Masuk Tahap Harmonisasi Kedua, Regulasi CCUS Siap Ditunjukkan ke Dunia

user
Nugroho 19 Oktober 2022, 16:06 WIB
untitled

Suarabanyuurip.com - d suko nugroho

Bandung – Rancangan Peraturan Menteri ESDM tentang penggunaan teknologi penangkapan, utilisasi, dan penyimpanan karbon atau carbon capture, utilization and storage (CCS/CCUS) memasuki tahap harmonisasi kedua. Regulasi tersebut diharapkan rampung dalam waktu dekat ini, sehingga dapat disampaikan di event G20.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menyampaikan rancangan regulasi CCS/CCUS ini merupakan komitmen Indonesia terhadap berkontribusi pada perubahan iklim untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) global. Harmonisasi tahap kedua yang dilakukan saat ini adalah untuk membahas pasal per pasal dalam regulisasi tersebut.

“Kita harapkan dapat diselesaikan dalam waktu tidak terlalu lama, sehingga kita bisa menyampaikan di event G20 dan menunjukkan kepada dunia bahwa kita cukup siap memfasilitasi CCS/CCUS,” ujar Tutuka dalam keterangan tertulisnya.

Mantan Kepala PPSDM Migas itu menjelaskan fokus CCS/CCUS pada rancangan aturan ini adalah pada wilayah kerja migas, menekankan aspek teknis sesuai standar dan kaidah keteknikan yang baik dengan memperhatikan karakteristik lokasi (site specific), serta membuka peluang monetitasi dari kegiatan tersebut.

Saat ini terdapat 15 proyek CCS/CCUS di Indonesia yang masuk tahap studi dan diharapkan seluruhnya dapat onstream sebelum 2030. Dari seluruh proyek tersebut, Proyek EGR/CCUS Tangguh yang dikelola BP Berau Ltd, paling maju dibandingkan proyek lainnya dan ditargetkan onstream 2026 dengan potensi CO2 sebanyak 25-32 juta ton selama 10 tahun.

“Tangguh ini merupakan salah satu proyek CCUS terbesar di dunia, investasinya besar. Kita bangga dengan ini karena berani menyelenggarakan teknologi CCUS,” kata Tutuka saat menjadi keynote speaker pada Forum Fasilitas Produksi Migas Tahun 2022 yang digelar Ikatan Ahli Fasilitas Migas Indonesia (IAFMI) di Hotel Pullman, Bandung, Jawa Barat, Selasa (18/10/2022) kemarin.

Tutuka mengungkapkan, potensi penyimpanan CO2 di Indonesia sekitar 2 giga ton CO2 yang tersebar di berbagai wilayah di tanah air. Seperti di Sulawesi yang bekerja sama dengan Jepang, di Kalimantan di mana Pertamina menggandeng ExxonMobil, serta Lapangan Sukowati yang merupakan kerja sama Pertamina dengan Jepang.

“Selain berkontribusi untuk mitigas perubahan iklim, teknologi CCS/CCUS juga mendukung peningkatan produksi migas, terutama untuk mencapai target produksi migas tahun 2030,” pungkas Tutuka.(suko)

Kredit

Bagikan