Deteksi Kebocoran Gas, PGN Tingkatkan Penggunaan Odorant

user
Sasongko 05 November 2022, 05:00 WIB
untitled

Suarabanyuurip.com - Arifin Jauhari

Bojonegoro - Subholding Gas PT Pertamina Persero, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) Area Bojonegoro meningkatkan jumlah cairan pembau gas bumi (odorant) untuk mendeteksi adanya kebocoran. Hal itu dimaksudkan sebagai piranti keselamatan penanda adanya gas bumi.

Operation and Maintenance (O&M) PGN Area Bojonegoro, Edy Sulistyono mengatakan, guna mempermudah deteksi gas bumi dan pengecekan jaringan, pihaknya secara otomatis meningkatkan penggunaan cairan odorant sebanyak 0,05 gram setiap dua jam pada gas bumi.

"Baunya memang lebih kuat. Tetapi ini kami lakukan untuk mengecek apakah ada kebocoran di infrastuktur gas bumi," katanya kepada SuaraBanyuurip.com.

Hasilnya, lanjut Edy, sapaan akrabnya, banyak laporan masuk dari masyarakat yang mengindikasikan adanya gas bocor. Per 1 November hingga hari ini, PGN menyatakan telah menerima sekira 48 aduan dari masyarakat.

Namun begitu, tidak semua bau odorant dikatakan merupakan kebocoran gas. Edy mencontohkan laporan yang baru saja masuk perihal bau gas di sekitar Rumah Sakit Bhayangkara. Bau yang timbul tersebut berasal dari Regulator Sector (RS) 04 yang terletak di halaman Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Bojonegoro.

"Sudah dilakukan cek bersama dengan pelanggan di gorong gorong dan sekitar galian tidak ditemukan kebocoran, bau sudah mulai hilang. Kios RS sudah di cuci dengan sabun, bau timbul baru kemarin sore, setelah dilakukan flushing di RS 04," terangnya.

Dipastikan, bahwa bau yang timbul di RS 04 merupakan bau odorant akibat squishing area, dan bukan merupakan kebocoran gas. Sisa gas dari penjepitan atau squishing dari pipa yang bocor di lokasi lain harus dibuang ke area terbuka.

"Bau yang muncul ini bau liquid odorant dari sisa flushng. Untuk memberi tanda pada gas bumi. Karena gas bumi tidak berbau. Kami sudah cek pakai Laser Mini Methane, tidak ada gas bocor di sekitar RS 04," tandasnya.

Disinggung penyebab terjadinya kebocoran gas. Edy membeberkan ada dua faktor penyebab. Yaitu faktor anomali atau ketidaknormalan di jaringan pipa setelah gas metering yang dipasang oleh Hutama Karya (HK). Dan faktor non anomali.

"Kalau anomali di jaringan, paling banyak ada di sambungan. Sedangkan yang non anomali misalnya pipa kena cangkul kemarin itu," bebernya.

Dikonfirmasi perihal anomali pada jaringan pipa gas bumi. Humas PT HK, Anan Dwi Sutrisno mengakui hal tersebut. Dia beralasan karena pekerjaan jaringan juga dikerjakan oleh subcon.

"Kami tidak menampik hal tersebut (anomali jaringan). Makanya di masa pemeliharaan ini kami lakukan perbaikan terus dan kami laporkan juga ke PGN," tutupnya.(fin)

Kredit

Bagikan