Inspiratif, Ibu-ibu di Bojonegoro Kelola Bank Sampah Produksi Pupuk Organik

25009
SuaraBanyuurip.com - Joko Kuncoro
Bojonegoro - Sudarwati, Winarsih dan Rukaniyatun serta para ibu di Desa Kedungdowo Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur cukup inspiratif. Mereka mengolah sekam limbah padi menjadi barang yang bernilai ekonomi. Limbah padi tersebut diolah menjadi arang sekam yang bermanfaat untuk tanaman.
Sebelum bank sampah mawar Desa Kedungdowo berdiri, para ibu-ibu mengambil sampah di sekitar lingkungan baik dari tetangga maupun anggota Fatayat NU. Mereka berkeliling dari rumah ke rumah.
"Berawal dari situ kami melihat ada sampah berserakan dari limbah padi yakni sekam. Dan berjalanya waktu kami membetuk kelompok bank sampah mawar," kata Sudarwati, Ketua Bank Sampah Mawar mengawali cerita sebagaimana dikutip dari Channel YouTube dariNOL.
Sebab, sekarang masyarakat sudah tidak menggunakan sekam untuk memasak dan diganti dengan LPG. Biasanya sekam hasil dari penggilingan padi kebanyakan hanya dibiarkan masyarakat bahkan berserakan di pinggir jalan.
Namun, baginya sekam bisa dimanfaatkan dan diolah menjadi pupuk tanaman. Nah, inisiatif inilah yang membuat Winarsih bersama rekannya mengolah limbah padi menjadi sekam arang hingga kini.
Sekam arang ini sangat bermanfaat bagi tanaman baik bunga maupun buah-buahan. Sebab ada dua jenis sekam arang yang diolah kelompok bank sampah mawar yakni sekam arang biasa dan sekam arang organik campuran dari kotoran hewan.
"Ya, kalau campuran kotoran hewan harus difermentasi selama tiga minggu. Sekam organik ini bisa dibuat pupuk sayuran sawi dan buah pisang. Dan untuk sekam arang non organik dibuat seperti tanaman bunga," kata Winarsih.
Proses pembakaran limbah padi untuk menjadi sekam arang cukup mamakan waktu lama yakni sekitar 5 jam. Itu untuk 5 sampai 10 sak sekam. Sementara untuk satu sak sekam bisa mengahasilkan 7 bungkus arang sekam yang beratnya 3 kilogram (kg).
"Kalau sebulan bisa memproduksi 100 bungkus arang sekam. Dan satu bungkus harganya Rp 5 ribu," kata wanita juga pengurus Muslimat NU itu.
Rukaniyatun menambahkan setiap seminggu pasti memproduksi sekam untuk dibakar. Karena sebagian besar masyarakat Desa Kedungdowo merupakan petani sehingga setiap bulannya menggiling padi.
Uniknya ibu-ibu kelompok bank sampah ini saat mengambil sekam dalam jumlah banyak harus menyopir sendiri menggunakan tosa roda tiga. Meskipun awalnya takut, akan tetapi ketika sudah terbiasa pasti berani.
"Kalau dalam jumlah banyak kami ambil menggunakan tosa dan disupir sendiri oleh anggota bank sampah. Saat ini ada 27 anggota bank sampah," katanya.
Selain mengolah sekam, bank sampah mawar juga mengolah sampah plastik, atom hingga kardus. Namun, untuk pengambilannya empat kali dalam sebulan.
"Beda pengambilannya karena untuk sampah seperti itu tidak banyak," katanya.
Kedua perempuan itu berharap bisa mengembangkan arang sekam ini dan terjual di pasaran luas. Juga, kelompok bank sampah mawar membutuhkan pelatihan untuk mengembangkan sehingga dapat berkelanjutan.(jk)
BERITA TERKAIT
Produksi Migas Pertamina Hulu Energi Triwulan Pertama Lampaui Target
PPSDM Migas Gelar Pelatihan Micro Learning di Industri Migas
Pemerintah Resmi Buka Penerimaan Calon Taruna dan Praja Jalur Sekolah Kedinasan
Cuti Bersama Lebaran Diajukan, Komisi V : Lonjakan Pemudik Harus Diantisipasi
40 Tahun Kiprah Elnusa di Blok Mahakam
Drawing Piala Dunia U-20 Batal, DPR: Pemerintah Harus Antisipasi Kemungkinan Terburuk
Mayat Tanpa Identitas di Bengawan Solo Diketahui Asal Sragen Jawa Tengah
I Ketut Sulasta : Gus Huda Pelopor Kerukunan Antar Umat Beragama di Bojonegoro
50% Penemuan Sumur Eksplorasi di Tanah Air Berupa Gas
AAL Kirim Prajuritnya Ikuti Pelatihan Pengelolaan BBM dan Pelumas di PPSDM Migas
Kementerian ESDM Selenggarakan High Level Human Capital Summit di JCC Senayan
123,8 Juta Orang Diprediksi Akan Mudik Lebaran Idul Fitri 2023
Pasar Seni di Festibale Ramadhan Jadi Pemersatu Seniman
Mayat Tanpa Indentitas Ditemukan Mengapung di Sungai Bengawan Solo
Penerima BLT DD Mojodelik 2023 Berkurang Separuh Lebih
Siapkan Layanan Penukaran Uang Pecahan, Bank Indonesia Jatim Sediakan Rp 24,5 Triliun
Diduga Serangan Jantung, Seorang Laki-laki Ditemukan Meninggal Dunia Saat Gowes
Bangkitkan Ekonomi Masyarakat Blora Melalui Bazar Ramadan
Produksi Terserap 50 Persen, Industri Semen Indonesia Harus Tembus Pasar Global
Diduga Korsleting Listrik, Empat Rumah di Bojonegoro Terbakar
Masjid Nurul Huda, Bukti 300 Tahun Syiar Islam di Bojonegoro