Pupuk Kimia Mahal, Petani Malo Ciptakan Organik Cair

21327
SuaraBanyuurip.com - Arifin Jauhari
Bojonegoro - Pupuk merupakan kebutuhan sangat vital bagi petani untuk mendukung pertumbuhan tanaman pertanian. Tatkala kebutuhan pokok berupa pupuk kimia ini sulit didapat dan jika ada harganyapun mahal maka petani musti bakal menjerit.
Guna menekan ketergantungan sebagian petani di Bojonegoro berupaya berdiri diatas kaki sendiri dengan menciptakan pupuk jenis organik. Ahmad Bustanul Arifin, petani muda asal Dusun Ngelo, Desa Tambakromo, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, misalnya.
"Saya menciptakan Pupuk Organik Cair (POC) ini untuk mengurangi ketergantungan produktivitas pertaniannya pada pupuk kimia," kata Ahmad Bustanul Arifin, kepada Suarabanyuurip.com Kamis ( 5/11/2020).
Awalnya, Arif, sapaan akrabnya mengaku resah terkait pupuk kimia yang dirasanya langka, ditambah makin tingginya dosis pemakaian setelah lama menggunakan pupuk kimia. Terlebih semakin mahalnya harga pupuk non subsidi membuatnya berinisiatif untuk membuat pupuk sendiri.
Bahan yang disiapkan berasal dari kotoran sapi, urine sapi, SP 36 (TS), ampas tahu, Effective Microorgaism 4 (EM4), KN 03 dan beberapa bahan lainnya. Setelah itu, semua bahan dicampur dengan komposisi tertentu ditambah air dan difermentasi selama 20 hari sebelum siap digunakan. Aerator digunakan sebagai pengaduk campuran bahan dalam masa fermentasi.
"POC ini masih saya pergunakan sendiri, dan belum untuk tanaman padi, baru untuk terong, cabai, kangkung dan labu madu. Hasilnya alhamdulilah sangat memuaskan", ujarnya.
Sebagai gambaran, dari 6000 bibit pohon cabai miliknya, lanjut bapak satu anak ini, hasil panen menggunakan POC dan pupuk kimia dengan perbandingan 50:50, mampu menghasikan 4 ton dalam sekali siklus tanam jenis cabai tampar.
"Hasil panen menggunakan POC lebih bagus jika dibandingkan hanya menggunakan pupuk kimia," ucapnya.
Arif menjelaskan, penggunaan pupuk kimia secara terus menerus akan membuat rusak struktur tanah. Berbeda dengan penggunaan pupuk organik yang justru mampu meningkatkan unsur hara tanah dan dapat mengembalikan struktur tanah yang rusak.
"Untuk kedepan, saya akan coba menerapkan perbandingan 30:70 untuk pupuk kimia berbanding organik," tutupnya. (fin)
BERITA TERKAIT
DPR Soroti Rencana Kenaikkan Biaya Haji 2023, Menag : Demi Penuhi Prinsip Keadilan
74.424 Calon PPPK Kemenag Akan Ikuti Seleksi Kompetensi
Pejabat Fungsional Sekarang Ini Tak Lagi Terbebani Angka Kredit
DPRD Bojonegoro: Pemkab Harus Dialog dengan Pedagang Pasar Kota
Ganjar Pranowo Apresiasi Kades di Blora Jadi Bapak Asuh Keluarga Stunting
Pedagang Pasar Kota Minta Pemkab Bojonegoro Hormati Hukum
Kementerian PAN-RB Rampingkan 3.414 Jabatan Pelaksana Menjadi 3 Klasifikasi
Fraksi PKB DPR RI Dukung Aspirasi PPDI
Sinergi Harkamtibmas, Kapolres Bojonegoro Silaturahmi ke IKS PI Kera Sakti
Mendes Abdul Halim : Revisi UU Desa untuk Peningkatan Kesejahteraan Kades dan Perades
Masuk Peringkat Kampus Terbaik Dunia, Inilah Profil Universitas Bojonegoro
Tahun 2022, Tercatat 2.063 Warga Bojonegoro Menganggur
Bandara Ngloram Resmi Beroperasi, Seminggu Layani Dua Kali Penerbangan
PT Elnusa Sepakat Libatkan Warga Lokal di Proyek Migas Sukowati
Pusat Akan Percepat Pembangunan Jalan Daerah Penghubung Kawasan Industri
Sumur Migas YYA di Lepas Pantai Jawa Barat Siap Produksi
Sebulan, Tagihan Listrik Gedung Pemkab Bojonegoro Capai Rp 190 Juta
Mobilisasi Alat PT Elnusa di Lapangan Migas Sukowati Dicegat Warga Ngampel
Kapolres Bojonegoro Silaturahmi ke Pengurus Pagar Nusa dan SH Terate
Timbulkan Bau Busuk, PPPKB Tuding Pembongkaran Drainase Sengaja Matikan Pasar Kota
Kontribusi Elnusa Sokong Kesuksesan Temuan Sumur Migas Kolibri