APBD Bojonegoro Tinggi Belum Ramah Difabel

24275
SuaraBanyuurip.com - Sami'an Sasongko
Bojonegoro - Bojonegoro sebagai kabupaten dengan postur atau komposisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang sangat tinggi di Jawa Timur dinilai masih belum ramah difabel. Terlihat dari fasilitas umum dan sarana publik yang belum memberikan kemudahan kepada penyandang disabilitas.
“Trotoar kita sudah bagus, tapi belum nyaman untuk tuna netra. Gedung-gedung pemerintah juga belum bisa diakses sepenuhnya oleh difabel,” ungkap Natasha Devianti, Anggota Komisi C DPRD Kabupaten Bojonegoro dalam acara Mendengar dan Mengawal Aspirasi di Rumah Bersama Disabilitas Bojonegoro, Rabu (19/1/2022).
Menurut legislator perempuan asal PDIP tersebut, pembangunan di Bojonegoro harus melibatkan semua pihak, termasuk para difabel. Pembangunan infrastruktur yang sedang gencar dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro memang dibutuhkan masyarakat. Jalan, jembatan, dan gedung-gedung pelayanan ditingkatkan. Namun sangat disayangkan karena minim partisipasi publik.
“Sejatinya pembangunan ini untuk kita semua warga Bojonegoro. Makanya harus sesuai dengan kebutuhan dan harapan kita semua, termasuk teman-teman difabel,” imbuh legislator muda yang akrab dipanggil Kak Sasha itu dalam surat elektronik yang diterima SuaraBanyuurip.com.
Dalam pertemuan yang diikuti oleh berbagai organisasi difabel di Kabupaten Bojonegoro, Sasha mengajak semuanya untuk berani bicara dan menyuarakan kepentingan difabel. Namun perlu ada pendampingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dia akan terus mendorong Pemkab Bojonegoro agar proaktif memberikan ruang kepada teman-teman difabel.
“Kami menyambut baik dukungan ini. Ruang-ruang aspirasi yang selama ini sudah sangat langka membuat kami bersemangat,” ucap Tahir, Ketua DPC Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Bojonegoro.
Tahir sendiri melihat pembangunan Bojonegoro sangat gencar. Namun pelibatan kaum marginal perlu ditingkatkan lagi. Sehingga pembangunan terasa oleh semua.
Selain PPDI, hadir pula dari Gergatin dan Pertuni. Elemen-elemen organisasi difabel berkumpul dalam diskusi yang merupakan bagian dari Reses Masa Sidang I 2020 dari anggota dewan Natasha Devianti.
Natasha berjanji, apa yang menjadi unek-unek dan masukan dalam reses ini akan dibawa menjadi pokok pikiran DPRD Bojonegoro. Ke depan, kata dia, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro harus mewujudkan Bojonegoro yang inklusif, responsif gender dan ramah disabilitas.
“Tentu ini seharusnya sejalan dengan 17 program prioritas Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bojonegoro saat ini,” pungkas Sasha.(sam)
BERITA TERKAIT
Ditjen Migas Beberkan Tantangan Optimasi Gas Bumi Sebagai Energi Transisi
Tak Berlaku Bagi Masyarakat, Pejabat dan ASN Wajib Meniadakan Buka Bersama
Biofertilizer PEP Donggi Matindok Field Dukung Pertanian Berkelanjutan
Jaga Stok Darah, PMI Bojonegoro Gelar Safari Donor Selama Ramadan
Gas Bumi Jadi Energi Transisi Menuju Lebih Bersih
Pertamina Hulu Indonesia Jalankan Strategi Borderless di WK Tumpang Tindih
Gubernur Jatim Bolehkan Warung Makan Buka Selama Ramadan Tapi dengan Tirai
Delapan Wisata Jawa Timur Raih Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023
Pertamina Hulu Rokan Dorong Kreativitas Pemuda
Optimis Revisi UU Migas Akan Dongkrak Lifting
9.811 SR Jargas Telah Dinikmati Masyarakat Bojonegoro
Tradisi Nyekar Jelang Ramadan, Jadi Berkah Bagi Penjual Bunga Tabur
Pertamina EP Sukowati Field Fokus Tangani Stunting di Tuban
UKM Pagar Nusa Unugiri Sabet 19 Medali di Widuri Open 2023
Transisi Energi Berkelanjutan, Berpotensi Buka Lapangan Kerja Baru
Praktik Enterprenuer (P5) SMP Negeri 2 Blora
Punya Keuangan Kuat, PGE Kembangkan Energi Panas Bumi
Banyak Kendala di Lapangan, 189 Jargas di Bojonegoro Akan Dicabut
Kampanyekan Teladan Gus Dur, Komunitas Gusdurian Bojonegoro Gelar Ruang Musik
Selamatkan Hutan, IDFoS Indonesia Kampanye Gerakan Lestari Alam Raya
Pertama Kali, Pertamina Geothermal Energy Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit