Retno Wulansari Olah Salak Jadi Kuliner Unik, dari Brownies hingga Kukis

22791
SuaraBanyuurip.com - Joko Kuncoro
Bojonegoro - Camilan olahan salak kini sudah banyak ditemui di sejumlah outlet Bojonegoro, Jawa Timur. Hal ini seiring melimpahnya buah salak di Desa Wedi, Kecamatan Kapas. Salah satunya hasil kreasi Retno Wulansari yang mengolah salahmenjadi tujuh macam camilan di antaranya kukis dan brownies salak.
Ide membuat olahan salak ini awalnya karena melimpahnya buah salak yang tumbuh di kebun di Desa Wedi, Kecamatan Kapas. Banyaknya buah salak lantas membuat perempuan usia 32 tahun itu berpikir membuat inovasi makanan berbahan dasar salak.
"Berawal adanya Festival Salak Wedi pada 2017 lalu. Festival salak itu yang pertama, akhirnya karena buah melimpah dan berinovasi membuat produk buah salak," ungkapnya, Kamis (17/6/2021).
Ternyata produk camilan salak buatan milik Wulan ini banyak peminatnya. Sebab, ia memiliki tujuh pilihan camilan salak yang berbeda di antaranya kurma salak, asinan salak, setup salak, kukis salak, madumongso salak, brownies salak, hingga bubuk biji salak
"Banyak macamnya jadi proses pembuatannya juga beda," kata perempuan asal Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro ini.
Karena Desa Wedi merupakan potensi dengan hasil pertanian kebun salak ia mencoba kerjasama. Yakni saat waktu panen raya membuat produk olahan agar konsumen tertarik. Namun, awalnya pada 2017 lalu belum mendapat produksi Industri Rumah Tangga Pangan (PIRT) dan pemasarannya masih melalui media sosial.
Setelah PIRT keluar ia mulai menitipkan produk olahan salak miliknya ke outlet hingga swalayan di Bojonegoro. Produknya ia berikan nama Shanum Salak yang memiliki arti anugerah dari Allah Desa Wedi memiliki kebun salak.
Sedangkan, untuk produk utamanya adalah kurma salak. Setelah itu ia berinovasi membuat olahan salak lainnya seperti madumongso dan kukis salak. Harganya pun tentu berbeda mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 25 ribu tergantung macam olahan yang dipilih.
"Untuk omzet dari olahan salak ini Rp 5 hingga Rp 7 juta, akan tetapi pandemi Covid-19 ini mengalami penurunan.
Dia menambahkan, untuk rasa olahan buah salak ini tentu berbeda dari yang lainnya. Olahan salak ini masih menonjolkan rasa manis hingga asam.(jk)
BERITA TERKAIT
Produksi Migas Pertamina Hulu Energi Triwulan Pertama Lampaui Target
PPSDM Migas Gelar Pelatihan Micro Learning di Industri Migas
Pemerintah Resmi Buka Penerimaan Calon Taruna dan Praja Jalur Sekolah Kedinasan
Cuti Bersama Lebaran Diajukan, Komisi V : Lonjakan Pemudik Harus Diantisipasi
40 Tahun Kiprah Elnusa di Blok Mahakam
Drawing Piala Dunia U-20 Batal, DPR: Pemerintah Harus Antisipasi Kemungkinan Terburuk
Mayat Tanpa Identitas di Bengawan Solo Diketahui Asal Sragen Jawa Tengah
I Ketut Sulasta : Gus Huda Pelopor Kerukunan Antar Umat Beragama di Bojonegoro
50% Penemuan Sumur Eksplorasi di Tanah Air Berupa Gas
AAL Kirim Prajuritnya Ikuti Pelatihan Pengelolaan BBM dan Pelumas di PPSDM Migas
Kementerian ESDM Selenggarakan High Level Human Capital Summit di JCC Senayan
123,8 Juta Orang Diprediksi Akan Mudik Lebaran Idul Fitri 2023
Pasar Seni di Festibale Ramadhan Jadi Pemersatu Seniman
Mayat Tanpa Indentitas Ditemukan Mengapung di Sungai Bengawan Solo
Penerima BLT DD Mojodelik 2023 Berkurang Separuh Lebih
Siapkan Layanan Penukaran Uang Pecahan, Bank Indonesia Jatim Sediakan Rp 24,5 Triliun
Diduga Serangan Jantung, Seorang Laki-laki Ditemukan Meninggal Dunia Saat Gowes
Bangkitkan Ekonomi Masyarakat Blora Melalui Bazar Ramadan
Produksi Terserap 50 Persen, Industri Semen Indonesia Harus Tembus Pasar Global
Diduga Korsleting Listrik, Empat Rumah di Bojonegoro Terbakar
Masjid Nurul Huda, Bukti 300 Tahun Syiar Islam di Bojonegoro