Bupati Kecawa Proyek Pabrik Gas Terkatung-katung

rapat gas flare
SuaraBanyuurip.com - Ririn Wedia
Bojonegoro - Bupati Bojonegoro, Jawa Timur, Suyoto beserta Tim Optimalisasi Kandungan Lokal mengadakan rapat koordinasi dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS) bersama mitranya, PT Inter Media Energi (IME) untuk membahas skenario baru dalam pengolahan gas flare dari Lapangan Sukowati Blok Tuban di Rumah Dinas Bupati, Rabu (20/11/2013).
"Saya sangat menyesal dengan kejadian kemarin sehingga menjadi terkatung-katung dan pekerjaan ini tidak tuntas," kata Suyoto.
Dia menuturkan, untuk mendapatkan pengolahan gas flare ini tidak mudah karena bukan hanya pertarungan bisnis tetapi juga politik. Namun dengan seluruh kekuatan yang ada akhirnya Pemkab Bojonegoro melalui BUMD mendapatkan persetujuan pengolahan gas flare oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).
"Saya sangat kecewa sekali, karena keberhasilan pekerjaan ini mempertaruhkan kredibilitas Pemkab Bojonegoro," tegasnya.
Pada bagian lain, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Bojonegoro, Soehadi Moelyono, mempertanyakan target pelaksanaan konstruksi pabrik pengolahan gas di lokasi Dusun Plosolanang, Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, kepada PT IME. Sebab sampai saat ini lahan tersebut masih terlihat kosong melompong.
"Terus target PT IME kapan mau melaksanakan kegiatan konstruksi ini?" Tanya Soehadi.
Terpisah, Direktur Utama PT IME Agustus Ino Nugroho, mengatakan, belum bisa memberikan jawaban target pengembangan gas flare karena masih mempertanyakan pada JOB P-PEJ selaku operator Lapangan Sukowati Blok Tuban dan SKK Migas apakah harus melakukan tender ulang.
"Pertemuan terakhir kami, justru dari JOB P-PEJ nya memperlambat dan ingin mengalihkan pengolahan gas flare ini ke PT Gazuma di Tuban," sambung Agustus Ino Nugroho, mengungkapkan.
Dia menambahkan, saat meeting resmi dengan SKK Migas, pihaknya mempertanyakan apakah kontrak perpanjangan jual beli gas (PJBG) apa masih berlaku. Karena hal itu menjadi kekhawatiran untuk melanjutkan pekerjaan ini.
"Sambil menunggu kepastian PJBG itu dalam empat bulan kedepan kami akan membuat listrik sesuai kebutuhan JOB P-PEJ sebesar 6 MW," tandas Agustus.(rien)
BERITA TERKAIT
Ditjen Migas Beberkan Tantangan Optimasi Gas Bumi Sebagai Energi Transisi
Tak Berlaku Bagi Masyarakat, Pejabat dan ASN Wajib Meniadakan Buka Bersama
Biofertilizer PEP Donggi Matindok Field Dukung Pertanian Berkelanjutan
Jaga Stok Darah, PMI Bojonegoro Gelar Safari Donor Selama Ramadan
Gas Bumi Jadi Energi Transisi Menuju Lebih Bersih
Pertamina Hulu Indonesia Jalankan Strategi Borderless di WK Tumpang Tindih
Gubernur Jatim Bolehkan Warung Makan Buka Selama Ramadan Tapi dengan Tirai
Delapan Wisata Jawa Timur Raih Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023
Pertamina Hulu Rokan Dorong Kreativitas Pemuda
Optimis Revisi UU Migas Akan Dongkrak Lifting
9.811 SR Jargas Telah Dinikmati Masyarakat Bojonegoro
Tradisi Nyekar Jelang Ramadan, Jadi Berkah Bagi Penjual Bunga Tabur
Pertamina EP Sukowati Field Fokus Tangani Stunting di Tuban
UKM Pagar Nusa Unugiri Sabet 19 Medali di Widuri Open 2023
Transisi Energi Berkelanjutan, Berpotensi Buka Lapangan Kerja Baru
Praktik Enterprenuer (P5) SMP Negeri 2 Blora
Punya Keuangan Kuat, PGE Kembangkan Energi Panas Bumi
Banyak Kendala di Lapangan, 189 Jargas di Bojonegoro Akan Dicabut
Kampanyekan Teladan Gus Dur, Komunitas Gusdurian Bojonegoro Gelar Ruang Musik
Selamatkan Hutan, IDFoS Indonesia Kampanye Gerakan Lestari Alam Raya
Pertama Kali, Pertamina Geothermal Energy Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit