Kasek : Kedua Orang Tuanya Sudah Cerai

pradita

SuaraBanyuurip.com - 

Aksi nekad bunuh diri yang dilakukan Pradika masih simpang siur. Setelah dikabarkan karena putus cinta, kepala sekolah menyatakan aksi nekad itu dikarenakan broken.

Jarum infus masih menancap dilengan kiri gadis berusia belasan tahun. Tubuhnya tergulai lemas di ranjang Ruang Anyelir Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sosodoro Djatikoesomoe, Rabu (27/2/2013). Wajah gadis itu tampak pucat dan bibirnya kering.   

Dia adalah Pradika Putri Agusmulyani, (16), siswi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 2 Bojonegoro, Jawa Timur, yang Rabu (26/02/13) siang kemarin, mencoba melakukan percobaan bunuh diri karena diputus pacarnya.  

Gadis asal Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, itu nekad nenggak minuman bersoda jenis Sprite yang dicampur obat sakit kepala Bodrex untuk mengakhiri hidupnya. Selain itu dia juga nekat mensayat lengan kirinya dengan silet. Ada tulisan Udin yang terukir dilengan kiri itu.

Sejumlah teman korban berpakaian hijau hitam tampak berjubel disamping korban. Sesekali mereka mencoba menghibur Pradika. Mengajaknya bicara dan bercerita kepada gadis yang tergeletak disampingnya.

“Jangan sedih terus mbak, ayo ketawa. Kalau ketawa kamu terlihat cantik,” cetus Lestari teman satu ruang korban.

Baca Juga :   Demi Menyambung Hidup Rela Mencari Lempuyang

Namun Pradika hanya menyunging senyuman tipis. Tak ada jawaban sepatah pun keluar dari mulutnya. Bibirnya kembali terkunci. Pandangan matanya nanar menerawang dilangit-langit kamar.

“Ibunya bekerja diluar negeri, bapaknya kerja di Pati, Jawa Tengah. Keduanya juga sudah cerai,” ungkap Kepala Sekolah (Kasek) SMK 2 Bojonegoro, Mulyono ketika ditemui suarabanyuurip.com diruang kerjanya.

Kondisi rumah tangga keluarga yang berantakan itulah yang ditengerai menjadi penyebab kenekatan Pradika. Sebab dengan kondisi itu Pradika merasa kurang diperhatikan orang tuanya. Sehingga ketika dia mendapat persoalan tak ada tempat untuk mengaduh.

“Mungkin karena broken itulah dia nekad ingin bunuh diri,” terka Mulyono.

Dugaan Mulyono bukan tidak berdasar.  Karena selama ini dia mengetahui jika anak didiknya itu merupakan salah satu siswa pendiam disekolahan. Bahkan pradika juga masuk sepuluh besar kategori siswa berprestasi.

“Saya sendiri juga heran dan kaget dia berani menyayat tangan kirinya dengan silet,” tegasnya.

Namun Mulyono tak menyangkal, jika Pradika selama ini akrab sekali dengan Udin. Nama yang diukir dalam goresan silet dilengan kiri korban. Karena setiap jam istirahat dan pulang sekolah dua siswa tersebut selalu bersama. Akan tetapi kedekatan mereka bukan sepasang kekasih. Melainkan sekadar teman dekat.

Baca Juga :   Bila Sawah Ladang Mulai Ditinggalkan

“Kelihatannya dia tidak pacaran, cuma dekat saja,” tutur Mulyono.

Berbeda yang disampaikan Mulyono. Sejumlah teman korban mengaku jika Pradika sudah menjalin asmara dengan Syaifuddin, asal Desa Parengan, Kecamatan Soko Tuban. Hubungan itu sudah terjalin sejak setahun silam.

“Ia mas, mbk Ida (Sapaan akrab Pradika) itu pacarnya kak Udin,” sergah Lestari kembali.

Aksi nekad Pradita itu sempat mengguncang SMK N 2 Bojonegoro. Terlebih teman-teman Pradika yang berada satu ruang. Mereka tak menyangka Pradika bakal melakukan percobaan bunuh diri.

“Ya sedih mas, kasihan juga. Beruntung nyawa mbak Ida masih tertolong,” lanjut Lestari.

Terpisah, orang tua korban, Agus (65) yang dikabarkan pulang ke Bojonegoro kemarin sore, tidak mau memberikan komentar sedikit pun terkait aksi anak kandungnya.

“Sudah jangan diperpanjang, yang jelas saya tidak akan membawa kasus ini kepolisi,” bebernya dengan nada keras didepan sejumlah wartawan. (eky nurhadi) 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *