Produksi Blok Cepu Turun Lebih Cepat, Menteri ESDM Minta EMCL Cari Solusi

user
nugroho 07 April 2021, 21:18 WIB
untitled

SuaraBanyuurip.com - d suko nugroho

Jakarta - Penurunan produksi minyak Banyu Urip, Blok Cepu, di wilayah Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dari 228 ribu barel per hari (Bph) menjadi 215 ribu bph mendapat perhatian Menteri ESDM, Arifin Tasrif.

"Penurunan produksi ini lebih cepat dari waktu yang diperkirakan," ujar Arifin saat Focus Group Discussion bertema “Pencapaian Produksi dan Lifting Tahun 2021" bersama SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Oleh karena itu, Arifin meminta kepada KKKS ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) untuk segera mencarikan solusinya sehingga penurunan produksi ini dapat diundurkan kembali. Apalagi potensi minyak di wilayah kerja tersebut masih ada sehingga usaha keras layak untuk dilaksanakan.

"Saya menghimbau KKKS Mobil Cepu Ltd. yang dikenal memiliki teknologi dan sumber daya handal segera mencari solusinya,” kata Arifin.

Arifin menekankan perlunya usaha yang lebih keras dari SKK Migas dan KKKS agar selisih produksi dan lifting di tahun 2021 dapat terpenuhi.

“Realisasi kegiatan pemboran dan realisasi proyek yang dicanangkan untuk menambah produksi tahun 2021, merupakan ujung tombak peningkatan produksi jangka pendek,” ucapnya.

Arifin juga memberikan apresiasi kepada SKK Migas dan KKKS Seleraya Merangin Dua yang telah berhasil merealisasi pembahasan dan persetujuan Plan of Development (PoD) dapat diselesaikan dalam 4 (empat) bulan.

“Terobosan yang sudah baik ini patut dipertahankan dan diaplikasikan pada saat melaksanakan kegiatan pengembangan lapangan-lapangan lain, sehingga usaha peningkatan produksi dapat direalisasi lebih cepat. Kita harus bekerja lebih keras dan pintar untuk mengawal arahan Bapak Presiden untuk meningkatkan produksi migas nasional,” terangnya.

Terkait pengelolaan produksi pada wilayah-wilayah kerja utama Indonesia, Arifin memberikan arahannya secara khusus. Disampaikan untuk transisi Blok Rokan agar dapat dikelola dengan baik. Dalam hal ini KKKS Chevron Pacific Indonesia dan Pertamina Hulu Rokan harus bahu membahu untuk mendiskusikan dan menyelesaikan berbagai proses pengalihan Blok Rokan.

Arifin juga menyinggung Pertamina EP yang saat ini realisasi produksinya masih dibawah target.

“Dalam beberapa kali pembahasan, ada beberapa hal yang menjadi penyebab penurunan produksi. Untuk menyelesaikan masalah, seluruh pimpinan dan pegawai Pertamina agar kerja keras untuk mencari solusi dan segera meningkatkan aktivitas pemboran, work over dan well service, ataupun melakukan langkah terobosan lainnya untuk menaikkan produksi,” pungkas Arifin.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto FGD ini dibutuhkan untuk mendukung capaian target no production decline pada tahun 2021.

“Kegiatan FGD merupakan kelanjutan dari upaya SKK Migas bersama KKKS dalam mencapai target produksi dan lifting tahun 2021. Seperti kita ketahui, terdapat beberapa kendala yang menyebabkan realisasi kuartal pertama 2021 masih berada di bawah target. Oleh karena itu melalui forum ini kami berupaya mencari solusi untuk mempercepat realisasi komitmen KKKS serta merumuskan langkah taktis dan strategis untuk mencapai target APBN 2021 melalui terobosan percepatan produksi,” ujarnya dilansir dari situs resmi SKK Migas.

Pada kesempatan yang sama, Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan secara kumulatif, capaian rata-rata produksi minyak dan gas bumi (migas) pada kuartal I tahun 2021 mencapai 1,86 juta barel minyak ekivalen per hari (BOEPD) atau 99,2% dari target yang ditetapkan.

“Oleh karena itu pada FGD ini, diharapkan nantinya dapat diperoleh langkah-langkah taktis dan strategis untuk mencapai target tahun 2021,” kata Julius.(suko)

Kredit

Bagikan