Simbolkan Megengan, Pedagang Pasar Bojonegoro Buat Gunungan Apem

ANTUSIAS : Para pedagang Pasar Bojonegoro Kota saat mengarak gunungan apem menuju pasar.
Suarabanyuurip.com - Arifin Jauhari
Bojonegoro - Para pedagang Pasar Bojonegoro Kota di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar budaya tradisional menyambut bulan puasa. Perhelatan bertajuk "Megengan Mapag Ramadhan" ini disimbolkan dengan membuat kue apem berbentuk gunungan sebagai perlambang munajat kepada Tuhan Yang Maha Esa sebelum memasuki pintu Ramadhan 1444 Hijiryah/2023.
Tokoh pedagang Pasar Bojonegoro Kota, Muhammad Zaini mengatakan, agenda ini memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan aksi yang pernah dilakukan para pedagang sebelumnya. Yaitu adanya gunungan apem dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
"Gunungan apem dipilih karena ini simbol filosofi asal katanya dari Bahasa Arab Afwan. Artinya meminta maaf atau pengampunan. Apapun kesalahan kita hendaknya saling memaafkan," katanya kepada SuaraBanyuurip.com, Selasa (21/03/2023).
Ratusan pedagang Pasar Bojonegoro Kota sedang berebut gunungan apem.
© 2023 suarabanyuurip.com/Arifin Jauhari
Selain itu, menurut Zaini, dalam acara ini tetap terkandung misi perjuangan. Yakni sebagai simbol mempertahankan eksistensi para pedagang pasar Bojonegoro Kota. Terutama untuk menjaga dan merawat keberadaan pasar. Sekaligus penyampai pesan kepada para pejabat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro agar terbuka hatinya bahwa itulah yang diharapkan para pedagang.
"Apapun yang menjadi rencana Pemkab Bojonegoro, yang pasti pedagang menginginkan pasar tradisional ini harus tetap berdiri. Gunungan apem itu juga merupakan lambang semangat dalam bermunajat kepada Allah, mudah-mudahan sebagai tempat memenuhi hajat hidup orang banyak, pasar ini tetap berdiri kokoh di sini," tegas Zaini.
Sementara, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Kota Bojonegoro (PPPKB), H. Wasito menambahkan, dalam upacara gunungan apem yang diikuti sebanyak sekira 300 pedagang ini ada kegiatan kirim doa kepada para pendahulu yang terkait sejarah Pasar Bojonegoro, serta lantunan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
"Karena Pasar Bojonegoro adalah pasar sejarah. Menurut para pedagang, pasar ini bukan milik pedagang, melainkan secara historis masyarakat Bojonegoro secara umum ikut serta merasa memiliki. Posisi Alun-alun, gedung pemerintahan, masjid, dan pasar ini sejarah yang tidak boleh terpisah," ujarnya.
Di tempat yang sama, Ayik Okta Riza, salah satu pedagang merasakan semangat yang menggelora kala lantunan sholawat dikumandangkan. Dia berharap, teriring doa yang dipanjatkan, geliat ekonomi di pasar Bojonegoro bisa kembali tumbuh dan menjadi sarana menjaring rejeki demi menghidupi keluarga.
"Luar biasa Mas, meriah," ucapnya seraya ikut berebut gunungan apem.(fin)
BERITA TERKAIT
Pembebasan Lahan Bendungan Karangnongko Molor, Sukur Tuding Eksekutif Tidak Tanggap
Mengenalkan Kegiatan Hulu Migas ke Mahasiswa dan Akademisi
Jejak Kotor Pejabat Bojonegoro dalam Pembebasan Lahan
Bojonegoro Anggarkan Rp 900 Miliar untuk Rekontruksi Jalan Cor Beton
Rp 7,8 Miliar APBD Bojonegoro untuk Bantuan Partai Politik
Kacabdindik Bojonegoro-Tuban Imbau ASN Jaga Netralitas di Tahun Politik
DLH Bojonegoro Kerahkan 3 Kendaraan Angkut Sampah di Alun-alun
Kisah di Balik Pancasila: Memahami Kerangka Ideologi Indonesia
Perspektif Masyarakat Jelang Pemilu Serentak 2024
Alun-alun Bojonegoro Dipenuhi Sampah
BPK Jangan Sekadar Periksa Keuangan Berdasar Laporan
3 Kloter CJH Bojonegoro Berangkat Kamis, dan 1 Kloter Berangkat Jumat
Warga Soroti Cara Pemkab Bojonegoro Bebaskan Lahan di Desa Kalangan
PPSDM Migas Genjot Pemahaman Materi tentang Operasi Produksi
PPSDM Migas Beri Pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Tingkat Operator
Dorong KKKS Laporkan Data Lifting Migas Bulanan
Proyek Pipa Gas Cisem Tahap II Rp 3,3 Triliun Dimulai 2024
Penerimaan Negara Sektor Migas Bisa Berubah, Ini Penyebabnya
PPDB Jenjang SMA dan SMK di Bojonegoro Segera Dibuka
Khairul Anwar Ketuai PTMSI Bojonegoro 2023-2027
Pertamina Tanda Tangani Kontrak Kerja 2 WK dengan Skema Cost Recovery