Kisah Dramatis Masa Lalu Kesongo

20795
Rawa Kesongo memiliki kisah dramatis. Sembilan orang tewas secara tragis di tanah berlumpur yang hari ini meletus.
Dahulu pada tahun 725 Masehi ada tokoh yang bijaksana. Ia berasal dari Medang Kamulaan, Teluk Lusi Blora. Masih garis keturunan Datsu Dewi Simaha. Pemuda tampan dan berkarisma tersebut bernama Hang Sanjaya.
Sanjaya adalah anak dari pasangan Sanaha dan Saladu. "Ia dilahirkan di Sucen, Doplang, Blora, Jawa Tengah atau dahulu disebut Medang Pakuwon pada akhir abad ke-7 Masehi," ujar koordinator komunitas Jelajah Misteri Kabupaten Blora, Eko Arifianto, Kamis (27/8/2020).
Pemerhati sejarah ini, mengungkapkan, pada waktu itu, pamannya yakni bernama Sana baru saja diangkat menjadi datu di Galuh Kerajaan Tarunanegara. Namun tak selang berapa lama, Sana meninggal secara tiba-tiba.
Sana meninggal dunia akibat diracun oleh konspirasi yang terjadi di istana Galuh karena perebutan kekuasaan.
Pangeran dari Kerajaan Tarumanegara ini ingin merebut tahta dari tangan Sana, lalu ia dibantu istrinya berhasil meracun Sana.
Mayat Sana oleh para pengikutnya dibalsam agar tidak menimbulkan bau tidak sedap. Kemudian mayatnya dibawa pulang ke kampung halamannya di Sucen, Doplang, Medang Pakuwon, Blora.
Ia diantar oleh sembilan orang pengawalnya dan seorang pekathik (pelayannya yang bertugas memelihara kuda).
Namun sesampai di Medang Pakuwon, kakak perempuan Sana yang bernama Sanaha menjadi murka dan memerintahkan 9 orang pengawalnya dibunuh karena dianggap tidak mampu melindungi keselamatan adiknya.
Hanya satu orang yang dibiarkan tetap hidup yakni seorang pemelihara kuda yang dianggap orang kecil dan tidak tahu duduk perkaranya.
"Dari situ muncul kisah cerita tutur tentang Kesongo, yaitu matinya sembilan orang yang tragis dan dramatis," ungkap Koko, sapaan akrabnya.
Tempat 9 orang pembantu Sana dibunuh sekarang dinamakan Desa Kesongo, Kecamatan Jati, Kabupaten Blora.
Tempat terbunuhnya 9 orang sekarang berupa hamparan dataran rendah dengan tanah berlumpur. Semburan lumpur bisa mencapai 3 meter.
Di tempat itu ada tanah berlumpur yang sering menyemburkan lumpur yang disertai gas belerang yang menyebabkan banyak burung dan hewan mati karena keracunan.
Akibat semburan lumpur dengan bau gas belerang itu, banyak hewan mati dan penduduk tidak perlu susah-susah berburu mencari makanan.
Disampaikan, pada tahun 416 M, Keraton Medang Kamulyan di hilir sungai Lusi Blora sudah padat penduduknya. Sebagian penduduk berpindah ke arah Barat Daya menyusuri Sungai Lusi hingga mencapai hutan jati di wilayah Blora Selatan.
Para pendatang membangun pemukiman baru. Wilayah tersebut diberi nama Pakuwuan atau Pakuwon dengan lokasi kedaton di Sucen.
Kedaton dipimpin oleh seorang perempuan bernama Sanaha. Sanaha adalah kakak perempuan Sana penguasa Galuh Kerajaan Tarumanegara yang merupakan garis keturunan Kandayun.
Medang Pakuwon sekarang terletak di Desa Kesongo. Sanaha jatuh di Medang Pakuan pada tahun 696 Masehi.
Cerita ini, tambah dia, mengambil sumber dari Buku Babad Kanung, Sejarah Perjalanan Orang Jawa 230 SM - 1292 M.
Cerita pilu Rawa Kesongo hari ini, Kamis (27/8/2020), terulang. Rawa Kesongo meletus dan menyemburkan lumpur panas. Dua warga keracunan dan 17 ekor kerbau terkubur lumpur.(ahmad sampurno)
BERITA TERKAIT
Tahun 2023, Produksi Minyak Sukowati Field Ditargetkan 4.258 BOPD
Baznas RI : Angka Kemiskinan Bojonegoro Cukup Tinggi di Jatim
Teken MoU dengan Asia University di Taiwan, Unigoro Menuju Go Internasional
Wapres Ma’ruf Amin Bakal Resmikan Proyek Gas JTB
Soal Tambang Kapur, PT WBS dan Pemkab Bojonegoro Harus Hadir di Tengah Masyarakat
Harga Beras Naik, Bulog Bojonegoro Berupaya Stabilkan Harga
PPK Purwosari Gelar Bimtek Bagi PPS Pemilu 2024
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Cegah Erosi Serap Emisi, Ademos dan PEPC Gelar "Ngopi Sareng Kawan Sungai Gandong"
Satpam PPSDM Migas Juara 1 PAM TKP pada HUT Satpam Ke-42
PPSDM Migas Adakan Pelatihan Operasi Pesawat Angkat Angkut dan Ikat Beban
Jokowi Akan Hadiri Puncak Peringatan 1 Abad NU dan Lantunkan Selawat Asyghil
Pelatihan K3 Gratis untuk Masyarakat 3T di PPSDM Migas
Indonesia Miliki Potensi EBT 3.686 GW
2023, Target Lifting Minyak 660 MBOPD Lebih Rendah Dibanding 2022
Pemkab Blora Mulai Sosialisasikan Pembangunan Bendung Gerak Karangnongko
Pengurus Organisasi Mahasiswa SASB Uinsa Periode 2022-2023 Resmi Dilantik
Duet Wabup Budi Irawanto dan Maya "The Ramban" Pukau Wisatawan Embung Pedang
10 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri Terbaik Versi Webometrics Januari 2023
HIMA UT Cepu Gelar Blora Job Fair dan Expo Campus 2023
Rekrutmen CASN 2023 Akan Dibuka untuk Umum