Petani Bojonegoro Keluhkan Harga Tembakau Rendah

20715

SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro

Bojonegoro – Petani tembakau di sejumlah wilayah di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengeluhkan harga jual yang rendah. Jika tahun lalu, harga jual untuk petik daun pertama mencapai Rp 22 ribu, tahun ini harga rata-rata Rp 10 ribu.

Menurut Dwi Pranowo, petani Desa Jamberejo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, harga tembakau anjlok. “Saat ini harga tembakau turun karena dipengaruhi dari kualitasnya dan cuaca tidak menentu,” ungkap pria usia 54 tahun itu.

Dia menjelaskan, salah satu faktornya adalah tembakau tidak kering dan memengaruhi harga. Apalagi akhir-akhir ini sering hujan. 

“Cuaca salah satu kendalanya,” kata pria asal Desa Jamberan, Kecamatan Kedungadem itu.

Dwi mengaku menanam tembakau di lahan miliknya seluas 2 hektare. Namun, baru mengalami pertama kali petik daun. Dan sebagian masih berada di sawah.

“Sebagian masih di sawah, karena sampai saat ini belum ada pembelian besar,” kata Dwi Pranowo juga menjabat sebagai ketua kelompok tani.

Panen tembakau tahun lalu tidak seperti tahun ini. Karena pabrik langsung menyerap tembakau hasil panen sehingga modal bisa berputar. 

Baca Juga :   Wabup Budi Irawanto : UMKM Adalah Jantung Ekonomi Daerah

Senada diungkapkan Yadiq petani lainya. Ia mengatakan, sebenarnya harga tembakau tergantung kualitasnya.

“Kalau tembakau belum kering atau tidak sesuai keinginan pembeli. Pasti harganya lebih murah,” katanya.

Dia juga mengatakan, hasil panen tembakau buruk bewarna hitam kecoklatan. Harganya pun bisa menurun hinggal Rp 10 ribu.

“Semua tergantung kualitas dan adanya pembeli,” katanya. Akibat pabrikan belum membeli skala besar, maka tembakau banyak menumpuk di dalam rumah. (jk)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *