Penyaluran Pertalite Diperkirakan Capai 29,51 Juta KL dan Solar 17,51 Juta KL

user
Nugroho 12 Desember 2022, 06:00 WIB
untitled

Suarabanyuurip.com - d suko nugroho

Jakarta - Kepala Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas Erika Retnowati memperkirakan penyaluran minyak solar hingga Desember 2022 mencapai 17,51 juta kiloliter, minyak tanah 0,49 juta kiloliter dan Pertalite 29,51 juta kiloliter.

Erika menjelaskan, realisasi penyaluran jenis BBM khusus penugasan (JBKP) Pertalite sudah mencapai 26,90 juta kiloliter atau 89,94 persen hingga Oktober 2022. Sementara kuota yang ditetapkan sebesar 29,92 juta kiloliter hingga akhir Desember.

"Prognosa penyaluran bensin dengan nilai oktan (RON) 90 hingga akhir tahun diperkirakan mencapai 29,40 juta kiloliter atau 98,29 persen dari kuota yang dialokasikan," kata Erika saat rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR RI beberapa waktu lalu.

Sementara realisasi penyaluran jenis BBM tertentu (JBT) Solar, lanjut Erika, telah mencapai di angka 16,02 juta kiloliter atau 89,86 persen dari kuota yang ditetapkan. Prognosa konsumsi Solar hingga akhir tahun menyentuh di angka 17,51 juta kiloliter atau 98,2 persen dari kuota awal.

“Kita perkirakan sampai dengan akhir Desember 2022, minyak solar akan tersalurkan sebesar 17,51 juta kiloliter, kemudian minyak tanah 0,49 juta kiloliter dan Pertalite 29,51 juta kiloliter,” pungkasnya.

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Bambang Haryadi menyampaikan, pada tahun 2021, pemerintah optimistis proyek industri hilir migas tetap positif hingga tahun 2024 mendatang. Adapun investasi hilir migas untuk pengangkutan dan penyimpanan niaga diproyeksikan akan terus meningkat menjadi 9,181 miliar dolar AS pada 2022, 11,22 miliar dolar AS pada 2023, dan 10,77 miliar dolar AS pada 2024. Kemudian integrasi pengembangan hilir migas dengan industri petrokimia akan mendorong peningkatan pemenuhan standar Euro 5 dan Euro 6 yang minim karbon.

"Ini sangat penting, karena sebagai bagian dari komitmen untuk mencapai target net zero emission pada 2060," tegasnya dikutip dari Parlementaria.

Menurut Bambang, hal itu selaras dengan proyeksi surplus neraca gas bumi dalam satu dekade mendatang. Mengingat gas bumi relatif bersih, murah, mudah dan aman sehingga berperan sebagai compliment dalam transisi energi.(suko)

Kredit

Bagikan