Thomas Gunawan Jadi Dirut PT BBS, DPRD : Harus Bisa Tingkatkan PAD

user
nugroho 30 Januari 2020, 12:25 WIB
untitled

SuaraBanyuurip.com - d suko nugroho

Bojonegoro - Kabar pengisian Direktur Utama (Dirut) PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Bojonegoro, Jawa Timur, memunculkan harapan baru bagi kalangan DPRD setempat.

Wakil rakyat berharap perusahaan plat merah itu dapat menangkap peluang usaha dengan adanya kegiatan industri migas di Bojonegoro.

"Sehingga dapat meningkatkan pendapatan asli daerah atau PAD," ujar Anggota Komisi B DPRD Bojonegoro, M. Suparno kepada suarabanyuurip.com, Kamis (30/1/2020).

Menurutnya, banyak peluang yang seharusnya ditangkap BBS dalam industri migas, selain pengelolaan sumur minyak tradisional di Lapangan Wonocolo. Seperti kegiatan proyek Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) di Desa Bandungrejo, Kecamatan Ngasem, maupun rencana pengembangan Lapangan Minyak Sukowati Pad C.

"Di situ BBS bisa terlibat langsung atau mengelola gasnya untuk diolah menjadi CNG dan LPG. Sehingga selain bisa menambah PAD, juga membuka peluang kerja di industri hilir," tutur Politisi PKB itu.

Oleh karena itu, Parno berharap agar direktur BBS baru tidak hanya memiliki pengalaman teknis di bidang industri migas. Tapi juga mumpuni dalam manajerial, dan membangun jejaring untuk memperluas usaha maupun menggaet investor dalam mendukung kegiatannya.

"Harus completed. Karena ia sebagai nahkoda yang akan menentukan perusahaan itu. Dua kali BBS dipimpin orang dari latar belakang migas, tapi hasilnya belum menunjukkan kemajuan," pungkas politisi dari ring satu Lapangan Minyak Banyu Urip, Blok Cepu itu.

Data di BBS, PAD yang disetorkan pada 2019 kemarin, dari deviden 2018 sebesar Rp414.118.429. Pendapatan itu dari pengelolaan sumur minyak tua dan hasil sewa The Residence.

Sedangkan pendapatan tahun 2020 dari laporan keuangan 2019 yang unaudited (belum diaudit) oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) sebesar Rp648.951.300.

"Pendapatan yang kita setorkan sesuai Perda BBS, deviden adalah 40% dari laba bersih setelah dipotong pajak," ujar Manager Proyek PT BBS, M. Ali Imron dikonfirmasi terpisah.

Diberitakan sebelumnya, Direktur Utama PT BBS yang sebelumnya mengalami kekosongan karena Dirut lama Tony Ade Irawan, mengundurkan diri, dikabarkan telah diisi dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB), Selasa (28/1/2020), di Kantor Pemkab Bojonegoro berlantai tujuh.

Dalam rapat tersebut Thomas Gunawan ditunjuk sebagai Dirut PT BBS. Thomas Gunawan sebelumnya menjabat sebagai Project Directur Proyek Gas Jambaran-Tiung Biru (JTB) di PT Rekayasa Industri (Rekind).

Thomas Gunawan adalah lulusan Teknik Kimia, Universitas Gajah Mada. Memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun di kontraktor rekayasa, pengadaan dan konstruksi (Engineering, Procurement and Construction/EPC).

Dalam RUPSLB juga menetapkan Ifa Khoiria Ningrum sebagai Komisaris Utama PT BBS, dan Setyo Hartono, sebagai Komisaris.

Ifa Khoiria Ningrum sebelumnya telah menjabat sebagai komisaris PT BBS. Ia juga sebagai Ketua Pengurus Cabang Fatayat NU Bojonegoro. Sementara Setyo Hartono adalah mantan Wakil Bupati Bojonegoro, dua periode, mulai 2008.(suko)

Kredit

Bagikan