Pengrajin Batik Jonegoroan Belum Kuasai Pasar

SuaraBanyuurip.com -Â Athok Moch Nur Rozaqy
Bojonegoro - Sejauh ini pengrajin batik di Bojonegoro belum memiliki bagian pasar (market share) yang besar, bahkan di pasar wilayah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur sendiri masih minim.
Selain karena usaha batik di Bojonegoro baru tumbuh, para pengrajin belum memiliki wadah yang cukup untuk berkembang. Sehingga membuat pegrajin batik Jonegoroan bisa dibilang belum mampu menguasai pasar.
"Oleh karena itu para pengrajin harus bergerak bersama," ujar Kepala Seksi Kelembagaan, Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Bojonegoro, Slamet Wiyono pada Sabtu (14/5/2016).
Di hadapan puluhan pengrajin batik Jonegoroan, Slamet mengatakan, bergerak bersama dalam wadah koperasi akan menguatkan permodalan dan pemasaran.
"Pemkab siap mendampingi dan mendukung kegiatan koperasi ini," ujar dia dalam Rapat Anggaran Tahunan (RAT) Koperasi Industri Batik dan Kaos Jonegoroan itu.
Pada kesempatan tersebut, dia menyatakan, apresiasi kepada operator Banyuurip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) yang selama ini terus mendukung pengembangan industri batik Jonegoroan melalui koperasi ini.
Kepala Dewan Koperasi dan Industri Daerah (Dekopinda), Adie Witjaksono menyampaikan, bahwa para pengrajin harus terus berusaha mencari dukungan dari pihak lain selain EMCL.
"Selama ini kan didorong terus sama EMCL, nanti kalau programnya sudah selesai, koperasi ini harus mencari kerjasama dengan institusi lain," ucap Adie Witjaksono, pada kesempatan yang sama.
Adie menegaskan, para pengrajin harus lebih inovatif dalam mengembangkan motif batik, tidak hanya berkutat pada batik Jonegoroan. Pengrajin harus jeli melihat pangsa pasar mana yang lebih potensial untuk dikembangkan.
"Sehingga para anggota koperasi mampu mengakomodir kebutuhan pasar," ungkapnya.
Adie juga menekankan bahwa komitmen pengurus koperasi sangat krusial bagi perkembangan ke depan. Artinya kekompakan dan semangat gotong royong, saling menopang satu sama lain, harus tetap dijaga.
"Jangan sampai setelah dukungan dari EMCL selesai, komitmennya pudar," tutur dia memotivasi.
Koperasi yang telah berdiri sejak 2104 tersebut kini memiliki 55 anggota pengrajin batik dari seluruh wilayah Kabupaten Bojonegoro. Selama ini koperasi sudah bisa menyuplai bahan baku dan membantu pemasaran para anggotanya.
Pendirian koperasi tersebut merupakan bagian dari program pengembangan batik jonegoroan yang diprakarsai EMCL bersama LSM Ademos sejak tahun 2013. (Roz)
BERITA TERKAIT
Ditjen Migas Beberkan Tantangan Optimasi Gas Bumi Sebagai Energi Transisi
Tak Berlaku Bagi Masyarakat, Pejabat dan ASN Wajib Meniadakan Buka Bersama
Biofertilizer PEP Donggi Matindok Field Dukung Pertanian Berkelanjutan
Jaga Stok Darah, PMI Bojonegoro Gelar Safari Donor Selama Ramadan
Gas Bumi Jadi Energi Transisi Menuju Lebih Bersih
Pertamina Hulu Indonesia Jalankan Strategi Borderless di WK Tumpang Tindih
Gubernur Jatim Bolehkan Warung Makan Buka Selama Ramadan Tapi dengan Tirai
Delapan Wisata Jawa Timur Raih Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023
Pertamina Hulu Rokan Dorong Kreativitas Pemuda
Optimis Revisi UU Migas Akan Dongkrak Lifting
9.811 SR Jargas Telah Dinikmati Masyarakat Bojonegoro
Tradisi Nyekar Jelang Ramadan, Jadi Berkah Bagi Penjual Bunga Tabur
Pertamina EP Sukowati Field Fokus Tangani Stunting di Tuban
UKM Pagar Nusa Unugiri Sabet 19 Medali di Widuri Open 2023
Transisi Energi Berkelanjutan, Berpotensi Buka Lapangan Kerja Baru
Praktik Enterprenuer (P5) SMP Negeri 2 Blora
Punya Keuangan Kuat, PGE Kembangkan Energi Panas Bumi
Banyak Kendala di Lapangan, 189 Jargas di Bojonegoro Akan Dicabut
Kampanyekan Teladan Gus Dur, Komunitas Gusdurian Bojonegoro Gelar Ruang Musik
Selamatkan Hutan, IDFoS Indonesia Kampanye Gerakan Lestari Alam Raya
Pertama Kali, Pertamina Geothermal Energy Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit