Bupati Kecawa Proyek Pabrik Gas Terkatung-katung

user
nugroho 20 November 2013, 18:15 WIB
untitled

SuaraBanyuurip.com - Ririn Wedia

Bojonegoro - Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, Suyoto beserta Tim Optimalisasi Kandungan Lokal mengadakan rapat koordinasi dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS) bersama mitranya, PT Inter Media Energi (IME) untuk membahas skenario baru dalam pengolahan gas flare dari Lapangan Sukowati Blok Tuban di Rumah Dinas Bupati, Rabu (20/11/2013).

"Saya sangat menyesal dengan kejadian kemarin sehingga menjadi terkatung-katung dan pekerjaan ini tidak tuntas," kata Suyoto.

Dia menuturkan, untuk mendapatkan pengolahan gas flare ini tidak mudah karena bukan hanya pertarungan bisnis tetapi juga politik. Namun dengan seluruh kekuatan yang ada akhirnya Pemkab Bojonegoro melalui BUMD mendapatkan persetujuan pengolahan gas flare oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

"Saya sangat kecewa sekali, karena keberhasilan pekerjaan ini mempertaruhkan kredibilitas Pemkab Bojonegoro," tegasnya.

Pada bagian lain, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Bojonegoro, Soehadi Moelyono, mempertanyakan target pelaksanaan konstruksi pabrik pengolahan gas di lokasi Dusun Plosolanang, Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, kepada PT IME. Sebab sampai saat ini lahan tersebut masih terlihat kosong melompong.

"Terus target PT IME kapan mau melaksanakan kegiatan konstruksi ini?" Tanya Soehadi.

Terpisah, Direktur Utama PT IME Agustus Ino Nugroho, mengatakan, belum bisa memberikan jawaban target pengembangan gas flare karena masih mempertanyakan pada JOB P-PEJ selaku operator Lapangan Sukowati Blok Tuban dan SKK Migas apakah harus melakukan tender ulang.

"Pertemuan terakhir kami, justru dari JOB P-PEJ nya memperlambat dan  ingin mengalihkan pengolahan gas flare ini ke PT Gazuma di Tuban," sambung Agustus Ino Nugroho, mengungkapkan.

Dia menambahkan, saat meeting resmi dengan SKK Migas, pihaknya mempertanyakan apakah kontrak perpanjangan jual beli gas (PJBG) apa masih berlaku. Karena hal itu menjadi kekhawatiran untuk melanjutkan pekerjaan ini.

"Sambil menunggu  kepastian PJBG itu dalam empat bulan kedepan kami akan membuat listrik sesuai kebutuhan JOB P-PEJ sebesar 6 MW," tandas Agustus.(rien)

Kredit

Bagikan