Harapannya, penggunaan pupuk biofertilizer mampu menekan biaya produksi dan meningkatkan pendapatan bersih petani. Melalui program ini, kita sama-sama belajar dan melihat langsung bagaimana inovasi ini mampu memberikan nilai tambah dan manfaat bagi masyarakat,” sambung Ridwan dalam keterangan tertulisnya yang diterima suarabanyuurip.com, Kamis (23/3/2023).

Setelah mendapatkan pemaparan terkait biofertilizer, peserta diajak berkeliling ke riset center PT Aimtopindo dan Pertamina EP Donggi Matindok Field untuk melihat proses pengolahan biofertiliozer dan demplot implementasi biofertilizer pada tanaman padi.(suko)

Kredit

Bagikan