Disedot 3 Pompa Banjir Babat Tidak Surut

babat
SuaraBanyuurip.com - Totok Martono
Lamongan – Terhitung sudah masuk hari kedua banjir menggenangi wilayah Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Jika malam ini hujan kembali turun diprediksi luapan air semakin meluber menggenangi pemukiman warga.
Dari pantauan SuaraBanyuurip.com hari Sabtu (5/01/2013), air dengan ketinggian 50 Cm masih menggenang di beberapa wilayah Kelurahan Babat. Diantarnya, di Jalan Gotong Royong, Jalan Sawonggaling, Jalan Kartini, dan Jalan Pramuka.
Di Jalan Gotong Royong yang merupakan salah satu jalan utama di kota wingko tersebut, air menutup permukaan jalan dengan ketinggian mencapai 50 cm. Warga setempat telah memasang bangku panjang di arah pertigaan jalan agar kendaraan baik motor maupun roda empat tidak melintas ke jalan tersebut. Banyak kendaraan yang akhirnya berbalik arah dan memilih jalan memutar melewati jalan di depan pasar Babat.
Sementara di Jalan Sawonggaling, Kartini, dan Jalan Pramuka yang merupakan jalan pemukiman warga, air masih menggenang disepanjang jalan dan halaman rumah warga. Warga hanya bisa berdiam diri di rumah menunggu air surut.
“Tidak bisa kemana-mana, Mas. Airnya masih tinggi begini, “ ujar Tomo, warga di Jalan Pramuka. Tomo mengharap agar hujan tidak kembali turun agar tidak terjadi banjir yang lebih besar.
Untuk mengurangi banjir, sejak semalam pihak PU Pengairan Kecamatan Babat, sejak sore kemarin terus menghidupkan pompa penyedot air di Desa Bedahan. Ada 3 unit mesin penyedot air yang dioperasikan. Namun walau telah dua hari dioperasikan seakan tidak berdampak mengurangi banjir.
“Saya terus memantau kondisi banjir di lapangan. Mudah-mudahan cepat teratasi, “ kata Jarwito, Camat Babat saat dihubungi SuaraBanyuurip.com via telepon. Selain memantau kondisi langsung di lapangan, Jarwito juga berada di rumah pompa memastikan mesin tersebut dioperasikan.
Banjir di wilayah Babat disebabkan oleh tingginya curah hujan sore hingga malam kemarin. Sungai Konang, dan Sungai Gotong Royong tidak mampu menampung curahan air hujan hingga meluap ke jalan raya, dan pemukiman warga.
Menurut beberapa warga, untuk mengatasi banjir di Babat tidak cukup hanya mengeduk kedua tersebut. Drainase yang ada di wilayah Kecamatan Babat kondisinya juga buruk. Belum pernah ada perbaikan sehingga air hujan tidak bisa mengalir lancar.
“Sungai di sepanjang Desa Gendong hingga Desa Sogo seharusnya juga harus dikeruk karena sungai tersebut menjadi muara air dari Sungai Konang dan Sungai Gotong Royong. Kalau tidak dikeduk, setiap tahun Babat akan tetap dilanda banjir, “ kata Aang Abdurahman, warga Jalan Kartini. (tok)
BERITA TERKAIT
Ditjen Migas Beberkan Tantangan Optimasi Gas Bumi Sebagai Energi Transisi
Tak Berlaku Bagi Masyarakat, Pejabat dan ASN Wajib Meniadakan Buka Bersama
Biofertilizer PEP Donggi Matindok Field Dukung Pertanian Berkelanjutan
Jaga Stok Darah, PMI Bojonegoro Gelar Safari Donor Selama Ramadan
Gas Bumi Jadi Energi Transisi Menuju Lebih Bersih
Pertamina Hulu Indonesia Jalankan Strategi Borderless di WK Tumpang Tindih
Gubernur Jatim Bolehkan Warung Makan Buka Selama Ramadan Tapi dengan Tirai
Delapan Wisata Jawa Timur Raih Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023
Pertamina Hulu Rokan Dorong Kreativitas Pemuda
Optimis Revisi UU Migas Akan Dongkrak Lifting
9.811 SR Jargas Telah Dinikmati Masyarakat Bojonegoro
Tradisi Nyekar Jelang Ramadan, Jadi Berkah Bagi Penjual Bunga Tabur
Pertamina EP Sukowati Field Fokus Tangani Stunting di Tuban
UKM Pagar Nusa Unugiri Sabet 19 Medali di Widuri Open 2023
Transisi Energi Berkelanjutan, Berpotensi Buka Lapangan Kerja Baru
Praktik Enterprenuer (P5) SMP Negeri 2 Blora
Punya Keuangan Kuat, PGE Kembangkan Energi Panas Bumi
Banyak Kendala di Lapangan, 189 Jargas di Bojonegoro Akan Dicabut
Kampanyekan Teladan Gus Dur, Komunitas Gusdurian Bojonegoro Gelar Ruang Musik
Selamatkan Hutan, IDFoS Indonesia Kampanye Gerakan Lestari Alam Raya
Pertama Kali, Pertamina Geothermal Energy Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit