PMDN Jatim Peringkat 5 Besar Selama Kuartal II 2021

Sumur Gas JTB di Desa Bandungrejo

SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho

Jakarta – Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Provinsi Jawa Timur selama kuartal II 2021 mencapai Rp13,9 triliun. Capaian ini menempatkan Provinsi Jatim berada di lima besar nasional menyalip Jawa Barat Rp12,1 triliun, DKI Jakarta Rp11,2 triliun, Banten Rp10,2 triliun, dan Jawa Tengah Rp7,8 triliun.

Sementara dari sisi lokasi proyek, provinsi dengan realisasi penanaman modal asing  (PMA) peringkat 5 besar adalah Jawa Barat (US$ 1,6 miliar), DKI Jakarta (US$ 1,0 miliar), Maluku Utara (US$ 1,0 miliar), Sulawesi Tengah (US$ 0,5 miliar), dan Riau (US$ 0,4 miliar).

Investasi ini akan terus bergerak ke arah luar Pulau Jawa, seiring dengan meningkatnya potensi industri hilirisasi yang didorong untuk mendekati sumber barang tambang seperti, minyak dan gas.

Berdasarkan data Badan Kebijakan Fiskal (BKF), realisasi investasi mencatatkan kinerja yang sangat baik di tengah kondisi pandemi COVID-19. Hal ini ditunjukkan dengan realisasi investasi langsung kuartal II 2021 mencapai Rp223 triliun atau tumbuh sebesar 16,2% (year on year/yoy). Realisasi terdiri atas PMDN sebesar Rp106,2 triliun atau tumbuh 12,7% (yoy), sementara PMA sebesar US$ 7.997,5 juta atau sebesar Rp116,8 triliun sesuai kurs APBN 2021 atau tumbuh sebesar 19,6% (yoy).

Baca Juga :   BUMDes Mart Kampung Pesisir Karangagung Upaya Tingkatkan Ekonomi Masyarakat Nelayan

Berdasarkan sektor usaha, realisasi PMA terbesar adalah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya (US$ 1,8 miliar), Pertambangan (US$ 0,9 miliar), Transportasi, Gudang, dan Telekomunikasi (US$ 0,9 miliar), Listrik, Gas, dan Air (US$ 0,8 miliar), dan Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran (US$ 0,7 miliar). 

Sedangkan realisasi PMDN terbesar adalah Perumahan, Kawasan Industri, dan Perkantoran (Rp20,5 triliun), Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi (Rp14,5 triliun), Listrik, Gas, dan Air (Rp11,7 triliun), Konstruksi (Rp9,9 triliun), dan Industri Makanan (Rp7,1 triliun). 

Investasi yang cukup besar terjadi pada sektor padat karya seperti sektor perumahan dan sektor industri seperti industri manufaktur, logam dasar, dan makanan. Peningkatan investasi industri logam dasar terutama bersumber dari PMA atas pembangunan pabrik kendaraan listrik dan industri baterai yang sedang dikembangkan di Indonesia. 

Berdasarkan sumber negara, peringkat 5 besar realisasi PMA berasal dari Singapura (US$ 2,1 miliar) dengan kontribusi mencapai 26,4% dari total realisasi kuartal II 2021. Diikuti Hongkong, RRT (US$ 1,4 miliar), Belanda (US$ 1,1 miliar), Jepang (US$ 0,7 miliar), dan R.R. Tiongkok (US$ 0,6 miliar). Masuknya negara Eropa dan Amerika Serikat dalam 10 besar negara sumber investasi memberikan sinyal positif diversifikasi sumber investasi Indonesia selain dari negara-negara Asia.

Baca Juga :   Perempuan Sekitar Gas Jambaran Dilatih Olah Hasil Peternakan

Dari sisi administrasi, contohnya, integrasi perizinan melalui Online Single Submission (OSS) akan dilakukan dalam waktu dekat untuk terus memangkas waktu pengurusan perizinan.

Peningkatan kinerja investasi ini sejalan dengan perbaikan iklim berusaha dengan implementasi Undang-Undang Cipta Kerja berikut Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. 

“Implementasi reformasi struktural terutama untuk kemudahan berusaha pada UU Cipta Kerja dan turunannya ini akan terus dipercepat agar manfaatnya segera dapat dirasakan oleh investor. Sehingga, investasi terus dapat menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang berkualitas,” ungkap Kepala BKF Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu melalui keterangan tertulisnya.(suko)


» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *