Serangan Hama Emprit Resahkan Petani Pinggiran Hutan

HAMA EMPRIT : Orang-orangan sawah dan umbul-umbul dipasang di tengah tanaman pertanian agar burung emprit tidak hinggap di tanaman padi.
Suarabanyuurip.com - Sami'an Sasongko
Bojonegoro - Hama pertanian tidak hanya wereng dan tikus saja yang meresahkan petani, serangan hama burung pipit atau biasa disebut emprit pun membuat sejumlah petani pinggiran hutan di wilayah Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pusing untuk mengatasinya.
Berbagai cara sudah dilakukan petani. Diantaranya dengan memasang umbul-umbul atau orang-orangan sawah agar burung emprit takut tidak menyerang dan hinggap di padi. Namun, serangan burung emprit ini tetap tak bisa dibendung. Sehingga petani terpaksa harus menunggui tanaman padi mereka mulai pagi sampai menjelang petang. Untuk mengantisipasi agar tanaman pertaniannya tidak habis dimakan emprit.
"Burung emprit ini datangnya silih berganti dengan berkelompok dari pagi hingga sore. Lalu makan padi yang mulai mengeluarkan bulir buah. Jadi kalau dibiarkan, maka padi akan tidak berisi atau gabuk,’’ kata Katimo, salah satu petani Desa Trenggulunan, Kecamatan Ngasem, kepada SuaraBanyuurip.com, Rabu (04/01/2023).
Senada diungkapkan Suparno. Petani Desa Butoh, Kecamatan Ngasem, ini setiap hari hingga sore juga beraktivitas menunggui tanaman pertaniannya agar tidak diserang hama emprit. Dengan memukul jerigen plastik agar burung emprit tidak hinggap di padi dan meghisap sarinya.
"Serangan hama emprit paling banyak itu pagi sama sore jelang burung tidur. Tapi mau bagaimana lagi ini sudah alam. Terpenting tetap melakukan upaya agar tidak diserang emprit. Biasanya kalau padi sudah mulai menguning serangan emprit berkurang," pungkasnya.(sam)
BERITA TERKAIT
DPR Soroti Rencana Kenaikkan Biaya Haji 2023, Menag : Demi Penuhi Prinsip Keadilan
74.424 Calon PPPK Kemenag Akan Ikuti Seleksi Kompetensi
Pejabat Fungsional Sekarang Ini Tak Lagi Terbebani Angka Kredit
DPRD Bojonegoro: Pemkab Harus Dialog dengan Pedagang Pasar Kota
Ganjar Pranowo Apresiasi Kades di Blora Jadi Bapak Asuh Keluarga Stunting
Pedagang Pasar Kota Minta Pemkab Bojonegoro Hormati Hukum
Kementerian PAN-RB Rampingkan 3.414 Jabatan Pelaksana Menjadi 3 Klasifikasi
Fraksi PKB DPR RI Dukung Aspirasi PPDI
Sinergi Harkamtibmas, Kapolres Bojonegoro Silaturahmi ke IKS PI Kera Sakti
Mendes Abdul Halim : Revisi UU Desa untuk Peningkatan Kesejahteraan Kades dan Perades
Masuk Peringkat Kampus Terbaik Dunia, Inilah Profil Universitas Bojonegoro
Tahun 2022, Tercatat 2.063 Warga Bojonegoro Menganggur
Bandara Ngloram Resmi Beroperasi, Seminggu Layani Dua Kali Penerbangan
PT Elnusa Sepakat Libatkan Warga Lokal di Proyek Migas Sukowati
Pusat Akan Percepat Pembangunan Jalan Daerah Penghubung Kawasan Industri
Sumur Migas YYA di Lepas Pantai Jawa Barat Siap Produksi
Sebulan, Tagihan Listrik Gedung Pemkab Bojonegoro Capai Rp 190 Juta
Mobilisasi Alat PT Elnusa di Lapangan Migas Sukowati Dicegat Warga Ngampel
Kapolres Bojonegoro Silaturahmi ke Pengurus Pagar Nusa dan SH Terate
Timbulkan Bau Busuk, PPPKB Tuding Pembongkaran Drainase Sengaja Matikan Pasar Kota
Kontribusi Elnusa Sokong Kesuksesan Temuan Sumur Migas Kolibri