Tripatra Bahas Banjir dengan Pemdes Sekitar Banyuurip

SuaraBanyuurip.com - Ririn W
Bojonegoro – PT. Tripatra Engineers & Constructors, kontraktor engineering, procurement and construction (EPC) 1 Banyuurip, Blok Cepu, mengagendakan pertemuan dengan pemerintah desa (Pemdes) sekitar proyeknya dan PT. Rekayasa Indsutri (Rekind) - Hutama Karya (HK), kontraktor EPC-5, Kamis (4/1/2013). Pertemuan itu untuk membahas persoalan banjir yang melanda wilayah Banyuurip, Rabu (2/1/2013) kemarin.
“Kita akan meminta masukan dari pemerintah desa untuk menentukan langkah-langkah guna meminimalisir gangguan ke persawahan warga,” kata Communication and CSR Manager Tripatra, Dony Hermawan kepada SuaraBanyuurip, Kamis (3/1/2013).
Sekarang ini, lanjut Dony, tim socio economic Tripatra sedang berupaya untuk mengagendakan upaya-upaya untuk meminimalisir ganggung ke sawah warga. Seperti pengalihan saluran atau jalur air ke lokasi yang lebih aman sehingga debit genangan air di lokasi teralihkan.
Menurut Dony, melubernya air kepersawahan warga itu merupakan fenomena alam dan siapapun tidak ingin force majeur itu terjadi. Karena di lapangan sendiri para pekerja baru bisa bekerja setelah kondisi dinyatakan aman untuk bekerja.
"Sebab semua kegiatan yang kita lakukan merujuk pada standar Safety, Health Environmentatau SHE," tegas pria Pacitan, Jawa Timur ini.
Meski demikian, Dony menagku, adanya hujan dan banjir yang terjadi ini tidak mengakibatkan kemoloran jadwal pekerjaan yang ditargetkan.
"Secara signifikan tidak Mbak, karena saat kondisi dinyatakan aman (tidak hujan) untuk bekerja, maka para pekerja bisa kembali melanjutkan pekerjaan," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, hujan deras yang mengguyur wilayah Banyuurip sore kemarin telah mengakibatkan lahan pertanian sekitar ladang migas yang dikelola Mobil Cepu Limited (MCL), anak perusahan raksasa migas Amerika Serikat, itu terendam banjir. Diduga kondisi itu dikarenakan tidak matangnya perencanaan pembuatan saluran air yang dilakukan kontraktor EPC-1 Banyuurip. Akibatnya air meluber ke persawahan warga, bahkan terjangan air juga memutus jalan penghubung Dusun Temlokorejo - Kaliglonggong. (rien)
BERITA TERKAIT
Ditjen Migas Beberkan Tantangan Optimasi Gas Bumi Sebagai Energi Transisi
Tak Berlaku Bagi Masyarakat, Pejabat dan ASN Wajib Meniadakan Buka Bersama
Biofertilizer PEP Donggi Matindok Field Dukung Pertanian Berkelanjutan
Jaga Stok Darah, PMI Bojonegoro Gelar Safari Donor Selama Ramadan
Gas Bumi Jadi Energi Transisi Menuju Lebih Bersih
Pertamina Hulu Indonesia Jalankan Strategi Borderless di WK Tumpang Tindih
Gubernur Jatim Bolehkan Warung Makan Buka Selama Ramadan Tapi dengan Tirai
Delapan Wisata Jawa Timur Raih Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023
Pertamina Hulu Rokan Dorong Kreativitas Pemuda
Optimis Revisi UU Migas Akan Dongkrak Lifting
9.811 SR Jargas Telah Dinikmati Masyarakat Bojonegoro
Tradisi Nyekar Jelang Ramadan, Jadi Berkah Bagi Penjual Bunga Tabur
Pertamina EP Sukowati Field Fokus Tangani Stunting di Tuban
UKM Pagar Nusa Unugiri Sabet 19 Medali di Widuri Open 2023
Transisi Energi Berkelanjutan, Berpotensi Buka Lapangan Kerja Baru
Praktik Enterprenuer (P5) SMP Negeri 2 Blora
Punya Keuangan Kuat, PGE Kembangkan Energi Panas Bumi
Banyak Kendala di Lapangan, 189 Jargas di Bojonegoro Akan Dicabut
Kampanyekan Teladan Gus Dur, Komunitas Gusdurian Bojonegoro Gelar Ruang Musik
Selamatkan Hutan, IDFoS Indonesia Kampanye Gerakan Lestari Alam Raya
Pertama Kali, Pertamina Geothermal Energy Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit