Indonesia Butuh Investasi US$ 30 Miliar untuk Transisi Energi Bersih

FOTO ILUSTRASI : Transisi energi bersih menuju bebas emisi.(dok.KESDM)
Suarabanyuurip.com - d suko nugroho
Jakarta - Indonesia dalam empat dekade akan menghasilkan lebih dari 580 GW listrik dari matahari, air, panas bumi, dan hidrogen. Secara bertahap Indonesia juga melakukan pemberhentian pengoperasian pembangkit listrik berbasis batu bara untuk mendukung transisi energi yang lebih bersih.
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana menyampaikan, pemerintah Indonesia bekerja sama dengan negara-negara Nordik (Denmark, Finlandia, Swedia, Norwegia dan Islandia) terus meningkatkan pengembangan energi bersih. Kolaborasi ini diharapkan dapat memberikan dukungan potensial bagi Indonesia untuk mempercepat transisi energi dan target Net Zero Emission (NZE).
"Transisi energi telah menjadi salah satu fokus utama global agenda perubahan iklim. Karenanya, selama Presidensi G20 tahun ini, Indonesia menghadirkan transisi energi sebagai salah satu dari tiga inti diskusi," ujar Rida dalam sambutannya di Forum Bisnis Indonesia-Nordic Energy Investment Day: Collaboration to achive Net Zero Emission Target, di Jakarta, pekan lalu.
Dia menjelaskan, Indonesia dan negara-negara Nordik telah menjalin kerja sama yang baik di sektor energi selama ini, baik secara Government to Government maupun Business to Business. Di tingkat pemerintah, Indonesia memiliki Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Finlandia terkait energi berkelanjutan, bersih, terbarukan serta efisiensi energi. Bersama Denmark terkait pengembangan EBT serta konservasi energi, Norwegia di sektor energi, Swedia tentang energi terbarukan dan konsultasi energi dengan Norwegia.
"Kita punya Program Kemitraan Energi Indonesia-Denmark (INDODEPP), dan kami juga memiliki program pengembangan kapasitas dan inisiatif potensial panas bumi dengan Islandia," ujar Rida.
Dia mengungkapkan, perang Rusia dan Ukraina telah menyebabkan krisis multidimensi. Kelompok Kerja Transisi Energi G20 menghasilkan konsensus tentang Bali Compact untuk memastikan transisi energi yang mulus dan efektif untuk anggota negara-negara G20.
"Salah satu prinsip dari Bali Compact adalah menyoroti pentingnya kemitraan internasional untuk mendukung ekonomi berkembang dalam meningkatkan investasi menuju sistem energi emisi rendah atau net zero," lanjut Rida.
Menurut Rida, dalam empat dekade mendatang, Indonesia akan menghasilkan lebih dari 580 GW listrik dari matahari, air, panas bumi, dan hidrogen. Meskipun energi fosil, seperti minyak dan gas akan mendukung transisi ke sistem energi yang lebih bersih, Pemerintah Indonesia telah menetapkan strategi untuk mengurangi penggunaan energi fosil, dengan mengubah fosil menjadi energi terbarukan seperti pemberhentian pengoperasian secara bertahap pembangkit listrik berbasis batu bara.
"Kami membutuhkan investasi dan lompatan besar untuk mendukung transisi energi bersih senilai US$25-30 miliar dalam memenuhi target jangka menengah di 2030," jelas Rida.
Sebagaimana diketahui, Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan porsi energi terbarukan hingga minimal 23% pada tahun 2025 serta mengurangi 198 juta ton emisi pada tahun yang sama. Dalam jangka panjang, Pemerintah menargetkan untuk mencapai Net-Zero Emission dan memanfaatkan sepenuhnya energi terbarukan dalam bauran pembangkit listrik nasional pada tahun 2060.
Awal tahun 2022, Menteri ESDM Arifin Tasrif didampingi pejabat Kementerian ESDM berkesempatan mengunjungi tiga negara Nordik untuk menunjukkan keinginan Indonesia untuk mengeksplorasi lebih jauh dan memperkuat kemitraan energi. Saat itu, rombongan bertemu dan berdiskusi dengan pejabat pemerintah setempat dan pemimpin bisnis terkemuka.
Menteri Arifin telah mengidentifikasi dan mencatat kemungkinan-kemungkinan untuk ditindaklanjuti kerja sama energi antara Indonesia dan mitra Nordik dan forum hari ini merupakan tindak lanjut untuk mengkonkretkan apa yang telah dibahas pada pertemuaan sebelumnya.(suko)
BERITA TERKAIT
Ditjen Migas Beberkan Tantangan Optimasi Gas Bumi Sebagai Energi Transisi
Tak Berlaku Bagi Masyarakat, Pejabat dan ASN Wajib Meniadakan Buka Bersama
Biofertilizer PEP Donggi Matindok Field Dukung Pertanian Berkelanjutan
Jaga Stok Darah, PMI Bojonegoro Gelar Safari Donor Selama Ramadan
Gas Bumi Jadi Energi Transisi Menuju Lebih Bersih
Pertamina Hulu Indonesia Jalankan Strategi Borderless di WK Tumpang Tindih
Gubernur Jatim Bolehkan Warung Makan Buka Selama Ramadan Tapi dengan Tirai
Delapan Wisata Jawa Timur Raih Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023
Pertamina Hulu Rokan Dorong Kreativitas Pemuda
Optimis Revisi UU Migas Akan Dongkrak Lifting
9.811 SR Jargas Telah Dinikmati Masyarakat Bojonegoro
Tradisi Nyekar Jelang Ramadan, Jadi Berkah Bagi Penjual Bunga Tabur
Pertamina EP Sukowati Field Fokus Tangani Stunting di Tuban
UKM Pagar Nusa Unugiri Sabet 19 Medali di Widuri Open 2023
Transisi Energi Berkelanjutan, Berpotensi Buka Lapangan Kerja Baru
Praktik Enterprenuer (P5) SMP Negeri 2 Blora
Punya Keuangan Kuat, PGE Kembangkan Energi Panas Bumi
Banyak Kendala di Lapangan, 189 Jargas di Bojonegoro Akan Dicabut
Kampanyekan Teladan Gus Dur, Komunitas Gusdurian Bojonegoro Gelar Ruang Musik
Selamatkan Hutan, IDFoS Indonesia Kampanye Gerakan Lestari Alam Raya
Pertama Kali, Pertamina Geothermal Energy Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit