Blok Masela Diperkirakan Produksi 2028, Jokowi Minta Dipercepat

Blok Masela diperkirakan akan produksi pada 2028 dengan produksi LNG sekitar 149,2 kargo.
Suarabanyuurip.com - d suko nugroho
Jakarta - Blok Migas Masela diperkirakan mulai produksi pada tahun 2028. Produksi liquefied natural gas (LNG) dari lapangan ini diperkirakan sekitar 149,2 kargo dan hingga tahun 2035 produksinya relatif stabil.
Karena itulah, Pemerintah terus mendorong agar pembangunan lapangan migas abadi Blok Masela dapat segera terselesaikan.
“Blok Masela itu terus kita dorong, yang semula dulu sebetulnya sudah akan jalan Inpex kemudian Shell, tetapi karena saat itu harganya (minyak) rendah sehingga ada satu yang mundur, pengerjaannya juga ikut mundur,” ujar Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam keterangannya di Pasar Olilit, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, Jumat (2/9/2022).
“Partner yang baru terus kita dorong agar segera terbentuk lagi, sehingga segera dimulai Blok Masela,” tambahnya dikutip dari laman Setkab.
Menurut Jokowi, Blok Masela nantinya dapat berdampak besar terhadap perekonomian di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, utamanya di Saumlaki. Mantan Walikota Solo itu meyakini produksi LNG Masela dapat berkontribusi terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) di Provinsi Maluku.
“Yang mendapatkan keuntungan besar nanti kalau Blok Masela produksi adalah di Kepulauan Tanimbar, di Saumlaki. Dan itu akan baik untuk perputaran uang di daerah, untuk PDRB di Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan juga Provinsi Maluku,” lanjutnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Ekon) Airlangga Hartarto dalam keterangannya pada Agustus 2022 lalu, menyampaikan bahwa pemerintah mempertimbangkan Indonesia Investment Authority (INA) untuk turut masuk dalam proyek pengembangan Blok Masela.
“Arahan Bapak Presiden ini untuk segera dinegosiasikan dan dicarikan investor baru termasuk mempertimbangkan INA untuk masuk di dalam proyek tersebut,” kata Airlangga.
Ditjen Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariajdi menambagkan, produksi dari Blok Masela, diperkirakan pada tahun 2028, produksi LNG diperkirakan sekitar 149,2 kargo dan hingga tahun 2035 produksinya relatif stabil.
Selain Masela, lanjut Tutuka produksi LNG Bontang tahun 2026 diperkirakan 27,7 kargo. Pada tahun berikutnya, produksi akan meningkat menjadi 56,2 kargo.
"Sejak selesainya ekspor LNG jangka panjang pada tahun 2025, semua produksi LNG diharapkan belum terkontrak," pungkasnya.(suko)
BERITA TERKAIT
Aturan Penerapan Teknologi Migas Ramah Lingkungan Tunggu Persetujuan Presiden
Selama Januari 2023, Ada 252 Istri di Bojonegoro Ajukan Cerai Gugat
Membacakan Dongeng Berdampak Positif pada Perkembangan Anak
Produksi Migas Pertamina Hulu Rokan Regional Sumatera Lampaui Target
Bocah Asal Soko Tuban Dilaporkan Tenggelam di Sungai Pacal
Penipu Gunakan AMSI untuk Lakukan Pemerasan
Digitalic : SEO yang Baik Harus Berdampak Bagi Bisnis
Pertamina EP Cepu Field 11 Bangun Jalan Cor Menuju CPP Gundih
Regional Indonesia Timur Capai Produksi Minyak 2022 di Atas Target
Produksi Blok Rokan Ditarget Capai 300 Ribu Bph dalam 5 Tahun
Kisah Segitiga Pemkab, Alimdo, dan Pedagang Pasar Kota Bojonegoro
Pemkab Bojonegoro Siapkan Rp 34,6 Miliar untuk Beasiswa Pendidikan
Pertemuan Warga Ring 1 Migas Sukowati dan PT Elnusa Tak Capai Kesepakatan
Ogah Disanksi, Pemdes Campurejo Tolak Bagikan SPPT PBB P2
Jaga Daya Saing Industri, Pemerintah Pertahankan Subsidi Energi
Cerita Adib Nurdiyanto Perades Mojodeso Raih Penghargaan Upakarti Nasional
PPSDM Migas Adakan Pelatihan Regulasi Hilir Migas untuk ASN KESDM
Pelatihan dan Sertifikasi Teknisi Instrumentasi Tingkat I untuk Daerah 3T
Dorong OPL Banyu Urip, Upaya Pemerintah Tingkatkan Produksi Migas Nasional
Realisasi Lifting Migas 2022 di Bawah Target
Dulu Rp 100 Ribu, Kini Harga BBM Pertalite di Papua Rp 10 Ribu Per Liter