Minat Petani Blok Cepu Bertani Organik Turun

23646

SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho

Bojonegoro – Minat petani di Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu di wilayah Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur terhadap pertanian organik mulai menurun. Proses pengembalian kesuburan tanah, pangsa pasar dan jumlah produksi menjadi penyebab mereka beralih lagi ke pertanian konvensional.

Pertanian organik di wilayah Kecamatan Gayam ini telah dikembangkan oleh Koperasi Pengembangan Agribisnis (KPA) Makmur Sejahtera Bersama Desa Katur sejak 2014. Ada 256 petani dari 12 desa di Kecamatan Gayam dan dua desa di Kecamatan Kalitidu yang menjadi anggota koperasi binaan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) ini.

Pengurus Koperasi Pengembangan Agribisnis (KPA) Makmur Sejahtera Bersama Desa Katur, Fatkhur Rohman menyampaikan, dari lahan pertanian organik seluas 6 hektar (Ha) yang dikembangkan sejak 2017 lalu, sekarang ini hanya tersisa 1,5 ha.

“Hanya tinggal  tiga petani yang masih menanam padi organik. Lainnya lebih memilih kembali ke pertanian konvensional,” ujar Fatkhur kepada suarabanyuurip.com, Senin (25/10/2021).

Fatkhur menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi penyebab petani meninggalkan pertanian organik. Di antaranya proses pengembalian kesuburan tanah akibat pemakaian pupuk kimia, sulitnya pasar penjualan, dan rendahnya produksi dibanding padi biasa.

Baca Juga :   Program Tangguh II Diluncurkan

Fatkhur mencontohkan seperti pengembalian kesuburan tanah membutuhkan waktu lama dan pupuk organik tiga sampai empat kali lipat dibanding pertanian konvensional.

“Ini sepertinya yang membuat petani tidak sabar. Apalagi produksi padi organik ini lebih rendah dibanding padi biasa. Kalau padi organik per hektarnya 6 ton, sedangkan padi biasa bisa 7 sampai 8 ton,” terangnya.

Ada beberapa jenis padi organik yang sebelumnya ditanam petani anggota KPA Makmur Sejahtera Bersama. Yakni mentik wangi, dan non mentik wangi seperti cierang. Beras Mentik Wangi yang memiliki aroma harum ini merupakan satu-satunya di Bojonegoro.

Menurut Fatkhur, produksi beras organik KPA Makmur Sejahtera Bersama sekarang ini hanya untuk memenuhi kebutuhan salah satu hotel di Malang, dan perusahaan katering rekanan EMCL.

Namun, lanjut dia, jumlah suplai beras organik untuk kebutuhan hotel di Malang mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19. Dari sebelumnya 3 ton, sekarang hanya 1,5 ton.

“Sedangkan untuk yang kerja sama dengan Koperasi Karyawan Redreyeng atau Kareb Bojonegoro kita hentikan. Karena perjanjiannya jika berasnya masih dikembalikan kapada kita. Jadi sistimnya kita titip,” pungkasnya.(suko)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *