Ketika SIBI dan Taprose Temanku Terintegrasi

Aplikasi SIBI

SuaraBanyuurip.com - 

Sejatinya semua aplikasi layanan publik tercipta, untuk memudahkan interaksi antara masyarakat dengan instansi terkait. Menjadi berbeda jika aplikasi berbasis android itu, melibatkan penggunanya ikut serta mewujudkan situasi yang aman dan kondusif di wilayahnya.

Terhitung sudah hampir dua tahun, Kepolisian Resort (Polres) Tuban, Jawa Timur, meluncurkan aplikasi Sistem Siaga Bumi Wali (SIBI). Sejak waktu itu pula, kepolisian yang bermarkas di Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo Tuban bersama masyarakat berkomunikasi secara realtime melalui android.

Rangkaian pengaduan terkait kecelakaan, maupun ganguan Kamtibmas terus bergulir. Semenjak SIBI secara resmi diluncurkan oleh Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Tito Karnavian, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men PAN-RB) di Mapolres Sidoarjo, Kamis (1/9/2016) silam.

Jika ditilik perjalanannya program inovasi tersebut berperspektif ke depan, sesuai dengan kebutuhan pengaduan kekinian. Di samping melibatkan secara aktif seluruh komponen di pemerintahan, juga melibatkan masyarakat Bumi Wali (sebutan lain Tuban) yang jumlahnya lebih dari 1,3 juta jiwa.

“Sejak ada SIBI kita mudah untuk melapor jika ada kejadian di lingkungan sekitar,” ujar warga Jenu, Sholeh, saat ditemui Suarabanyuurip.com di kediamannya, Minggu (8/7/2018).

Gaya hidup masyarakat pengguna android mulai berubah. Mereka lebih proaktif, dan memiliki rasa percaya diri untuk menentukan sikap jika ada peristiwa di depannya. Termasuk pula mengurangi pengaduan di jejaring media sosialnya.

Jika ada kejadian seperti kecelakaan lalulintas, masyarakat bisa menekan Panic Button yang ada di aplikasi itu. Kurang dari lima menit petugas kepolisian akan datang ke lokasi kejadian.

“SIBI selalu melayani masyarakat dan ikut serta mewujudkan keamanan di Kabupaten Tuban,” ujar Kapolres Tuban, AKBP Nanang Haryono secara terpisah di Rest Area Tuban.

Nanang sadar di era millenial saat ini, aplikasi SIBI yang paling pas untuk menampung semua aduan publik. Dari tahun ketahun, pengguna aplikasi ini terus meningkat. Diantara bukti nyatanya, aduan publik di media sosial menurun drastis.

*********************

Kabupaten Tuban dengan 20 kecamatan, terdiri dari 311 desa dan 17 kelurahan memiliki karakteristik berbeda. Dari perbedaan inilah, Bhabinkamtibmas menjadi ujung tombak meredam persoalan di tingkat bawah.

Baca Juga :   Terentas Dari Belenggu Kekeringan

Aplikasi SIBI yang menjadi wadah generasi android, ditambah blusukannya Bhabinkamtibmas sangat mempengaruhi dinamika masyarakat. Publik merasa nyaman dan aman, karena pihak kepolisian selalu bersamanya di dunia nyata maupun maya.

Manfaat SIBI Polres Tuban sudah teruji untuk kesekian kalinya. Pada Sabtu (29/7/2017) malam sekira pukul 18.45 WIB, masyarakat menekan tombol panic button. Setelah dikonfirmasi operator SIBI, ternyata melaporkan adanya kecelakaan tabrak lari di Jalan Raya Tunah, Semanding.

Awalnya kecelakaan dilaporkan diduga melibatkan truck warna merah, namun setelah dilakukan olah TKP, penghadangan kendaraan yang diduga ternyata tidak cocok. Waktu itu, Kanit Laka SatLantas Polres Tuban Iptu Nungki Sambodo menjelaskan, korban ternyata jatuh karena terserempet motor lainnya yang tidak diketahui nomor polisinya.

Kronologis Kejadiannya bahwa TKP jalan lurus, malam hari, gelap, cuaca cerah, jalan datar beraspal, kanan dan kiri jalan pemukiman penduduk dan situasi arus sedang. Motor yang tidak diketahui identitasnya sebelumnya berjalan dari arah timur ke barat di lajur kanan, pada saat yang bersamaan dari arah berlawan arah barat ke timur berjalan motor  Yamaha Jupiter MX dikemudikan oleh korban sehingga terjadi kecelakaan lalu lintas.

“Akibat kejadian tersebut korban mengalami luka2 karena benturan dengan benda keras dalam hal ini aspal,” jelas Nungki.

SIBI telah menjadi insipirasi Indonesia, dengan harapan Bumi Wali Tuban semakin dikenal di kancah nasional. Selain di Jakarta, Polres Tuban juga mengikuti pameran inovasi pelayanan publik di Bandung yang diundang langsung oleh Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara (PAN) dan Reformasi Birokrasi.

Aplikasi berbasis Android ini juga dilengkapi dengan 13 unit perangkat kamera, yang sudah bisa dipantau secara online yang diletakkan disejumlah titik perkotaan, jalur pantura dan dan kawasan hutan jati peteng. Dari ke 13 CCTV itu terpasang di pusat perkotaan dan ada tambahan 1 yang sudah aktif yakni dikawasan pantura jati peteng. Ranah pengamanan di Bumi Wali memang butuh terobosan.

Kehadiran SIBI, terbukti mampu memininalisir celah kelemahan yang secara tidak langsung diadukan pengguna media sosial. Semula orang di luar Tuban tahu kondisi sosial di Bumi Wali. Dengan meningkatnya mutu SDM pengguna dunia maya, sekarang Bumi Wali terkontrol sebagaimana slogan Polres Tuban “Kuat Mengabdi dan Santun Melayani”.

Baca Juga :   Disana Masih Ada Warung Mbak Parti

Keterlibatan ulama’/kyai dan tokoh masyarakat di Tuban yang sekarang usianya menginjak 724, juga memiliki peran yang besar. Sinergi ini wujud program safari yang dilakukan Kapolres bersama Pejabat Utama (PJU) Polres Tuban di 20 kecamatan. Jika Polres Tuban punya SIBI, lain halnya dengan Pemkab yang meluncurkan aplikasi Taprose Temanku. Kedua aplikasi ini tujuannya sama, yakni mewadahi setiap aduan publik.

Menjadi lebih sempurna, jika keduanya terintegrasi. Apalagi Kapolres dan Bupati Tuban berkomitmen mewujudkan kondisi Kamtimbas di wilayahnya. Semua admin program aplikasi Taprose Temanku yang jumlahnya ratusan harus berpikir dua kali, jika masih mengabaikan aduan masyarakat. Bupati Tuban, Fathul Huda tak segan menyentil oknum admin yang lamban merespon keluh kesah publik terkait pelayanan pemerintah.

“Pak Bupati yang uber Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk segera respon jika ada aduan,” terang Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Tuban, Heri Prasetyo, terpisah.

Berbagai kekurangan terjadi disana-sini, dan mantan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan terus berupaya meningkatkan respon OPD terhadap setiap aduan. Selain itu melakukan sosialisasi terintegrasinya Taprose denga Lapor SP4N milik KemenPAN-RB melalui sms 1708.

Taprose sangat memudahkan masyarakat melakukan pengaduan/pelaporan secara tepat sasaran. Publik dapat melakukan review tempat wisata, cafe, tempat makan, dan hotel secara mudah. Aplikasi anyar ini juga memfasilitasi masyarakat dan OPD untuk menjadikan Tuban lebih baik.

Apabila selama ini publik mengeluh jalan rusak atau sampah berserakan di media sosial, Taprose telah menjadi wadah untuk menyalurkannya. Setiap keluhan/aduan dari warga pasti langsung ditangani, sebab dalam pemberitahuan akan ada tandanya.

Warna merah berarti laporan menunggu diproses. Lampu hijau laporan sedang memiliki feedback. Sedangkan lampu kuning artinya laporan sedang diproses. Semua OPD dijamin tidak berani mengabaikan laporan ini, karena ada resiko sanksi dari bupati langsung. 

*Penulis adalah Ali Imron jurnalis media SuaraBanyuurip.com* 


» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *