Kilang Mini TWU Bisa Kurangi Subsidi BBM

25045
SuaraBanyuurip.com - Atok Moch Nur Rozaqy
Bojonegoro - Keberadaan kilang mini milik PT.Tri Wahana Universal (TWU) di Desa Sumengko, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur mendapat apresiasi dari kalangan akademisi.
Berdasarkan situs Viva.co.id Kamis (11/2/2016) lalu, menyebutkan hasil kajian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada (LPPM UGM), kilang mini TWU diketahui memberikan dampak positif bagi warga sekitar terutama faktor ekonomi dan sosial.
Peneliti LPPM UGM, Eny Sulistyaningrum, menjelaskan, keberadaan kilang mini TWU secara tidak langsung turut mengurangi beban subsidi bahan bakar minyak (BBM) pemerintah, dan berkontribusi dalam ketahanan energi wilayah Jawa Timur.
Eny menjelaskan, khusus untuk wilayah Bojonegoro dan Jawa Timur, TWU telah menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan sosial dengan menciptakan efek berantai (multiplier effect) terhadap pertumbuhan sektor-sektor lain.
"Di antaranya, terciptanya lapangan kerja, mendorong tumbuhnya usaha-usaha baru, dan meningkatkan pendapatan rumah tangga di Bojonegoro dan Jawa Timur,” ujar Eny.
Menurut Eny, pada tahun 2014 lalu, kilang ini mampu mengoperasikan kilang minyak TWU dengan nilai tambah ekonomi sebesar Rp1,3 triliun di tingkat Kabupaten Bojonegoro, Rp2,6 triliun di tingkat Provinsi Jawa Timur, dan Rp9,8 triliun secara nasional.
"Bila dihitung terhadap penduduk, maka multiplier effect nilai tambah pengoperasian kilang mini TWU sekitar Rp896 ribu per kapita di level kabupaten Bojonegoro, Rp139 ribu di level provinsi Jawa Timur, dan Rp40 ribu di tingkat nasional," kata dia merinci.
Dia menambahkan, dari sisi tenaga kerja, multiplier effect pengoperasian kilang mini TWU mampu menciptakan lapangan kerja sebanyak 5.344 orang di tingkat Kabupaten Bojonegoro, 27.213 orang di tingkat Provinsi Jawa Timur, dan sebanyak 112.196 orang di level nasional.
Tak hanya itu, pengoperasian kilang mini ini juga meningkatkan pendapatan rumah tangga sebesar Rp112,7 miliar di tingkat kabupaten Bojonegoro, Rp327,4 miliar di level Provinsi Jawa Timur, dan Rp10,4 triliun secara nasional.
"Keberadaan kilang mini TWU secara tidak langsung mengurangi impor BBM, sehingga bisa mengurangi beban subsidi. Sebab alokasi minyak yang diolah TWU mengurangi jatah impor BBM sejumlah yang sama," kata dia.
Menurut catatan studi UGM, Train-1 kilang mini TWU memiliki kapasitas terpasang untuk memproduksi minyak mentah sebesar 6.000 barrel per hari (BPH) dan mulai beroperasi pada tahun 2010. Kemudian pada tahun 2013, dengan ada penambahan train-2, kilang milik TWU saat ini mempunyai kapasitas terpasang sebesar 18.000 barrel per hari.
Selain itu, konsep kilang mini ini sangat hemat biaya karena dapat memangkas biaya transportasi yang cukup besar.
“Kilang mini itu dibangun sesuai kebutuhan di wilayah sekitar, dan mengoptimalisasi peluang bisnis di suatu daerah,” sambung Kepala Pusat Kajian Energi Universitas Indonesia, Iwa Garniwa.
Iwa menambahkan, harga minyak dunia saat ini memang cenderung turun, namun dengan menyiapkan infrastruktur kilang mini maka sudah menyiapkan investasi ke depan. Pemerintah harus mendukung BUMN dan swasta untuk bersama-sama mengoptimalkan peluang yang sudah ada.
“Mengenai swasta yang sudah masuk dan telah membangun kilang mini, harusnya pemerintah tetap menjalankan konsekuensinya untuk memberikan kepastian alokasi minyak sehingga bisnis tetap berjalan dengan baik,” kata Iwa.
Sementara itu, hingga sejak dinyatakan tutup per tanggal 18 Januari lalu hingga saat ini belum ada kepastian kembalinya aktivitas dari TWU. Persoalan kilang mini di TWU santer disebut belum ada kecocokan soal harga yang melibatkan Pertamina EP Cepu dengan TWU. SKK Migas menyebut kebijakan alokasi minyak dari titik serah di floating storage and offloading (FSO) Gagak Rimang Kabupaten Tuban masih bisa didiskusikan.
"Masih ada peluang-peluang untuk mendiskusikan soal harga," kata Kepala SKK Migas Perwakilan Jabanusa, Ali Mashar kepada suarabanyuurip.com saat berkunjung di Bojonegoro belum lama ini.(roz)
BERITA TERKAIT
Ditjen Migas Beberkan Tantangan Optimasi Gas Bumi Sebagai Energi Transisi
Tak Berlaku Bagi Masyarakat, Pejabat dan ASN Wajib Meniadakan Buka Bersama
Biofertilizer PEP Donggi Matindok Field Dukung Pertanian Berkelanjutan
Jaga Stok Darah, PMI Bojonegoro Gelar Safari Donor Selama Ramadan
Gas Bumi Jadi Energi Transisi Menuju Lebih Bersih
Pertamina Hulu Indonesia Jalankan Strategi Borderless di WK Tumpang Tindih
Gubernur Jatim Bolehkan Warung Makan Buka Selama Ramadan Tapi dengan Tirai
Delapan Wisata Jawa Timur Raih Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023
Pertamina Hulu Rokan Dorong Kreativitas Pemuda
Optimis Revisi UU Migas Akan Dongkrak Lifting
9.811 SR Jargas Telah Dinikmati Masyarakat Bojonegoro
Tradisi Nyekar Jelang Ramadan, Jadi Berkah Bagi Penjual Bunga Tabur
Pertamina EP Sukowati Field Fokus Tangani Stunting di Tuban
UKM Pagar Nusa Unugiri Sabet 19 Medali di Widuri Open 2023
Transisi Energi Berkelanjutan, Berpotensi Buka Lapangan Kerja Baru
Praktik Enterprenuer (P5) SMP Negeri 2 Blora
Punya Keuangan Kuat, PGE Kembangkan Energi Panas Bumi
Banyak Kendala di Lapangan, 189 Jargas di Bojonegoro Akan Dicabut
Kampanyekan Teladan Gus Dur, Komunitas Gusdurian Bojonegoro Gelar Ruang Musik
Selamatkan Hutan, IDFoS Indonesia Kampanye Gerakan Lestari Alam Raya
Pertama Kali, Pertamina Geothermal Energy Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit