Serapan APBD Bojonegoro Terendah se Jatim

23300
SuaraBanyuurip.com - Arifin Jauhari
Bojonegoro - Serapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bojonegoro yang berada di posisi paling rendah se Jawa Timur (Jatim) membuat prihatin Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat. Sukur Priyanto salah satunya.
"Tentu saya prihatin, serapan APBD di Kabupaten Bojonegoro ini masih sangat rendah. Bahkan berada di posisi paling rendah se Jatim," kata Wakil Ketua I DPRD Bojonegoro, Sukur Priyanto kepada SuaraBanyuurip.com, Kamis (09/09/2021) kemarin.
Hal itu diketahui oleh Sukur saat mengikuti rapat melalui zoom se Jatim dalam rangka persiapan pembahasan RAPBD-P (Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah-Perubahan). Bahwa penyerapan anggaran di Bojonegoro baru mencapai 31,8 persen.
"Saya juga sudah konfirmasi ke bagian keuangan. Dan memang benar serapan APBD kita rendah, ini sangat kita sayangkan," ujarnya.
Pimpinan Partai Demokrat Kabupaten Bojonegoro ini menilai, rendahnya serapan APBD adalah ironi. Dimana kekuatan APBD Bojonegoro yang mencapai Rp 6 triliun lebih atau tertinggi kedua se Provinsi Jatim. Tetapi serapannya justru berada pada peringkat ke 38 dari 38 kabupaten/kota se Jatim.
Penyerapan APBD Bojonegoro yang berada dikisaran 31 persen itu bahkan berada dibawah target yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat yaitu sebesar 50 persen. Seharusnya, menurut Sukur pada bulan September ini serapan anggaran sudah mencapai 60 persen.
"Kendala akselerasi serapan APBD yang lambat ini perlu kita cari tahu penyebabnya. Apakah semangat OPD, ataukah regulasi yang memang rumit, ataukan faktor lainnya," ucapnya.
Serapan anggaran yang rendah, menurut Sukur, berdampak pada stabilitas ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu pihaknya mendorong Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro agar melakukan proses percepatan pencairan kegiatan di tiap OPD (Organisasi Perangkat Daerah).
Pada sisa waktu tahun anggaran 2021 ini, kata Sukur, diharapkan jika terjadi serapan APBD lebih cepat, bakal dipastikan ber-impact tinggi pada sosial ekonomi.
"Dan tentunya semakin mempermudah akses ekonomi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sehingga mampu menaikkan daya beli masyarakat. Kami kasihan pada masyarakat," pungkasnya.(fin)
BERITA TERKAIT
Ditjen Migas Beberkan Tantangan Optimasi Gas Bumi Sebagai Energi Transisi
Tak Berlaku Bagi Masyarakat, Pejabat dan ASN Wajib Meniadakan Buka Bersama
Biofertilizer PEP Donggi Matindok Field Dukung Pertanian Berkelanjutan
Jaga Stok Darah, PMI Bojonegoro Gelar Safari Donor Selama Ramadan
Gas Bumi Jadi Energi Transisi Menuju Lebih Bersih
Pertamina Hulu Indonesia Jalankan Strategi Borderless di WK Tumpang Tindih
Gubernur Jatim Bolehkan Warung Makan Buka Selama Ramadan Tapi dengan Tirai
Delapan Wisata Jawa Timur Raih Anugerah Desa Wisata Indonesia 2023
Pertamina Hulu Rokan Dorong Kreativitas Pemuda
Optimis Revisi UU Migas Akan Dongkrak Lifting
9.811 SR Jargas Telah Dinikmati Masyarakat Bojonegoro
Tradisi Nyekar Jelang Ramadan, Jadi Berkah Bagi Penjual Bunga Tabur
Pertamina EP Sukowati Field Fokus Tangani Stunting di Tuban
UKM Pagar Nusa Unugiri Sabet 19 Medali di Widuri Open 2023
Transisi Energi Berkelanjutan, Berpotensi Buka Lapangan Kerja Baru
Praktik Enterprenuer (P5) SMP Negeri 2 Blora
Punya Keuangan Kuat, PGE Kembangkan Energi Panas Bumi
Banyak Kendala di Lapangan, 189 Jargas di Bojonegoro Akan Dicabut
Kampanyekan Teladan Gus Dur, Komunitas Gusdurian Bojonegoro Gelar Ruang Musik
Selamatkan Hutan, IDFoS Indonesia Kampanye Gerakan Lestari Alam Raya
Pertama Kali, Pertamina Geothermal Energy Bukukan Pendapatan dari Carbon Credit