Rayabintang, Kolektor Koin Kuno yang Suka Menyusuri Sungai

20852

SuaraBanyuurip.com - Joko Kuncoro 

Bojonegoro – Rayabintang Gibran Afandi awalnya menemukan koin kuno yang diduga peninggalan masa Kerajaan Majapahit. Lalu, ia mulai serius mengumpulkan koin kuno dengan cara menyusuri sungai Bengawan Solo dan sejumlah tempat lain. Kini, ia punya koleksi koin kuno cukup banyak.

Raya, sapaan akrabnya, kini mengoleksi benda kuno tak hanya koin, melainkan juga anting, cincin, tusuk konde dan lainnya. Warga Desa Dukokidul, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, ini menuturkan ia harus menyusuri sungai Bengawan Solo hampir setiap hari untuk menemukan benda-benda bersejarah tersebut.

“Untuk mengetahui sejarahnya, dari zaman apa koin atau cindera mata itu. Saya memostingnya, ke media sosial seperti Facebook. Kemudian banyak yang berkomentar, dan mengetahuinya,” ungkapnya.

Dari kegemarannya mencari koin kuno, ia kemudian menjualnya kepada sejumlah kolektor. Dalam sebulan ini saja ia menjual sekitar 100 koin dengan harga rata-rata Rp 2 juta/koin. Para pembeli rata-rata kolektor dari luar negeri seperti Jepang, Australia dan Hungaria.

‘’Awalnya saya menemukan koin di Kayangan Api. Lalu, mempunyai inisiatif menyusuri sungai Bengawan Solo, di sana menemukan berbagai macam cendera mata seperti gelang, cincin dan pernak-pernik zaman kerajaan. Terutama, bertempat di bawah Jembatan Kali Kethek Desa Banjarsari,’’ tuturnya.

Baca Juga :   Cerita Bandar Solar Yang Gulung Tikar

Raya sudah mengikuti, berbagi macam pameran di kota-kota besar. Seperti, Jakarta, Surabaya, Bandung dan Yogyakarta dengan membawa koleksi koin.

Selain kolektor benda kuno, ia juga melukis dan sering mengikuti pameran. Ia juga sering mengikuti pameran benda kuno di berbagai event. Diantaranya festival keris Bojonegoro tepatnya berada di Kayangan Api.

“Waktu itu, saya pernah menunjukkan hasil temuan saya kepada Bupati Bojonegoro,” ujarnya. 

Sementara itu terkait hobinya melukis, alumni SMAN 1 Kecamatan Kalitidu menjelaskan menyukai lukisan abstrak. Sudah 800 lukisan yang Raya hasilkan. Satu lukisan bisa laku Rp 5 juta tergantung ukurannya. 

“Saya sehari, bisa melukis satu sampai empat lukisan. Itu, tergantung keadaan jiwa. Karena, ketika melihat suatu obyek kemudian dijadikan seperti 2 dimensi. Sangat sulit, saat jiwa kita belum melebur ke dalam obyek itu,” ujar pria yang tinggal di wilayah Lapangan Gas Jambaran – Tiung Biru (J-TB) itu. (jk)


» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *