Pengrajin Batik Jonegoroan Belum Kuasai Pasar

user
samian 14 Mei 2016, 14:23 WIB
untitled

SuaraBanyuurip.com - Athok Moch Nur Rozaqy

Bojonegoro - Sejauh ini pengrajin batik di Bojonegoro belum memiliki bagian pasar (market share) yang besar, bahkan di pasar wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur sendiri masih minim.

Selain karena usaha batik di Bojonegoro baru tumbuh, para pengrajin belum memiliki wadah yang cukup untuk berkembang. Sehingga membuat pegrajin batik Jonegoroan bisa dibilang belum mampu menguasai pasar.

"Oleh karena itu para pengrajin harus bergerak bersama," ujar Kepala Seksi Kelembagaan, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bojonegoro, Slamet Wiyono pada Sabtu (14/5/2016).

Di hadapan puluhan pengrajin batik Jonegoroan, Slamet mengatakan, bergerak bersama dalam wadah koperasi akan menguatkan permodalan dan pemasaran.

"Pemkab siap mendampingi dan mendukung kegiatan koperasi ini," ujar dia dalam Rapat Anggaran Tahunan (RAT) Koperasi Industri Batik dan Kaos Jonegoroan itu.

Pada kesempatan tersebut, dia menyatakan, apresiasi kepada operator Banyuurip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) yang selama ini terus mendukung pengembangan industri batik Jonegoroan melalui koperasi ini.

Kepala Dewan Koperasi dan Industri Daerah (Dekopinda), Adie Witjaksono menyampaikan, bahwa para pengrajin harus terus berusaha mencari dukungan dari pihak lain selain EMCL.

"Selama ini kan didorong terus sama EMCL, nanti kalau programnya sudah selesai, koperasi ini harus mencari kerjasama dengan institusi lain," ucap Adie Witjaksono, pada kesempatan yang sama.

Adie menegaskan, para pengrajin harus lebih inovatif dalam mengembangkan motif batik, tidak hanya berkutat pada batik Jonegoroan. Pengrajin harus jeli melihat pangsa pasar mana yang lebih potensial untuk dikembangkan.

"Sehingga para anggota koperasi mampu mengakomodir kebutuhan pasar," ungkapnya.

Adie juga menekankan bahwa komitmen pengurus koperasi sangat krusial bagi perkembangan ke depan. Artinya kekompakan dan semangat gotong royong, saling menopang satu sama lain, harus tetap dijaga.

"Jangan sampai setelah dukungan dari EMCL selesai, komitmennya pudar," tutur dia memotivasi.

Koperasi yang telah berdiri sejak 2104 tersebut kini memiliki 55 anggota pengrajin batik dari seluruh wilayah Kabupaten Bojonegoro. Selama ini koperasi sudah bisa menyuplai bahan baku dan membantu pemasaran para anggotanya.

Pendirian koperasi tersebut merupakan bagian dari program pengembangan batik jonegoroan yang diprakarsai EMCL bersama LSM Ademos sejak tahun 2013. (Roz)

Kredit

Bagikan