Penyakit Stunting Rambah Desa Ring-1 Blok Cepu

Kepala Puskesmas Gayam Usman

SuaraBanyuurip.com – Ahmad Sampurno

Bojonegoro – Sebanyak 53 kasus stunting ditemukan di wilayah Ring-1 Lapangan minyak Banyuurip, Blok Cepu, Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro Jawa Timur. Jumlah tersebut merupkan akumulasi dari temuan sejak tahun 2017 sampai tahun 2018.

Kepala Puskesmas Kecamatan Gayam, dr Arman Fatoni, menjelaskan, dari 2.182 balita usia 0 sampai 60 bulan yang tersebar di 12 desa se-Kecamatan Gayam telah ditemukan 53 kasus stunting. Yakni Desa Gayam, Mojodelik, Bonorejo, Beged, Ngraho, Sudu, Manukan, Cengungklung, Katur, Ringintunggal, Begadon, dan Brabowan. 

“Kasus stunting ini kronis. Tidak bisa langsung terdeteksi satu atau dua minggu seorang balita dikatakan menderita stunting. Butuh waktu untuk mengetahuinya,” ujar Arman saat ditemui Suarabanyuurip.com, di ruang kerjanya, Kamis (11/10/2018).

Akan tetapi bayi bisa dikatakan stunting sejak awal dilahirkan. Bisa diketahui dari panjang bayi baru lahir. Jika di bawah 48 centi meter (cm) bisa dikatakan bahwa bayi tersebut menderita stunting.

“Normalnya, bayi lahir memiliki panjang 48 sampai 50 cm,” terangnya.

Baca Juga :   Kodim 0813 Bojonegoro Sediakan 3.000 Vaksin Covid-19

Di jelaskan, kondisi kemiskinan sebenarnya bukan menjadi penyebab utama terjadinya stunting. Dari keluarga kurang mampu justru asupan gizinya anak bagus. Namun kondisi berbeda pada keluaga yang mampu. Justru asupan gizinya kurang.

“Itu bisa jadi karena orang tua si bayi maupun si balita itu terlalu sibuk, sehingga menitipkan anak mereka kepada pembantu,” kata pria humanis ini.

Namun demikian, pihaknya terus melakukan pemantauan dan tindakan penanganganan terkait kasus tersebut. Diantaranya pemberian obat cacing, gizi tambahan maupun sosialisasi hidup sehat.

Teblet Zinc sebagai tambahan suplemen anak, kata dia, sebenarnya perlu diberikan. Namun, itu jarang diberikan. Karana tidak ada rekomendari dari pihak kabupaten dalam penanganan Stunting ini. Stok zinc memang ada, akan tetapi tampak kekhawatiran jika tablet zinc yang ada tidak mencukupi.

“Mungkin saja cukup untuk penderita stunting,” kata Arman menjelaskan.

Lebih dari itu, sejak sang ibu masih dalam masa kehamilan juga dilakukan pemantauan dan pemeriksaan secara berkala.

“Bila diketahui lingkar lengan kurang dari 23,5 cm, patut dicurigai jika bayi dalam kandungan sang Ibu mengalami kekurangan gizi,” tandasnya.

Baca Juga :   STIKes ICsada - EMCL Gelar Mini Lokakarya

Pada remaja putri pun juga diberikan perhatian. Sebab mereka kelak juga akan menjadi Ibu. “Kita berikan tablet tambah darah. Karena reaksinya bukan hanya untuk saat ini saja, tapi ketika nanti saat mengalami masa kehamilan,” ujarnya.(ams)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *