Proyek Dekarbonisasi Energi Terbesar di Asia Dimulai di Indonesia

GROUNDBREAKING : Proyek Transisi dan Dekarbonisasi Energi Terbesar di Indonesia & Asia Tenggara berupa pembangunan 25 pabrik Bio-CNG dimulai.

Suarabanyuurip.com – d suko nugroho

Jakarta – Proyek “Transisi dan Dekarbonisasi Energi Terbesar di Indonesia & Asia Tenggara” akan dimulai. Pada tahap I direncanakan akan dibangun sebanyak 25 (dua puluh lima) pabrik Bio-CNG masing-masing dengan kapasitas 15.500 M3 BioCNG/hari, dengan total 387.000 M3 Bio-CNG. Proyek ini diperkirakan akan menghasilkan pengurangan 3,7 Juta ton Co2 per tahun dan menghasilkan 3,7 juta kredit karbon per tahun.

Peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan Proyek “Transisi dan Dekarbonisasi Energi Terbesar di Indonesia & Asia Tenggara” mulai dilaksanakan di PT. United Kingdom Indonesia Plantation, Blangkahan POM, Desa Blangkahan, Kecamatan Kuala Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, Rabu (28/9/2022) kemarin.

Direktur Bioenergi, Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Edi Wibowo mengapresiasi upaya yang dilakukan PT KIS Group, yang telah berkontribusi signifikan dalam mendukung transisi energi di Indonesia, khususnya dalam rangka pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) menjadi sumber energi.

“Pembangunan proyek Bio-CNG diharapkan dapat menjadi salah satu upaya baik dari KIS Group dalam ikut serta menyukseskan program peningkatan pemanfaatan EBT dalam bauran energi nasional,” ujar Edi Wibowo dalam keterangan tertulisnya yang dikutip dari laman Kementerian ESDM.

Edi juga berharap dimulainya proyek yang ditandai dengan ground breaking ceremony hari ini, yang sekaligus bertepatan dengan Hari Jadi Pertambangan dan Energi nasional dengan tagline Energi Bangkit Lebih Kuat, akan berjalan lancar dan memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung transisi energi di Indonesia.

Baca Juga :   Indonesia Butuh USD 50 Miliar untuk Bangun Pembangkit EBT 22 GW

“Ini juga akan mendorong percepatan pencapaian target bauran energi terbarukan 23% pada tahun 2025 dan Net Zero Emission tahun 2060 atau lebih cepat,” lanjut Edi.

Diungkapkan Edi, salah satu stakeholder yang memperhatikan pengembangan biogas skala industri adalah KIS Grup, dimana melalui PT KIS Indonesia, telah membangun lebih dari 20 Pabrik Biogas di Indonesia sejak tahun 2012 dengan sukses, dan menjadi yang terdepan dalam pengembangan biogas skala industri.

Melalui kerja sama PT KIS Indonesia dengan Anglo-Eastern Plantations dan PT. Unilever Oleochemical Indonesia, KIS Grup mengembangkan proyek Bio-CNG/Bio-Methane komersial skala besar pertama di Indonesia dan Asia, untuk menggantikan bahan bakar fosil. Bentuk kerja sama ini diwujudkan dan ditandai dengan groundbreaking ceremony/peletakan batu pertama. Pembangunan pabrik Bio-CNG tahap I ditargetkan akan commissioning pada April hingga November 2023. Ketiga proyek ini akan menghasilkan volume BioCNG mencapai 1.230 MMBtu/hari, dengan nilai investasi sekitar USD 15 juta.

“Kami mengapresiasi upaya KIS grup dalam meningkatkan penggunaan biogas skala industri, yang menargetkan pada Desember 2024, akan menyelesaikan 25 pabrik, dengan nilai total investasi sebesar 110 juta USD, dan akan mengurangi emisi karbon sebesar 3,7 juta ton CO2/tahun yang akan menciptakan lapangan kerja hijau bagi masyarakat sekitar yang kemudian memberikan multiplier effect bagi pembangunan ekonomi yang lebih baik dan berkelanjutan,” ujar Edi.

Chief Executive Officer (CEO) PT KIS Grup K.R. Raghunath mengatakan, KIS Group merupakan leader dalam bidang Biogas dan Bio-CNG di Indonesia dan Asia. Peletakan batu pertama untuk proyek ini, menandai akan dimulainya transisi energi dan dekarbonisasi yang besar.

Baca Juga :   Pemerintah Akan Lelang Kembali 50 Wilayah Kerja Migas yang Telah Diterminasi

“Kami akan melakukan commissioning tiga proyek pertama, bekerja sama dengan AEP Group dan Mahkota Group pada April 2023 hingga November 2023 dengan volume Bio-CNG mencapai 1.230 MMBtu/hari. KIS telah tanda tangan kontrak untuk waktu yang panjang dengan PTPN, Ok IV AEP Group, Mahkota Group dan grup lainnya untuk memasok limbah organik,” jelas Raghu.

Pihak Unilever Oleochemical Indonesia akan membeli Bio-Compressed Natural Gas (CNG) ini untuk menggantikan bahan bakar fosil demi mempercepat tercapainya target Net Zero Emission. PT Unilever akan menjadi yang pertama di Asia/Indonesia yang menggunakan Bio-CNG untuk menggantikan bahan bakar fosil dalam skala besar.

“KIS Group telah menandatangani kontrak jangka panjang dengan Unilever dan pihak lain untuk memasok Bio-CNG. Pada Desember 2024, KIS Group akan menyelesaikan 25 pabrik, proyek-proyek ini juga menciptakan lapangan kerja dalam skala besar,” terang Raghu.

Pengembangan Proyek Bio-CNG di industri kelapa sawit akan membantu perkebunan/pabrik kelapa sawit mengurangi emisi karbon, mengatasi masalah limbah serta membantu industri terdekat untuk lebih memanfaatkan EBT sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan dekarbonisasi.

Selain itu, langkah pengembangan dan pembangunan proyek BioCNG ini tentunya akan membantu membuka lapangan kerja hijau bagi masyarakat sekitar yang kemudian memberikan multiplier effect bagi pembangunan ekonomi yang lebih baik dan berkelanjutan.(suko)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA BANYUURIP

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *