Siapkan Insentif Khusus, Blok East Natuna Akan Dilelang Ulang

Pemerintah akan melelang Blok Migas East Natuna dan menyiapkan insentif khusus.
Suarabanyuurip.com - d suko nugroho
Jakarta - Kementerian ESDM akan melelang ulang Blok East Natuna di Kepulauan Riau. Pengembangan blok migas ini sudah mandek lebih dari 45 tahun.
Blok East Natuna semula dikelola ExxonMobil dan mendapatkan hak kelolanya tahun 1980. Namun lantaran tidak ada perkembangan, pada tahun 2007 kontraknya dihentikan. Setahun kemudian yaitu tahun 2008, East Natuna diserahkan pengelolaannya ke PT Pertamina.
Selanjutnya, ExxonMobil, Total dan Petronas, bergabung. Posisi Petronas kemudian digantikan PTT Exploration and Production (PTT EP) tahun 2012. Sayangnya tahun 2017 konsorsium ini bubar dengan alasan tidak ekonomis dan menyisakan PT Pertamina.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menyatakan akan mendorong percepatan pengembangan Blok East Natuna, mengingat saat ini pengembangan migas Indonesia berkejaran dengan waktu, sebelum masanya energi terbarukan.
Untuk mendukung hal tersebut, lanjut Tutuka, Pemerintah berencana melelang ulang Blok East Natuna setelah proses pengembalian blok tersebut oleh Pertamina tuntas.
“Kalau kita tidak cepat mengambilnya saat ini, forget it! Tinggalkan saja karena ke depan, 10 hingga 20 tahun mendatang sudah masanya renewable energy,” ujarnya dikutip dari laman Ditjen Migas.
Mantan Kepala PPSDM Migas itu menjelaskan, pemerintah saat ini tengah memproses pengembalian pengelolan Blok East Natuna dari Pertamina ke negara, kemudian setelah itu akan dilakukan tender ulang.
“Dulu kan penugasan ke Pertamina, kita kembalikan dulu ke negara. Kemudian kita akan lelang tender terbuka terutama untuk D-Alpha,” terang Tutuka.
Menurut dia, Blok East Natuna rencananya akan dibagi menjadi 3 blok. Dari tiga blok itu, D-Alpha merupakan blok migas yang paling besar.
Tutuka berharap proses pengembalian Blok East Natuna ke negara diharapkan rampung tahun ini, sehingga lelang ulang dapat dilakukan pada awal tahun depan.
“Kalau bisa selesai tahun ini, awal tahun depan kita umumkan lelangnya,” katanya.
Tutuka menambahkan, pemerintah juga tengah menggodok insentif khusus blok Est Natuna untuk menarik investor.
"Insentif untuk East Natuna mesti signifikan. Kita sedang hitung, tapi harus menarik sekali,” imbuh Dirjen Migas.
Blok East Natuna ditemukan tahun 1973 dan hingga saat ini masih belum dikembangkan. Blok East Natuna menyimpan potensi sebesar trilion cubic feet (Tcf) dengan potensi gas yang recoverable sebesar 46 Tcf. Kendala utama pengembangan blok ini adalah kadar CO2 yang mencapai 72%.(suko)
BERITA TERKAIT
Pengurus Organisasi Mahasiswa SASB Uinsa Periode 2022-2023 Resmi Dilantik
Duet Wabup Budi Irawanto dan Maya "The Ramban" Pukau Wisatawan Embung Pedang
10 Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri Terbaik Versi Webometrics Januari 2023
HIMA UT Cepu Gelar Blora Job Fair dan Expo Campus 2023
Rekrutmen CASN 2023 Akan Dibuka untuk Umum
Pencarian Hari Keempat, Bocah Tenggelam di Sungai Pacal Belum Ditemukan
Disnakkan Bojonegoro Terima 40.000 Dosis Vaksin PMK
Minat Pasang Gas Bumi, Warga Bojonegoro Bisa Lewat GasKita
Arab Saudi Terbitkan Visa Transit, Kemenag : Tak Bisa Untuk Ibadah Haji
Komisi VII Dukung PGN Dapatkan Harga Gas USD 4,72 MMBTU
Fraksi Golkar DPRD Bojonegoro : UU Desa Masih Relevan Dijalankan
Pro-kontra Wacana Perpanjangan Jabatan Kepala Desa, Begini Pandangan Politisi Senayan
Bupati Tak Temukan Perjanjian 30 Tahun, Pedagang : Akte Sewa Beli Tak Ada Batas Waktu
Warga Sumuragung Tuntut Tambang PT Wira Bhumi Sejati Ditutup Permanen
Selama Januari 2023, Sudah Ada 8 Kejadian Kebakaran di Bojonegoro
Indonesia Miliki Tanker Gas Dual Fuel Ramah Lingkungan Terbesar di Dunia
Jatim Kelebihan Pasokan Gas, PGN Minta Pipa Cirebon - Batang Dibangun Gunakan APBN
China Cabut Pembatasan Aktivitas Kerek ICP Januari Jadi US$78,54 Per Barel
Sambut HPN 2023, PWI Bojonegoro Gowes Bareng Stakeholder
IDFoS Gelar Diskusi Pelestarian Hutan Berbasis Agrosilvopastura
Kuasa Hukum Mantan Dirut PT ADS Sebut Bupati Bojonegoro Cari Kesalahan Lalu