SuaraBanyuurip.com - Athok Moch Nur Rozaqy

Bojonegoro -  Warga Dusun Sukorejo (Puduk), Desa Bonorejo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro yang melakukan pemblokiran di acces road di dekat pintu masuk Desa Sudu, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro telah mengirim surat pemberitahuan atas aksinya ke sejumlah instansi terkait. Selain itu mereka melayangkan surat pengaduan ke Komnas HAM atas apa yang menimpanya.

"Kita telah kirimkan surat pemberitahuan aksi ini. Selain itu juga kita lampiri enam tuntutannya," jelas salah satu warga, Joddy, ditemui SuaraBanyuurip.com di lokasi aksi, Senin (17/9/2012).

Menurut pemuda berkacamata tersebut, langkah itu ditempuh agar aspirasinya mendapat pengakuan publik. Aksi protes yang dilakukan merupakan upaya memperjuangkan hak masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari proyek migas Blok Cepu.

"Yang ke Polres kita antarkan dan ke Komnas HAM lewat pos tadi pagi," imbuhnya.

Jody menambahkan, mengenai pemberitahuan ke Polres pihaknya mengajukan hingga 6 hari. Sebab, tuntutan diperkirakan akan berjalan alot sehingga warga tetap bertekad tinggal di lokasi sebelum ada kesepakatan.

"Masalah ini sebenarnya sudah lama, tetapi kalau diam kita yang dirugikan," ucap Joddy.

Sementara itu, mengenai truck pengiriman pedel yang terhambat, lanjut dia, pihaknya memberikan toleransi truck tetap diperboleh masuk. Hanya saja, warga akan tetap tinggal di lokasi.

“Boleh masuk, tetapi kita tutup kembali," tukas Joddy.

Seperti diberitakan ada 6 tuntutan yang diajukan warga kepada operator ladang migas Blok Cepu, Mobil Cepu Ltd (MCL). Yakni, kopensasi debu senilai Rp1.500.000/KK/bulan selama proyek berjalan, perbaikan akses jalan warga ke sawah, kesepakatan EDBS dengan warga tentang pembebasan lahan Rp50 juta secara tunai.

Penegasan kopensasi TPT Dusun Sukorejo, pekerja orang luar Desa Bonorejo tidak boleh harus warga desa Bonorejo dan Truck staful malam harus ada laporan dan kesepakatan dengan warga.  (roz/tbu)