Usai Sosialisasi, Pertamina EP Sukowati Berikan Pelatihan Pertanian Organik

PELATIHAN : Ketua Carrios, Alik sedang menunjukkan bukti bahwa akar adalah pimpinan tanaman.
Suarabanyuurip.com - Arifin Jauhari
Tuban - Operator ladang minyak dan gas bumi (Migas) Blok Tuban, PT Pertamina Eksplorasi dan Produksi (EP) Sukowati Field kini mulai memberikan pelatihan pertanian organik kepada para petani di Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Pelatihan ini dilakukan setelah usai menjalankan tahapan sosialisasi program Pertanian Sehat Ramah Lingkungan dan Berkelanjutan (PSRLB).
Pelatihan kepada masyarakat petani di sekitar wilayah kerja ini diagendakan berlangsung selama lima hari. Mulai Jumat 12 Mei 2023 sampai dengan Rabu 17 Mei 2023. Kegiatan yang dipusatkan di Desa Rahayu ini diikuti oleh dua kelompok tani (poktan), satu kelompok wanita tani, dan satunya lagi gapoktan (gabungan kelompok tani) desa setempat.
Field Manager PT Pertamina EP Sukowati Field, Totok Parafianto melalui Superientendend HSSE, Eric Wibisono, mengatakan, bahwa program pelatihan pertanian organik yang digelar di Tuban ini merupakan yang pertama diadakan di Jawa Timur. Untuk itu, pihaknya menggandeng lembaga pendamping berkompeten dari Carrios, akronim Carita Rindang Organik Sejahtera.
"Mudah-mudahan jumlah peserta nantinya semakin bertambah, sehingga semakin banyak yang dapat merasakan manfaat bertani sehat dan semakin banyak yang bisa menularkan ilmu," kata Eric Wibisono kala membuka pelatihan.
Ketua Carrios, Alik mengaku, telah mendapat kesempatan dari Pertamina EP Sukowati untuk melihat proses budidaya pertanian yang sesungguhnya di Desa Rahayu. Dengan pengalaman dan keilmuan yang dimiliki, kondisi itu menjadi sebuah tinjauan. Yakni berujung pada istilah yang dikatakan kerapuhan alam.
"Kerapuhan alam ini harus diselamatkan," ujar ayah dr. Rianti Maharani, dokter herbal yang biasa tampil di layar kaca televisi nasional ini.
Dari tinjauan masalah dimaksud, kata Alik, muncul landasan berpikir, yang pertama ialah tentang bagaimana hukum pengembalian alam. Yaitu tidak pernah ada hutan dipupuk kimia, maupun disemprot bahan kimia pestisida tetapi tanam hutannya tetap bagus terus sampai kayunya besar. Ini terjadi karena ada hukum pengembalian yang terus berlangsung.
"Sehingga ada daur aliran energi yang tidak terganggu. Untuk itu (hukum pengembalian tadi) sebagai landasan berpikir untuk pertanian organik. Yakni pertanian yang berasal dari segala sesuatu yang hidup. Lalu ke dua, dalam hukum pengembalian adalah bertani yang sepadan," tandasnya.
Pria asal Jawa Barat ini kemudian menyampaikan kepada para peserta tentang rumah tangga alam atau kata lain dari ekologi. Ihwal ekologi ini, pertama dijabarkan mengenai ekologi tanah. Artinya rumah tangga alam yang berada di dalam tanah.
"Kami telah bertani organik sejak 1998. Setiap 1 meter, kami temukan 218 ekor cacing. Tetapi dalam pertanian kimia, kami tidak temukan 1 ekor cacing di tanah persawahan. Padahal cacing ini ibarat karyawan kita," bebernya.
Selain berbagai ilmu secara teori tentang berbagai hal menyangkut pertanian organik, mulai pupuk, penanggulangan hama secara organik, mengenal unsur hara dan sebagainya, para peserta juga bakal terjun praktek didampingi para ahli dari Carrios hingga pelatihan berakhir lima hari kedepan.(fin)
BERITA TERKAIT
Rencana Proyek Migas Kolibri Bakal Dikerjakan Lagi
Telan Biaya Rp 2,9 Miliar, Jalan Cor Wonocolo - Kawengan Baru Setahun Sudah Rusak
KAI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SLTA Hingga S1, Formasi Ini yang Dibutuhkan
Fenomena Long Weekend: 593.130 Penumpang Padati Kereta Api Indonesia
Cor Beton Tumpah di Jalan, Bahayakan Keselamatan Pengendara
Sering Derita Kerugian Tanam Padi, Petani Blok Cepu Beralih Kelola Jambu Kristal
Pengeboran Sumur Pengembangan Meningkat, Produksi Minyak Nasional Naik
Lima Penyakit yang Harus Diwaspadai oleh Jemaah Haji Indonesia
Menteri Anas : Transformasi Digital Akan Membawa Digital Pemerintah Lebih Baik
FSO Ardjuna Sakti: Perjalanan Panjang Kapal yang Kini Tak Lagi Milik Negara
Kecepatan KA Melintas di Bojonegoro Kini Capai 105 Km/Jam, Warga Perlu Hati-hati
Pembebasan Lahan Bendungan Karangnongko Molor, Sukur Tuding Eksekutif Tidak Tanggap
Mengenalkan Kegiatan Hulu Migas ke Mahasiswa dan Akademisi
Jejak Kotor Pejabat Bojonegoro dalam Pembebasan Lahan
Bojonegoro Anggarkan Rp 900 Miliar untuk Rekontruksi Jalan Cor Beton
Rp 7,8 Miliar APBD Bojonegoro untuk Bantuan Partai Politik
Kacabdindik Bojonegoro-Tuban Imbau ASN Jaga Netralitas di Tahun Politik
DLH Bojonegoro Kerahkan 3 Kendaraan Angkut Sampah di Alun-alun
Kisah di Balik Pancasila: Memahami Kerangka Ideologi Indonesia
Perspektif Masyarakat Jelang Pemilu Serentak 2024
Alun-alun Bojonegoro Dipenuhi Sampah