Masuk Tahap Harmonisasi Kedua, Regulasi CCUS Siap Ditunjukkan ke Dunia

Lapangan Sukowati menjadi salah satu lapangan migas yang sedangkan mengembangkan teknologi CCS/CCUS kerja sama Pertamina dengan Jepang.
Suarabanyuurip.com - d suko nugroho
Bandung – Rancangan Peraturan Menteri ESDM tentang penggunaan teknologi penangkapan, utilisasi, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilization and storage (CCS/CCUS) memasuki tahap harmonisasi kedua. Regulasi tersebut diharapkan rampung dalam waktu dekat ini, sehingga dapat disampaikan di event G20.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menyampaikan rancangan regulasi CCS/CCUS ini merupakan komitmen Indonesia terhadap berkontribusi pada perubahan iklim untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) global. Harmonisasi tahap kedua yang dilakukan saat ini adalah untuk membahas pasal per pasal dalam regulisasi tersebut.
“Kita harapkan dapat diselesaikan dalam waktu tidak terlalu lama, sehingga kita bisa menyampaikan di event G20 dan menunjukkan kepada dunia bahwa kita cukup siap memfasilitasi CCS/CCUS,” ujar Tutuka dalam keterangan tertulisnya.
Mantan Kepala PPSDM Migas itu menjelaskan fokus CCS/CCUS pada rancangan aturan ini adalah pada wilayah kerja migas, menekankan aspek teknis sesuai standar dan kaidah keteknikan yang baik dengan memperhatikan karakteristik lokasi (site specific), serta membuka peluang monetitasi dari kegiatan tersebut.
Saat ini terdapat 15 proyek CCS/CCUS di Indonesia yang masuk tahap studi dan diharapkan seluruhnya dapat onstream sebelum 2030. Dari seluruh proyek tersebut, Proyek EGR/CCUS Tangguh yang dikelola BP Berau Ltd, paling maju dibandingkan proyek lainnya dan ditargetkan onstream 2026 dengan potensi CO2 sebanyak 25-32 juta ton selama 10 tahun.
“Tangguh ini merupakan salah satu proyek CCUS terbesar di dunia, investasinya besar. Kita bangga dengan ini karena berani menyelenggarakan teknologi CCUS,” kata Tutuka saat menjadi keynote speaker pada Forum Fasilitas Produksi Migas Tahun 2022 yang digelar Ikatan Ahli Fasilitas Migas Indonesia (IAFMI) di Hotel Pullman, Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/10/2022) kemarin.
Tutuka mengungkapkan, potensi penyimpanan CO2 di Indonesia sekitar 2 giga ton CO2 yang tersebar di berbagai wilayah di tanah air. Seperti di Sulawesi yang bekerja sama dengan Jepang, di Kalimantan di mana Pertamina menggandeng ExxonMobil, serta Lapangan Sukowati yang merupakan kerja sama Pertamina dengan Jepang.
“Selain berkontribusi untuk mitigas perubahan iklim, teknologi CCS/CCUS juga mendukung peningkatan produksi migas, terutama untuk mencapai target produksi migas tahun 2030,” pungkas Tutuka.(suko)
BERITA TERKAIT
PPSDM Migas Gelar Pelatihan Micro Learning di Industri Migas
Pemerintah Resmi Buka Penerimaan Calon Taruna dan Praja Jalur Sekolah Kedinasan
Cuti Bersama Lebaran Diajukan, Komisi V : Lonjakan Pemudik Harus Diantisipasi
40 Tahun Kiprah Elnusa di Blok Mahakam
Drawing Piala Dunia U-20 Batal, DPR: Pemerintah Harus Antisipasi Kemungkinan Terburuk
Mayat Tanpa Identitas di Bengawan Solo Diketahui Asal Sragen Jawa Tengah
I Ketut Sulasta : Gus Huda Pelopor Kerukunan Antar Umat Beragama di Bojonegoro
50% Penemuan Sumur Eksplorasi di Tanah Air Berupa Gas
AAL Kirim Prajuritnya Ikuti Pelatihan Pengelolaan BBM dan Pelumas di PPSDM Migas
Kementerian ESDM Selenggarakan High Level Human Capital Summit di JCC Senayan
123,8 Juta Orang Diprediksi Akan Mudik Lebaran Idul Fitri 2023
Pasar Seni di Festibale Ramadhan Jadi Pemersatu Seniman
Mayat Tanpa Indentitas Ditemukan Mengapung di Sungai Bengawan Solo
Penerima BLT DD Mojodelik 2023 Berkurang Separuh Lebih
Siapkan Layanan Penukaran Uang Pecahan, Bank Indonesia Jatim Sediakan Rp 24,5 Triliun
Diduga Serangan Jantung, Seorang Laki-laki Ditemukan Meninggal Dunia Saat Gowes
Bangkitkan Ekonomi Masyarakat Blora Melalui Bazar Ramadan
Produksi Terserap 50 Persen, Industri Semen Indonesia Harus Tembus Pasar Global
Diduga Korsleting Listrik, Empat Rumah di Bojonegoro Terbakar
Masjid Nurul Huda, Bukti 300 Tahun Syiar Islam di Bojonegoro
PT Rekind Urug Kubangan Jalan Dekat Gate 4 JTB