Memperkuat Sinergi Industri Hulu Migas untuk Mencapai Target Produksi

user
Nugroho 02 Mei 2023, 19:18 WIB
untitled

Suarabanyuurip.com - d suko nugroho

Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) meminta kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) dan industri penunjang hulu migas memperkuat sinergi dan kolaborasi. Langkah ini diperlukan untuk mencapai target peningkatan produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik perhari (BSCFD) pada 2030.

"Gathering yang diselenggarakan dalam rangka peringatan Hari Raya Idul Fitri 1444 H ini adalah upaya kita semua untuk meningkatkan silaturahmi. Salah satu manfaat dari silaturahmi adalah dapat meningkatkan kesepahaman dan sikap saling percaya sehingga dapat lebih meningkatkan sinergi diantara SKK Migas, KKKS dan pemangku kepentingan di industri hulu migas yang telah terjalin selama ini," ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat gathering dalam rangka peringatan Hari Raya Idul Fitri 1444 H di City Plaza Jakarta hari Selasa (2/5/2023).

Gathering dihadiri oleh seluruh manajemen SKK Migas, pimpinan tertinggi KKKS, para undangan dan pegawai SKK Migas.

Dwi menegaskan, bahwa KKKS dan di industri penunjang hulu migas harus saling bantu untuk best effort dalam berbagai aspek. Mulai dari operasional, sumber daya manusia dan lainnya, yang kesemuannya adalah dalam rangka memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

"Kami sampaikan terima kasih juga kepada KKKS atas dukungan serta best effort yang telah diberikan sehingga kinerja industri hulu migas di awal tahun 2023 meningkat dibandingkan periode yang sama 2022," ujarnya.

Pimpinan KKKS dan pelaku industri hulu migas menghadiri halalbihalal Idulfitri 2023.
© 2023 suarabanyuurip.com/Dok.skk migas

Mantan Direktur Utama Pertamina itu berharap hal tersebut menjadi langkah yang baik untuk meningkatkan kinerja yang telah dicapai di triwulan pertama 2023 dengan melaksanakan seluruh program kerja yang telah disepakati. Sehingga produksi minyak dan gas dapat meningkat sehingga mencapai target 2023 dan menjadi pondasi untuk peningkatan produksi di masa yang akan datang.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi D. Suryodipuro menambahkan, bahwa untuk mencapai target 2030 tidak hanya ditentukan dari aspek-aspek teknis semata. Tetapi faktor non teknis juga memberikan pengaruh yang sangat besar.

"Seperti program pengeboran sumur pengembangan yang masif sangat bergantung pula terkait aspek lahan, perizinan dan lainnya," kata Hudi memberikan contoh.

Menurutnya, melalui upaya mendorong sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan yang terkait industri hulu migas, maka faktor-faktor non teknis dapat berjalan dengan baik.

"Sehingga program industri hulu migas yang telah ditetapkan dalam work, program & budget (WPnB) dapat terlaksana dengan baik," pungkasnya.(suko)

Kredit

Bagikan