Sidak SPBU Menteri ESDM Temukan Mobil Mewah Isi BBM Subsidi

24891

SuaraBanyuurip.com – d suko nugroho

Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendapati kendaraan mewah masih ada yang mengkonsumsi solar subsidi. Hal itu ditemukan saat dirinya melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di empat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) pada Sabtu (9/4/2022).

Ada empat SPBU di Kota Medan, Sumatera Utara yang disidak Menteri Arifin. Ia  didampingi Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati dan Wakil Gubernur Sumatera Utara Musa Rajekshah, Sekjen Kementerian ESDM Ego Syahrial, Dirjen Migas Tutuka Ariadji, dan Kepala BPH Migas Erika Retnowati.

Dalam sidak tersebut, Arifin mendapatkan mobil pribadi jenis Sport Utility Vehicle (SUV), Multi Purpose Vehicle (MPV), dan truk industri/pengangkut hasil pertanian yang mengisi BBM jenis Biosolar.

Di SPBU 11209108 Rest Area KM 65A, Kabupaten Serdang Bedagai, misalnya. Arifin mengingatkan keluarga yang sedang menggunakan mobil sewaan agar jangan menggunakan solar subsidi. Demikian juga saat berbincang dengan Daf, supir truk yang membawa air mineral dari Binjai ke kota Padang, Arifin memberikan pemahaman bahwa BBM Subsidi hanya untuk masyarakat yang berhak.

“Bilang sama Bos, harusnya jangan pakai Biosolar, tapi pakai Pertadex,” ucap Arifin.

Menanggapi hal tersebut, Daf pun mengungkapkan bahwa dirinya hanya dibekali uang BBM untuk jenis biosolar. Ia mengaku sedikitnya tiga kali mengisi solar dengan jumlah masing-masing 100 liter, yaitu di Serdang Bedagai, Balige, Padangsidempuan, sebelum akhirnya kembali diisi setibanya di Padang.

Baca Juga :   Dukung Penurunan Emisi Karbon, PGN dan PIM Kembangkan Bisnis Gas Ramah Lingkungan

Menurutnya, antrean kendaraan yang mengisi BBM kerap terjadi di wilayah Balige, hingga 2 jam lamanya. Tidak jarang setelah antre, dirinya tidak mendapatkan BBM sehingga harus membeli di pengecer dengan harga mencapai Rp7.500 per liter.

“Biasanya di SPBU Rp5.150, kalau di pengecer Rp7.500, tapi masih bisa dapat barangnya (solar),” ujarnya.

Arifin menyampaikan, pemerintah mengalokasikan solar subsidi untuk masyarakat yang perlu dibantu, bukan untuk industri-industri yang melakukan bisnis yang komersial.

“Kita mengimbau, industri yang masih menggunakan solar subsidi, ganti pakai BBM yang tidak bersubsidi. Supaya tidak mengurangi jatah masyarakat yang berhak mendapatkan alokasi BBM subsidi,” tegasnya dalam keterangan tertulisnya.

Selanjutnya, di SPBU 14201127, Jalan Sisingamangaraja XII, Kota Medan, Arifin menjelaskan perlunya pembatasan penggunaan solar subsidi. Hal ini dikarenakan adanya kenaikan harga minyak dunia dan suplai yang sulit.

“Kalau tidak bisa kita displinkan akan menyebabkan jumlah subsidi dan kompensasi Pemerintah akan besar. Setiap kenaikan USD1 per barel harga minyak bumi, memberikan dampak tambahan beban sebanyak Rp5,7 triliun. Harga minyak sekarang sudah di atas USD100 per barel, sedangkan patokan dalam APBN sekitar USD60 per barel, jadi kurang lebih USD40 dikalikan saja. Kita minta pengertian dari seluruh pihak, yang bukan haknya mengambil BBM subsidi, beli BBM tidak bersubsidi. Kita ingin anggaran subsidi bisa dipakai untuk menumbuhkan perekonomian,” terangnya.

Baca Juga :   Beli Pertalite dan Solar Subsidi Wajib Tunjukkan QR Code, Warga Diminta Segera Mendaftar

Sementara itu, Dirut Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan bahwa saat ini tidak ada kelangkaan di wilayah Kota Medan karena pasokan BBM terus ditambah. Dari empat SPBU yang didatangi, kondisi stok aman dan tidak ada antrean panjang.

“Kondisi sudah stabil, tidak ada masalah. Seluruh daerah kita lakukan pemantauan, kita cek,” jelas Nicke.

Untuk diketahui, untuk tahun 2022, kuota BBM jenis minyak Solar di Provinsi Sumatera Utara adalah sebesar 1.077.670 kilo liter (KL), sedangkan kuota Pertalite sebesar 680.293 KL yang tersebar di 33 kabupaten/kota.

Penyaluran biosolar tahun 2022 untuk wilayah Sumatera Utara sudah melebihi 111% dari kuota. Adapun Region Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) total penyaluran sampai dengan 6 April 2022 sudah melebihi kuota sebesar 8%.

Sementara, penyaluran Pertalite pada tahun 2022 sudah melebihi kuota sebesar 227%. Adapun total di Region Sumbagut sampai dengan 6 April 2022 sudah melebih kuota sebesar 32%.

Pemerintah mengalokasikan solar subsidi untuk masyarakat yang perlu dibantu, bukan untuk industri-industri yang melakukan bisnis komersial. Diketahui, untuk tahun 2022, kuota BBM jenis minyak Solar di Provinsi Sumatera Utara adalah sebesar 1.077.670 kilo liter (KL). Penyaluran biosolar tahun 2022 untuk wilayah Sumatera Utara sudah melebihi 111% dari kuota.(suko)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *