Pemuda Beged Hargai Si Kulit Cokelat Rp25 Ribu

Kerajinan Pemuda Beged
Warna kulitnya cokelat mulus. Bersinar terkena cahaya lampu saat malam hari. Jika disentuh terasa licin. Ada semacam tulisan menarik menyatu dengan kulit. Itulah buah kerajinan tangan berbahan bambu yang ditekuni Pemuda Desa Beged, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
KERAJINAN lokal sekitar lapangan minyak Banyuurip, Blok Cepu, itu dipajang berjajar rapi di acara Festival Banyu Urip 2018. Para pengunjung bebas memilih, berkulit coklat tua atau coklat muda. Harganya relatif ada yang Rp 25.000 hingga ratusan ribu rupiah untuk membawanya.
Produk dari bambu ini terdiri dari, Mug, mini gelas, aneka tempat pencil, 1 set Tea pod (Teko, cangkir, nampan), tempat sendok, lampu belajar, aneka miniatur, serta kerajinan bambu lain.
Ketua Karang Taruna Beged, Muhammad Mahfud, menjelaskan, pembuatan aneka kerajinan bambu tersebut muncul dari ide liar para pemuda. Yang rata-rata masih menganggur.
Terlebih, sejak dulu desanya sudah dikenal masyarakat luas sebagai penghasil aneka anyaman bambu.
"Rinjing, tempeh, bakul, dan masih banyak yang lain," kata Mahfud, saat membuka cerita kepada Suarabanyuuri.com, Sabtu (17/11/2018).
Namun, menurut dia, produk tersebut kurang memiliki nilai ekonomis. Bayangkan saja satu buah tempeh yang dalam pembuatannya butuh waktu dua hari lebih hanya dihargai Rp 20 ribu. Belum produk yang lain.
Kondisi demikianlah yang memancing para Pemuda Desa Beged untuk berinovasi membuat berbagai produk lain yang lebih bernilai ekonomis.
"Baru satu bulan ini kami mengembangkan produk yang dianggap baru di desa kami," ujarnya.
Dia yakin, produk yang dihasilkan lebih memiliki nilai ekonomis tinggi dibanding tempeh dan sejenisnya.
"Ada belasan produk yang kami hasilkan dari bambu," tutur Mahfud menjelaskan satu persatu produk yang dihasilkan.
Di contohkan, untuk membuat satu Mug dari bambu, tidak butuh waktu lama kurang dari satu hari barang sudah jadi.
"Untuk nilai jualnya saya hargai Rp 25 ribu," ujar pemuda ramah ini.
Dari bagian pangkal bambu, dipotong menyerupai gelas. Lalu dihaluskan dengan alat yang dibuat sendiri dari pompa listrik bekas.
"Semua Handmade atau pembuatan tangan Pemuda Beged," ungkapnya.
Setelah halus, lalu diwarnai dengan pernis. Untuk lebih halus dan mengkilat, tahap akhir dilapisi melamin. Sementara untuk tulisan atau gambar, hasil dari foto copy. Kalau tidak foto copy tidak bisa. Karena harus tinta kering supaya bisa tertempel maksimal.
"Kertas yang sudah ada tulisan hasil foto copy, diberi semacam cairan. Lalu ditempel pada Mug sebelum di melamin," terangnya.
Masing-masing produk memiliki tingkat kesulitan yang berbeda. Sehingga membutuhkan waktu selesai berbeda pula.
"Waktunya antara satu sampai dua hari. Tergantung produknya," kata warga ring satu Blok Cepu ini.
Dia melanjutkan, sebanyak enam pemuda sebagai pelopor, memiliki keinginan lebih besar. Untuk membuat desanya menjadi tujuan wisata. Mengingat, desa itu sudah terkenal dengan produksi aneka jenis anyaman bambu.
"Sebagai launching, kami mengikuti Festival Banyu Urip ini. Dari event ini, Kami juga mendapat ratusan pesanan awal," pungkasnya.(Ahmad Sampurno)
BERITA TERKAIT
Pemkab Blora Mulai Sosialisasikan Pembangunan Bendung Gerak Karangnongko
Pengurus Organisasi Mahasiswa SASB Uinsa Periode 2022-2023 Resmi Dilantik
Duet Wabup Budi Irawanto dan Maya "The Ramban" Pukau Wisatawan Embung Pedang
10 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri Terbaik Versi Webometrics Januari 2023
HIMA UT Cepu Gelar Blora Job Fair dan Expo Campus 2023
Rekrutmen CASN 2023 Akan Dibuka untuk Umum
Pencarian Hari Keempat, Bocah Tenggelam di Sungai Pacal Belum Ditemukan
Disnakkan Bojonegoro Terima 40.000 Dosis Vaksin PMK
Minat Pasang Gas Bumi, Warga Bojonegoro Bisa Lewat GasKita
Arab Saudi Terbitkan Visa Transit, Kemenag : Tak Bisa Untuk Ibadah Haji
Komisi VII Dukung PGN Dapatkan Harga Gas USD 4,72 MMBTU
Fraksi Golkar DPRD Bojonegoro : UU Desa Masih Relevan Dijalankan
Pro-kontra Wacana Perpanjangan Jabatan Kepala Desa, Begini Pandangan Politisi Senayan
Bupati Tak Temukan Perjanjian 30 Tahun, Pedagang : Akte Sewa Beli Tak Ada Batas Waktu
Warga Sumuragung Tuntut Tambang PT Wira Bhumi Sejati Ditutup Permanen
Selama Januari 2023, Sudah Ada 8 Kejadian Kebakaran di Bojonegoro
Indonesia Miliki Tanker Gas Dual Fuel Ramah Lingkungan Terbesar di Dunia
Jatim Kelebihan Pasokan Gas, PGN Minta Pipa Cirebon - Batang Dibangun Gunakan APBN
China Cabut Pembatasan Aktivitas Kerek ICP Januari Jadi US$78,54 Per Barel
Sambut HPN 2023, PWI Bojonegoro Gowes Bareng Stakeholder
IDFoS Gelar Diskusi Pelestarian Hutan Berbasis Agrosilvopastura