Bus dan Truk Didorong Gunakan Bahan Bakar Gas

24307
SuaraBanyuurip.com - d suko nugroho
Jakarta - Kendaraan besar seperti truk dan bus didorong menggunakan bahan bakar gas (BBG). Tujuannya agar pemanfaatan gas bumi untuk kebutuhan domestik lebih maksimal. Selain itu menggunakan BBG jauh lebih hemat daripada memakai solar.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Tutuka Ariadji menyampaikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)Â berkoordinasi dengan instansi terkait guna mendorong penggunaan BBG untuk transportasi, terutama kendaraan besar.
"Kami terus berkoordinasi dengan berbagai kementerian seperti Perindustrian, Tenaga Kerja dan Perhubungan agar kendaraan besar seperti truk dan bus memakai BBG," tegasnya dalam keterangan tertulisnya.
Dalam BBG ini, Tutuka melanjutkan Ditjen Migas berperan menyiapkan pasokan. Sedangkan Kemenperin, Kemenhub dan Kemenaker memiiki fungsi lain dalam pemanfaatan BBG.
"Ini mengingat untuk kendaraan-kendaraan kecil secara bertahap juga akan mulai beralih ke mobil listrik," tegasnya.
"Ke depan, kita menyadari mobil (berbahan bakar minyak) akan beralih ke listrik dan itu sangat tepat. Tapi belum tentu untuk kendaraan-kendaraan besar karena membutuhkan baterai yang besar. Jadi kami menawarkan bahan bakar dengan harga yang murah," tambah Tutuka.
Selama ini truk-truk dan bus melalui jalur atau rute yang rutin. Untuk menjamin ketersediaan pasokan BBG, pemerintah berencana akan membangun SPBG di jalur-jalur yang dilalui oleh kendaraan-kendaraan tersebut.
Pemerintah dengan dana APBN, sejak tahun 2011 hingga 2016 telah membangun 46 unit SPBG yang tersebar di beberapa kabupaten dan kota di Indonesia yaitu Kota Palembang, Prabumulih, DKI Jakarta, Bogor, Bekasi, Tengerang Selatan, Depok, Cilegon, Merak, Serang, Kabupaten Subang, Purwakarta, Cirebon, Indramayu, Semarang, Gresik, Sidoarjo, Surabaya, dan Balikpapan. Namun tidak semua SPBG tersebut beroperasi.
Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas Noor Arifin Muhammad, pada peresmian SPBG Kaligawe tahun 2021 menyampaikan, penghematan penggunaan BBG ini bisa mencapai sekitar 13% dengan asumsi kebutuhan solar untuk satu unit bus sekitar 50 liter per hari dengan harga Rp 5.150 per liter. Jika menggunakan BBG biaya per lsp seharga Rp 4.500.
Dengan konversi BBM ke BBG juga akan didapatkan emisi kendaraan lebih rendah sehingga menjadi lebih ramah lingkungan.(suko)
BERITA TERKAIT
Perluas Pemahaman Industri Hulu Migas, Mahasiswa ITS Kunjungi PPSDM Migas
Tingkatkan Ekonomi Blora, EMCL Bersama Ademos Gulirkan Program Penunjang UKM
Pembangunan Pipa CISEM Tahap II: Menteri ESDM Ungkap Rencana Ambisius
Resesi Global dan Inflasi Sebabkan ICP Mei 2023 Turun Jadi US$70,12 Per Barel
Polemik Jabatan Direktur RSUD Padangan, BKPP: Mutasi dan Izin Cuti Tidak Berkaitan
Atasi Kelangkaan, 136 Ribu Tabung LPG 3 Kg Disalurkan untuk Warga Bojonegoro
Kajari Bojonegoro Pastikan Terduga Korupsi APBDes Deling Lebih 1 Orang
Kades Deling Non Aktif Divonis 3 Tahun 6 Bulan, PH Terdakwa: Sebaiknya Ajukan Banding
MUI Soroti Mutasi Direktur RSUD Padangan Bojonegoro saat Tunaikan Ibadah Haji
PPSDM Migas Adakan Pelatihan Regulasi K3 dan Lindungan Lingkungan
Proyek Cisem Selesai Sesuai Rencana, Agustus Sistem Siap Menerima Gas
Bupati Dikritik, Mochlasin : Tak Ada yang Salah Memang Pendidikan Masih Dianaktirikan
Beli LPG 3 Kg Harus Pakai KTP, Warga Takut Disalahgunakan untuk Pinjol
Catat Pencapaian Tertinggi, Pertamina Bukukan Laba Bersih Rp 56,6 Triliun
Pertamina Patra Niaga: Kelangkaan Gas Elpiji 3 Kg Karena Peningkatan Konsumsi
PPSDM Migas Latih ASN KESDM tentang Regulasi Hilir Migas
Melalui IG, Sebut Bupati Anna Terlalu Fokus Bangun Jalan Telantarkan Pendidikan
Taruna AAL Belajar Pengelolaan BBM dan Pelumas ke PPSDM Migas
Elnusa Catatkan Pendapatan Tahunan 2022 Naik 51% dan Laba Bersih Melonjak 248%
DPRD Bojonegoro: Disdagkop UM Harus Atasi Kelangkaan Elpiji 3 Kg
Elpiji 3 Kg Mulai Langka di Bojonegoro, Warga Kebingungan