Poktan Binaan Pertamina Sukowati Studi Banding Pertanian Organik ke Blora

STUDI BANDING : Para petani Desa Rahayu saat studi banding ke Poktan Binaan Pertima EP Cepu, Bina Alam Sri, Desa Bajo, Kecamatan Kedung Tuban, Blora, Jawa Tengah.
Suarabanyuurip.com - Arifin Jauhari
Blora - Kelompok Tani (Poktan) Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, binaan PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Sukowati Field Zona 11 melakukan studi banding pertanian organik ke Poktan Organik Bina Alam Sri di Desa Bajo, Kecamatan Kedung Tuban, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
Studi banding tersebut merupakan bagian dari peningkatan kapasitas kelompok mengenai pertanian organik. Kegiatan studi banding yang dilaksanakan satu hari, pada Sabtu (20/05/2023) kemarin itu diikuti oleh anggota Poktan Desa Rahayu kurang lebih 45 orang terdiri dari petani sawah dan pegiat herbal.
Ditujunya Poktan Desa Bajo karena merupakan binaan PT Pertamina EP Cepu Field, yang telah lebih dulu menerapkan metode pertanian organik sejak lima tahun lalu.
Kunjungan edukasi ini disambut baik oleh Kepala Desa (Kades) Bajo, Sunhaji. Dalam sambutannya, Kades Sunhaji menyampaikan terimakasih karena telah berkunjung ke Desa Bajo, dan sekaligus berharap hal itu bisa membawa keberkahan dan manfaat.
Anggota Poktan Desa Rahayu sedang menyusuri pematang sawah untuk melihat langsung tanaman padi Poktan Desa Bajo.
© 2023 suarabanyuurip.com/Arifin Jauhari
"Kami berterima kasih desa kami dijadikan sebagai tempat belajar pertanian organik oleh Bapak, Ibu, semoga nanti pulang dari sini dapat membawa ilmu untuk diterapkan di desa Bapak, Ibu," ungkap dia.
Sementara Ketua Poktan Organik Bina Alam Sri, Rakip mengatakan, bahwa pertanian organik program PT Pertamina EP Cepu Field telah membawa manfaat yang sangat besar bagi petani setempat. Karena telah berhasil menghilangkan ketergantungan petani terhadap pupuk dan pestisida kimia yang dapat merusak tanah.
Dijelaskan, pertanian organik milik Poktan Organik Bina Alam Sri tersebut telah memiliki lahan pertanian organik seluas lebih dari 9 hektar dan pendapatan petani meningkat 50% dibanding dengan bertani secara konvensional.
"Program ini tidak ternilai manfaatnya bagi kami, ilmu pertanian organik yang kami dapatkan telah mampu memberikan pengetahuan bagaimana cara bertani sekaligus menyelamatkan bumi dari kerusakan," kata Rakip dalam keterangan tertulis yang diterima SuaraBanyuurip.com, Minggu (21/05/2023).
Perwakilan Poktan Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kamsiadi mengaku, sangat tertarik terhadap pertanian organik setelah melihat langsung pertanian organik di Desa Bajo. Sebab Desa Rahayu saat ini baru memulai program pertanian organik, dan mendapat tambahan pengetahuan dari praktisi melalui studi banding ini.
"Kami telah melakukan pelatihan selama lima hari di minggu lalu, ternyata apa yang disampaikan pelatih pada lima hari yang lalu benar benar kami lihat langsung di Desa Bajo," ucap Kamsiadi.
Agenda studi banding ini, kata Kamsiadi, merupakan kegiatan yang menjadi semangat baru bagi petani untuk memulai pertanian organik di Desa Rahayu. Dia berharap hal itu menjadi awal dari perubahan di Desa Rahayu.
"Dan nanti kalau kami ingin belajar kami akan kesini lagi," tambahnya.
Untuk diketahui, Program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB) merupakan program pemberdayaan petani untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengeluaran petani.
Program yang digagas oleh Pertamina EP Sukowati Fild ini juga ditargetkan berkontribusi terhadap perbaikan lahan pertanian yang selama ini telah mengalami kerusakan akibat pemberian pupuk dan pestisida kimia yang berlebihan.(fin)
BERITA TERKAIT
Rencana Proyek Migas Kolibri Bakal Dikerjakan Lagi
Telan Biaya Rp 2,9 Miliar, Jalan Cor Wonocolo - Kawengan Baru Setahun Sudah Rusak
KAI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SLTA Hingga S1, Formasi Ini yang Dibutuhkan
Fenomena Long Weekend: 593.130 Penumpang Padati Kereta Api Indonesia
Cor Beton Tumpah di Jalan, Bahayakan Keselamatan Pengendara
Sering Derita Kerugian Tanam Padi, Petani Blok Cepu Beralih Kelola Jambu Kristal
Pengeboran Sumur Pengembangan Meningkat, Produksi Minyak Nasional Naik
Lima Penyakit yang Harus Diwaspadai oleh Jemaah Haji Indonesia
Menteri Anas : Transformasi Digital Akan Membawa Digital Pemerintah Lebih Baik
FSO Ardjuna Sakti: Perjalanan Panjang Kapal yang Kini Tak Lagi Milik Negara
Kecepatan KA Melintas di Bojonegoro Kini Capai 105 Km/Jam, Warga Perlu Hati-hati
Pembebasan Lahan Bendungan Karangnongko Molor, Sukur Tuding Eksekutif Tidak Tanggap
Mengenalkan Kegiatan Hulu Migas ke Mahasiswa dan Akademisi
Jejak Kotor Pejabat Bojonegoro dalam Pembebasan Lahan
Bojonegoro Anggarkan Rp 900 Miliar untuk Rekontruksi Jalan Cor Beton
Rp 7,8 Miliar APBD Bojonegoro untuk Bantuan Partai Politik
Kacabdindik Bojonegoro-Tuban Imbau ASN Jaga Netralitas di Tahun Politik
DLH Bojonegoro Kerahkan 3 Kendaraan Angkut Sampah di Alun-alun
Kisah di Balik Pancasila: Memahami Kerangka Ideologi Indonesia
Perspektif Masyarakat Jelang Pemilu Serentak 2024
Alun-alun Bojonegoro Dipenuhi Sampah