Selalu Menjunjung Profesionalisme dalam Bekerja

wulan

SuaraBanyuurip.comRirin Wedia

BEKERJA di dunia minyak dan gas bumi (Migas) sebenarnya bukan pilihan Wulan Purnamawati. Wanita berambut ikal ini awalnya berkarier di bidang pendidikan.

Karena itu, Wulan-panggilan akrab Wulan Purnamawati-banyak mempromosikan pendidikan negara lain dan lebih banyak bersinggungan dengan masyarakat. Dia pun kerap mengunjungi sekolah-sekolah, universitas, dan lain sebagainya untuk mempromosikannya.

Namun pekerjaan tersebut tak berlangsung lama. Tahun 2009, perempuan asli Kota Pahlawan itu memutuskan untuk bekerja di perusahaan migas. Dia bergabung dengan Mobil Cepu Limited (sekarang berubah nama menjadi ExxonMobil Cepu Limited/EMCL), anak perusahaan raksasa minyak Amerika Serikat (AS).

“Awalanya saya mengira bekerja di dunia migas selalu berkutat dengan alat berat, belepotan minyak, bekerja dengan tekanan, berada di segala situasi termasuk cuaca,” kata Wulan membuka perbincangan dengan suarabanyuurip.com, Jumat (21/4/2017).

Kenyataan anggapan Wulan salah. Setelah menjadi staf humas EMCL, dirinya baru mengetahui jika bekerja di bidang migas memiliki arti luas.

Saat menjadi staf Humas EMCL, Wulan malah sering ke rumah masyarakat, bertemu dengan tokoh-tokoh dan pemimpin masyarakat hingga pemuda yang selalu menginspirasi. Semua dilakukannya untuk membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat sekitar.

“Ternyata anggapan saya waktu itu salah,”  ucap lulusan Hubungan Internasional Universitas Airlangga (Unair) itu.

Baca Juga :   Nekat Jual Sapi, Terima Pesanan Hingga Luar Jawa

Bekerja di perusaan migas yang sedang melakukan eksplorasi dan eksploitasi migas diakui Wulan identik dengan lingkungan kerja terpencil, kerja fisik yang berat dan shift yang panjang.  Namun hal itu bukan halangan bagi dirinya untuk mengemban amanah dan meningkatkan prestasi kerjanya.

“Jika semua dijalani dengan hati senang, saya rasa tidak ada yang berat,” tutur wanita ramah dan murah senyum ini.

Begitupun jumlah pekerja laki-laki lebih mendominasi tidak membuat Wulan minder. Justru memberikan motivasi bagi dirinya sebagai perempuan harus bisa bekerja lebih baik lagi.

Dalam bekerja Wulan selalu memegang prinsip menjunjung tinggi nilai profesionalisme, bekerja secara kompak, terlepas dari gender atau jenis kelamin apapun, pasti tujuan akan tercapai.

“Itulah yang selama ini saya pegangan dalam bekerja,” tegasnya.

Delapan tahun bergabung dengan EMCL banyak pengalaman yang tak bisa dilupakan Wulan. Yakni hadir dalam acara kebudayaan yang diadakan oleh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) di wilayah operasinya. Seperti wayangan, dimana harus mempelajari Bahasa Jawa halus tingkat tinggi hingga ikut menonton mendampingi pejabat sampai dini hari.

Pengalaman lainnya yang terkenang adalah dirinya banyak bertemu dengan anak muda Bojonegoro dari desa di sekitar wilayah oprasi yang selalu mengispirasi, dan aktif memajukan desanya.

Baca Juga :   Dari Tukang Ukir Berhasil Buka Usaha Sendiri

“Perjuangan mereka sungguh luar biasa untuk mencapai cita-citanya,” ujarnya.

Pengalamannya membangun komunikasi dengan semua kalangan menjadikan Wulan semakin cakap dan matang. Akhirnya, pada 2016 lalu, Wulan memutuskan untuk pindah ke Pertamina Eksplorasi dan Produksi Cepu (PEPC). Anak perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu sedang mengerjakan proyek Unitisasi Lapangan Gas Jambaran – Tiung Biru (J-TB).

Di PEPC, Wulan sebagai Public Government Affair (PGA). Tempatnya bekerja saat ini tak berbeda jauh dengan saat dirinya bekerja di EMCL. Wulan banyak berhubungan dengan pemerintah desa, kecamatan, hingga kabupaten.

Pada Peringatan Hari Kartini, 21 April ini, Wulan berharap para perempuan bisa lebih percaya diri dan memantapkan diri dalam setiap bidang karir yang dipilih, tanpa melihat mitra kerjanya itu perempuan atau laki-laki. Karena setiap wanita memiliki kesempatan sama seperti kaum laki-laki.  

“Semoga kedepan dari Bojonegoro bermunculan inspirator-inspirator perempuan yang bukan hanya menginspirasi di sekitar lingkungan tempat tinggalnya, tapi juga menginspirasi masyarakat dunia,” pungkas Wulan menutut perbincangannya.(rien)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *