Tanggalkan Gengsi, Anang Raup Untung Besar dari Bisnis Barang Bekas

20813

SuaraBanyuurip.com – Joko Kuncoro

Bojonegoro – Barang bekas identik dengan kotor dan kumuh. Tapi menggeluti barang rongsokan bisa mendatangkan keuntungan ekonomi yang tak sedikit. Pekerjaan itulah yang dilakoni Anang Romadhon, warga Desa Sukowati, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.

Raungan mesin pencacah besi terdengar nyaring. Asap akibat gesekan benda keras, sesekali mengepul dan mengenai mata. Di situlah Anang beraktivitas, memilah barang rongsokan dan mengumpulkan sesuai jenisnya.

Sejak 1996, Anang Romadhon rela bergelut dengan sampah kotor.  Berbekal sepeda ontel, Anang sapaan akrabnya berkeliling ke berbagai tempat di Bojonegoro demi mencari barang rongsokan. Dia berkeyakinan, tidak ada barang yang tidak berguna.

Anang masih ingat betul, dulu saat dia masih duduk di kelas 3 MTs, setiap pulang atau liburan sekolah, dia membantu bapaknya mencari barang bekas di sekitar Kota Bojonegoro.

Dengan sepeda ontelnya, dia mengayuh tak kenal lelah. Sementara, dia menutup telinga dan bersikap acuh dari omongan tetangga sambil membawa rengkek menuju tempat barang rongsokan.

Baca Juga :   Kembangkan Agrobisnis Ditengah Industri Migas

“Waktu itu, saya hanya membantu bapak ketika ada waktu luang saja,” katanya, Sabtu (29/08/2020) kemarin.

Dari sana, dia memetik pelajaran penting. Yakni malu dan gengsi adalah dua hal sumber masalah dalam hidup. Usaha barang rongsokan bapaknya terus berkembang dan memiliki 20 karyawan, dari usaha pemilahan barang bekas.

“Dan tetap ketika mencari barang bekas menggunakan sepeda ontel,” katanya kepada SuaraBanyuurip.com.

Meski orang tuanya tak pernah menyuruhnya meneruskan pekerjaan tersebut, Anang tetap melakukannya. Pada 2005 lalu, Anang mendirikan tempat pemilahan barang rongsokan sendiri di dekat rumah, tepatnya di Desa Sukowati Kecamatan Kapas. Itu titik awal Anang merintis usaha sendiri.

Saat ini, dia telah memiliki 15 karyawan yang aktif bekerja di tempat tersebut. Tentu saja, itu berkat sikap istiqamah Anang dalam menjalani tekad, dan kemampuan untuk membuang urat malu di hadapan manusia.

Dia mengatakan, dari hasil jual barang rongsokan saja misalnya, belum termasuk yang lainnya, dalam sebulan pendapatan Anang mencapai Rp 5 juta.

“Itu belum pendapatan dari sisi pengolahan barang,” kata Anang. (jk)

Baca Juga :   33.300 KPP Sudah Tercetak dan Dipegang Pedagang

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *