MCL – LIMA 2B Latih Timlak dan Pengemudi

pelatihan GDK-2

SuaraBanyuurip.comririn w

Bojonegoro – Mobil Cepu Limited (MCL), Operator Migas Blok Cepu bekerjasama dengan Lembaga Informasi Masyarakat Banyuurip Bangkit (LIMA 2B) menggelar pelatihan kepada 20 peserta yang terlibat dalam program perbaikan jembatan Kaligongglong – Templokorejo, Desa Gayam, Kecamatan Ngasem, penyediaan sarana transportasi sementara, di Griya Dharma Kusuma (GDK), Rabu (25/07/2012).

Dua puluh peserta itu terdiri dari delapan anggota pendamping, enam anggota tim pelaksana (Timlak) dan enam pengemudi. Hadir dalam pelatihan ini perwakilan manajemen MCL, Ichwan Arifin dan Dewi. Serta Ketua LIMA 2B Mugito Citrapati dan Team Leader Program M. Choirul Huda.

M. Husein, narasumber dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bojonegoro dalam pelatihan ini lebih menjelaskan kepada teknis konstruksi jembatan yang akan dilaksanakan. Mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga perawatan jembatan. 

“Untuk jembatan beton, ada tenggang waktu sebulan untuk menguatan papan cor sebelum jembatan itu dilalui. Ini agar beton papan cor itu kekuatannya benar-benar maksimal,” ujarnya.

Pada bagian lain, Joko Wahyudi dari Pusat Study Transportasi Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta menjelaskan, pentingnya safety driver. Dimana untuk menjaga keeselamatan pengemudi ada beberapa hal yang harus dipenuhi diantara tentang kelengkapan ijin, rambu-rambu lalu lintas dan kelengkapan safety seperti helm dan kacamata.

Baca Juga :   PD Aneka Tambang Tunggu Ijin Lokasi

“Untuk kendaraan roda tiga helm dan kacamata wajib digunakan oleh pengemudi. Karena dalam proyek biasanya banyak debu yang bisa masuk ke mata dan dapat mengakibatkan kecelakaan fatal,” sambung Joko.

Selain itu, lanjut dia, yang tak kalah pentingnya adalah jumlah muatan. Untuk kendaraan roda tiga kapasitas muatanya tidak sama karena tergantung jenis kendaraannya. Dia mencontohkan seperti Viar jenis X berkapasitas 3 sampai 4 orang dan Viar jenis biasa dua sampai tiga orang.

“Sesuai aturan kendaraan roda tiga ini tidak dibenarkan mengangkut orang (penumpang), karena khusus untuk angkutan barang. Namun karena ada toleransi yang masih fleksibel diperbolehkan tapi tetap harus dilengkapi dengan safety,” papar Joko.

Dewi perwakilan MCL mengingatkan, pentingnya keselamatan pekerja maupun masyarakat dalam pelaksanaan program ini. Karena safety, bagi MCL, merupakan hal utama dalam semua kegiatan yang dilakukan.

“Hasil dan proses bagi kami sama pentingnya. Karena percuma saja kita dapat meraih hasil maksimal namun mengabaikan keselamatan dan terjadi insiden,” tegas wanita bertubuh subur ini.

Baca Juga :   Mobilisasi Alat Pengolahan Gas JTB Dimulai Awal Oktober

Teem leader, Choirul Huda menambahkan, pelatihan ini perlu diberikan agar timlak mengetahui secara teknis konstruksi jembatan yang akan dilaksanakan. Lain itu, para pengemudi yang nantinya bertugas mengangkut para petani sambil menunggu jembatan dan jalan alternatif jadi mengerti tantang aturan lalu lintas dan safety.

“Karena mereka yang akan terlibat langsung dalam pelaksanaan program,” pungkas Huda.

Untuk diketahui, program perbaikan jembatan Kaliglonggong-templokoredjo dan penyediaan sarana transportasi sementara ini merupakan kompensasi dari terputusnya jalan dusun setempat yang masuk dalam salah satu item dari enam item masalah sosioekonomi proyek engineering, procurement and construction (EPC) 1 Banyuurip, Blok Cepu.(suko)

»Follow Suarabanyuurip.com di
» Google News SUARA BANYUURIP
» dan Saluran WhatsApp Channel SuaraBanyuurip.com


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *