Menjaga Keselamatan Sesama

Petani di sepanjang jalur pipa minyak Banyu Urip, Blok Cepu ikut menjaga keamanan dan keselamatan objek vital nasional.
Suarabanyuurip.com - d suko nugroho
Bojonegoro - Menjadi pahlawan tidak harus selalu berlaga di medan peperangan. Banyak hal yang bisa dilakukan, termasuk menjaga keselamatan lingkungan dan sesama.
Hal itu dituturkan Abdul Jalil (56 tahun) warga Desa Sumbertlaseh, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Jalil tinggal di desa yang memiliki banyak hamparan sawah. Mayoritas penduduknya bertani. Sebanyak 204 petani tergabung dalam Kelompok Tani Barokah.
Sudah 15 tahun Jalil bergabung di organisasi itu. Ketokohannya membuat Jalil dipercaya sebagai ketua sejak lima tahun silam. Totalitasnya mengabdi pada masyarakat, membuatnya juga diberi amanah sebagai Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Sumbertlaseh.
Jalil meyakini, pengabdian kepada masyarakat adalah bentuk amal sholeh. Ia terus mengajak masyarakat untuk melakukan kebaikan. Ajakan itu selalu disisipkan saat menjadi khotib Sholat Jumat di kampungnya.
Desa Sumbertlaseh termasuk area yang dilalui jalur pipa minyak Lapangan Banyu Urip. Jalur pipa itu rata-rata selebar 12 meter. Sebagian di antaranya dimanfaatkan warga untuk bercocok tanam dengan tanaman musiman. Ada pula yang menjadi galengan.
Jalil melihat pipa ini sebagai aset negara yang harus dijaga bersama. Selain untuk menjaga kelangsungan produksi minyak nasional, juga menjaga keselamatan warga di sekitarnya. Untuk itu, dia selalu mengingatkan para petani di sana. Bahkan dia sering menemani petugas keamanan berpatroli sepanjang jalur pipa.
“Saya ingin semua tetangga aman. Tak ada yang berbuat gegabah,” imbuhnya.
Menurut Jalil, gangguan pada pipa bisa terjadi karena ketidaktahuan atau ketidakpedulian. Misalnya sembarangan mencangkul di atas pipa, menanam pohon akar tunggak, membakar sampah di atas pipa, dan lain-lain.
“Alhamdulillah warga di sini faham semua,” ungkap Jalil.
Senada dengan Jalil, Muslihin warga Desa Sumurcinde, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban meyakini bahwa jalur pipa sudah didesain aman. Namun, kata dia, jika ada masyarakat yang tidak faham, dan melakukan aktivitas yang membahayakan, seperti penggalian tanah, kegiatan tersebut dapat merusak pipa dan berpotensi menimbulkan bahaya.
Muslihin tidak sendirian. Ia sering berdiskusi dalam forum “Rembug Tani”. Saling berbagi pengalaman dan saling mengingatkan. Diskusi juga diselingi dengan obrolan seputar persoalan pertanian sebagai mata pencaharian mereka.
“Pertemuan ini menjadi kesempatan bagi kami untuk saling bertukar pikiran, termasuk soal pipa minyak Banyu Urip. Semua aman, bertani pun tenang,” ujarnya.
Pentingnya Menjaga Keselamatan Jalur Pipa
Pipa minyak Lapangan Banyu Urip berdiameter 20 inci dengan total panjang hingga 95 km. Terbentang dari Fasilitas Pemrosesan Pusat (Central Processing Facility) di Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro hingga laut lepas di Laut Utara Jawa. Pipa darat sepanjang 72 km, melewati area di 56 desa di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban. Dibangun dengan desain keselamatan yang tinggi agar aman bagi masyarakat. Pipa juga dilengkapi dengan sensor serat optik untuk mendeteksi potensi gangguan pipa.
Meskipun demikian, ada beberapa kegiatan yang dapat berpotensi merusak pipa tersebut, seperti kegiatan pembakaran, menanaman tanaman keras, kendaraan bermuatan yang berlebihan, dan sebagainya. Untuk menghindari itu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) bersama masyarakat terus saling mengingatkan. Sebagian warga, termasuk Abdul Jalil dan Muhlisin bahkan melakukannya dengan sukarela.
EMCL bersama SKK Migas sejak 2017 telah bekerja sama dengan masyarakat melaksanakan Program Peningkatan Kesadaran Keselamatan Pipa Minyak Banyu Urip melalui Pendampingan Pertanian. Program ini telah membentuk sinergi yang baik antara masyarakat, pemerintah dan EMCL.
“Kami mengapresiasi masyarakat yang telah mendukung pelaksanaan proyek strategis nasional ini,” ucap Kepala SKK Migas Perwakilan Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Jabanusa), Nurwahidi.
Menurut Nurwahidi, kolaborasi yang telah memberikan andil besar dalam menjaga kelangsungan ekonomi negara dari sektor migas. Kontribusi masyarakat dalam menjaga pipa, sama berartinya dengan pengabdian para pahlawan untuk negara ini.
Sementara itu, External Affairs Manager EMCL, Ichwan Arifin mengungkapkan rasa hormat untuk para relawan jalur pipa. Dia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah saling memahami dan saling menjaga demi keselamatan bersama.
“Semoga kolaborasi ini terus berlangsung demi keselamatan dan kemaslahatan kita bersama,” tegasnya.(suko)
BERITA TERKAIT
Tahun 2023, Produksi Minyak Sukowati Field Ditargetkan 4.258 BOPD
Baznas RI : Angka Kemiskinan Bojonegoro Cukup Tinggi di Jatim
Teken MoU dengan Asia University di Taiwan, Unigoro Menuju Go Internasional
Wapres Ma’ruf Amin Bakal Resmikan Proyek Gas JTB
Soal Tambang Kapur, PT WBS dan Pemkab Bojonegoro Harus Hadir di Tengah Masyarakat
Harga Beras Naik, Bulog Bojonegoro Berupaya Stabilkan Harga
PPK Purwosari Gelar Bimtek Bagi PPS Pemilu 2024
Presiden Segera Keluarkan Perpres Media Sustainability
Cegah Erosi Serap Emisi, Ademos dan PEPC Gelar "Ngopi Sareng Kawan Sungai Gandong"
Satpam PPSDM Migas Juara 1 PAM TKP pada HUT Satpam Ke-42
PPSDM Migas Adakan Pelatihan Operasi Pesawat Angkat Angkut dan Ikat Beban
Jokowi Akan Hadiri Puncak Peringatan 1 Abad NU dan Lantunkan Selawat Asyghil
Pelatihan K3 Gratis untuk Masyarakat 3T di PPSDM Migas
Indonesia Miliki Potensi EBT 3.686 GW
2023, Target Lifting Minyak 660 MBOPD Lebih Rendah Dibanding 2022
Pemkab Blora Mulai Sosialisasikan Pembangunan Bendung Gerak Karangnongko
Pengurus Organisasi Mahasiswa SASB Uinsa Periode 2022-2023 Resmi Dilantik
Duet Wabup Budi Irawanto dan Maya "The Ramban" Pukau Wisatawan Embung Pedang
10 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri Terbaik Versi Webometrics Januari 2023
HIMA UT Cepu Gelar Blora Job Fair dan Expo Campus 2023
Rekrutmen CASN 2023 Akan Dibuka untuk Umum