Nenek Salimah Hidup Sebatang Kara Tanpa Listrik

nenek salimah
SuaraBanyuurip.com -
Setiap tahun tepatnya di musim penghujan, luapan Sungai Bengawan Solo selalu memunculkan bencana alam yang menakutkan masyarakat. Karena mampu meluluh lantakan tanaman pertanian maupun rumah warga yang ada dibantaran sungai terpanjang di pulau jawa tersebut. Namun hal itu tak membuat Salimah giris. Warga yang berdomisili di wilayah Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, justru memilih tetap berada di rumah reotnya, dan enggan dievakuasi tim SAR saat sungai bengawan solo meluap.
Di tepian Sungai Bengawan Solo, tepatnya di Desa Tambakrejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, hidup seorang nenek sebatang kara bernama Salimah tanpa aliran listrik. Bukan tanpa alasan, nenek berusia sekira 70 tahun itu takut kesetrum saat rumahnya terdampak luapan Sungai saat Tinggi Muka Air (TMA) di titip pantau Bojonegoro mencapai 14.50 pielschaal.
"Dulu ada listriknya tapi saya cabut karena takut kesetrum," ujar Salimah saat ditemui suarabanyuurip.com di rumahnya pada hari Selasa (13/3/2018) kemarin malam.
Salimah yang piawai bertutur Jawa Krama tersebut, merasa was-was saat Sungai terpanjang di Pulau Jawa meluap. Saban banjir, mulai teras, ruang tamu, dan kamar tidurnya selalu dipenuhi air. Satu-satunya ruang yang aman dari banjir hanya dapur, karena diurug lebih tinggi dari ruang lainnya.
Gelap gulita saat pertama masuk ke rumahnya. Salimah saban banjir tiba, selalu menanak nasi pada malam hari. Persiapan dini tersebut, bentuk kekhawatirannya jika keesokan harinya tungku kayunya juga kebanjiran.
"Jaga-jaga kalau besok tak bisa masak," jelasnya sambil tersenyum.
Bertahun-tahun, nenek yang berpakaian lusuh itu hidup di tengah keterbatasan. Di rumah sesek yang berukuran sekitar 4x6 itu, hanya memiliki satu meja panjang, tempat tidur yang usang, dan perkakas masak.
Sekalipun hidup di tengah kemiskinan, dia tak pernah mengeluh maupun sedih. Sejak ditinggal suaminya di Lasem, dia pindah ke Tuban dan hidup seorang diri.
Iring-iringan ombak saat Bengawan Solo meluap terasa menakutkan, namun si perempuan lanjut usia tersebut enggan dievakuasi oleh tim SAR. Dia memilih untuk tetap berada di dalam rumah sempitnya, karena tidak ada yang menjaganya.
"Sudah terbiasa banjir seperti ini," terangnya sambil berucap terimakasih kepada Tagana Rengel saat diberi suplemen logistik.
Salah satu Tagana Kecamatan Rengel, Yoyok, yang mendatangi rumah nenek Salimah tak henti-hentinya mengajak untuk mengungsi di posko Kecamatan Rengel. Berkali-kali ajakan tersebut, mendapat penolakan halus.
"Saat Bojonegoro sudah Siaga Kuning (SK) kami langsung bergerak meskipun Surat Keputusan (SK) tanggap bencana belum turun," sergah Yoyok.
Yoyok menjelaskan, banjir episode dua di awal 2018 datangnya sangat cepat. Seperti biasa, disaat seperti ini pihaknya langsung melakukan assesment sekaligus pendataan titik yang terdampak banjir.
Warga Tambakrejo sudah terbiasa kebanjiran, karena sampai tahun ini tanggul penahan banjir belum terealisasi sempurna. Selama dirasa masih aman, warga biasanya memilih bertahan di rumah salah satunya nenek Salimah.
"Saat pendataan kami juga memberi suplemen untuk kebutuhan konsumsi selama banjir," tambahnya.
Pantauan sementara, di Kecamatan Rengel ada lima desa terdampak banjir dan kini terisolir. Ditambah tiga desa lagi juga tergenang. Desa Tambakrejo salah satu titik yang terisolir, karena jalan lingkungan terendam air.
Informasi dari BPBD Tuban, TMA Bengawan Solo di titik pantau Bojonegoro hari ini menurun drastis. Pada pukul 06:00 WIB, TMA di 14:44 pielschaal (-) SK, pukul 09:00 WIB turun di 14.17 pielschaal (-) SK, dan pukul 12:00 WIB turun lagi menjadi 13.84 pielschaal (-) SH. (Ali Imron)
BERITA TERKAIT
Jokowi Bermalam di Sidoarjo untuk Hadiri Puncak Peringatan 1 Abad NU
Tahun 2023, Produksi Minyak Sukowati Field Ditargetkan 4.258 BOPD
Baznas RI : Angka Kemiskinan Bojonegoro Cukup Tinggi di Jatim
Teken MoU dengan Asia University di Taiwan, Unigoro Menuju Go Internasional
Wapres Ma’ruf Amin Bakal Resmikan Proyek Gas JTB
Soal Tambang Kapur, PT WBS dan Pemkab Bojonegoro Harus Hadir di Tengah Masyarakat
Harga Beras Naik, Bulog Bojonegoro Berupaya Stabilkan Harga
PPK Purwosari Gelar Bimtek Bagi PPS Pemilu 2024
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Cegah Erosi Serap Emisi, Ademos dan PEPC Gelar "Ngopi Sareng Kawan Sungai Gandong"
Satpam PPSDM Migas Juara 1 PAM TKP pada HUT Satpam Ke-42
PPSDM Migas Adakan Pelatihan Operasi Pesawat Angkat Angkut dan Ikat Beban
Jokowi Akan Hadiri Puncak Peringatan 1 Abad NU dan Lantunkan Selawat Asyghil
Pelatihan K3 Gratis untuk Masyarakat 3T di PPSDM Migas
Indonesia Miliki Potensi EBT 3.686 GW
2023, Target Lifting Minyak 660 MBOPD Lebih Rendah Dibanding 2022
Pemkab Blora Mulai Sosialisasikan Pembangunan Bendung Gerak Karangnongko
Pengurus Organisasi Mahasiswa SASB Uinsa Periode 2022-2023 Resmi Dilantik
Duet Wabup Budi Irawanto dan Maya "The Ramban" Pukau Wisatawan Embung Pedang
10 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri Terbaik Versi Webometrics Januari 2023
HIMA UT Cepu Gelar Blora Job Fair dan Expo Campus 2023